"Bayangin aja. Ada satu sepeda di tengah motor dan mobil, enggak ada apa-apanya. Bahkan pejalan kaki kan lebih parah lagi,” kata pendiri komunitas sepeda Fixietas Jakarta, Karfianda Suryoutoro, di Taman Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (27/3/2015).
Karfianda sudah menjadi pengendara sepeda di tengah Ibu Kota sejak duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA). Lalu, ia lebih rutin lagi menjadi goweser, sebutan bagi pengendara sepeda, sejak lulus dari kuliah.
Berdasar pengalaman Karfianda, Jakarta belum bisa dikategorikan sebagai kota yang aman untuk pengendara sepeda. Tak jarang, dirinya sempat mengalami jatuh bangun tertabrak mobil atau sepeda motor.
"Kalau menurut gue, Jakarta buat pesepeda enggak sehat, tapi enggak parah bangetlah ya. Namanya juga orang-orang cepet banget kepancing emosi,” kata Karfianda.
Atas kejadian itu, Karfianda kerap kali menasehati sesema pengendara sepeda untuk berkendara dengan aman. Salah satunya dengan memakai pengaman seperti helm sepatu. Tak lain, itu bertujuan untuk keselamatan pengendara sepeda itu sendiri saat di jalan.
Selain itu, lanjut Karfianda, para pesepeda kerap kali menghadapi para penjahat jalanan. Tak sedikit dari mereka yang harus merelakan barang-barangnya ditodong di tengah jalan.
“Ya jambret paling seringnya. Kejadiannya malam kalau habis pulang acara,” kata Karfianda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.