Kendati demikian, masih tersisa satu nama lain, yakni Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat yang bisa menjadi pertimbangan lain.
Dalam survei yang dilakukan Cyrus Network dengan simulasi empat nama tersebut dapat dilihat elektabilitas Ahok, sapaan Basuki mencapai 37,3 persen.
Diikuti Ridwan Kamil 23,8 persen, Risma 18,3 persen, Djarot 6,3 persen dan sisanya ragu-ragu 4,2 persen, tidak menjawab 4,1 persen.
CEO Cyrus Network Hasan Nasbi menyebut mantan Djarot tidak mampu menyaingi Ahok, Ridwan Kamil dan Risma.
Namun, hal ini ditanggapi lain oleh pengamat politik Muradi yang menyebut Djarot bisa menyodok nama-nama tersebut tahun depan. Sebab, Djarot dianggap sengaja disiapkan oleh partainya untuk memimpin Jakarta.
"Djarot sudah disiapkan masuk Jakarta. Cuma karena dia orangnya pelan-pelan," kata Muradi.
Bahkan, Muradi menyebut Djarot bisa jadi 'kuda hitam' di Pilkada 2017 nanti. Selama ini Djarot masih mengobservasi wilayah DKI Jakarta.
"Djarot bisa jadi kuda hitam. Mungkin dia bisa jadi gubernur atau wakil gubernur," ucap Muradi.
Survei tersebut diselenggarakan pada 23-27 April 2015. Metode yang dilakukan adalah multistage random sampling. Responden tersebar secara proporsional di seluruh wilayah kelurahan DKI Jakarta dengan umur minimal 17 tahun.
Responden yang terpilih diwawancarai lewat tatap muka. Jumlah responden sebanyak 1.000 orang dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error kurang lebih 3,1 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.