Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kadisdik: Baru Pertama Kali Terjadi Kepsek Keluyuran Saat UN

Kompas.com - 17/04/2015, 10:12 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Arie Budhiman mengaku sedang menunggu instruksi Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama untuk memberi sanksi kepada Kepala SMA 3 Retno Listyarti yang keluyuran dari sekolahnya saat penyelenggaraan Ujian Nasional (UN), Selasa (14/4/2015) lalu. Nantinya, Inspektorat DKI yang akan menyelidiki kesalahan-kesalahannya karena lalai melaksanakan tanggung jawabnya tersebut. 

"Intinya kalau meninggalkan tugas itu kan dia kurang bertanggung jawab. Kalau memang nanti dari tim reformasi birokrasi, nanti saya minta inspektorat lakukan pemeriksaan. Dia salah ya beri sanksi, proporsional," kata Arie, Jumat (17/4/2015). 

Menurut dia, seharusnya Retno tetap menjalankan tugasnya sebagai kepala sekolah. Bukan justru meladeni permintaan wawancara langsung dengan stasiun televisi dan dilakukan di sekolah lain pada waktu yang bersamaan dengan UN. Bahkan, lanjut Arie, kasus Retno ini merupakan yang pertama kali terjadi selma pelaksanaan UN.

"Enggak ada sebelum-sebelumnya. Cuma dia, baru kali ini deh terjadi," kata Arie. 

Di sisi lain, Retno membela diri bahwa dalam wawancara dengan stasiun televisi itu atas perannya sebagai Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI). Ia juga mengklaim sudah tiba di sekolahnya kembali pada pukul 07.26.

Padahal, Retno melakukan sesi wawancara saat Presiden Joko Widodo, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, dan Menteri Pendidikan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan sedang interview bersama wartawan. Saat itu, siswa-siswi di SMA 2, Olimo, Jakarta Barat sudah masuk ke kelas dan melaksanakan ujian. 

Menurut Retno, perannya di FSGI berdasar pada Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen. Tugasnya adalah berbicara untuk kepentingan pendidikan. Sementara itu, ketentuan kepala sekolah harus berada di sekolah selama pelaksanaan UN diatur di Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010.

Ia merasa perannya di FSGI lebih besar ketimbang kepala sekolah. Menanggapi hal ini, Arie menjawab singkat. "Dia memang selalu punya alasan," kata Arie.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com