Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lapor Polisi Ditolak, Dianggap Penipuan Modus Ini Sering Terjadi

Kompas.com - 11/06/2015, 10:17 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


DEPOK, KOMPAS.com
- Para orangtua mengaku kecewa ketika mendapat penolakan saat melaporkan lembaga kursus bahasa asing, Global Bahasa, Depok, ke Polda Metro Jaya. Alasannya, kasus penipuan semacam itu sering terjadi.

Salah satu orangtua murid, Tyas, mengatakan, dia dan 19 orangtua lainnya melaporkan Global Bahasa ke Polda Metro Jaya pada 6 Juni 2015. Namun, saat itu, petugas kepolisian mengatakan data yang mereka miliki tidak cukup kuat.

"Mohon maaf saya bukannya memandang buruk pihak kepolisian. Tapi pada saat kami sampai di sana, kami seperti dipandang sebelah mata," kata Tyas, salah satu orangtua, Rabu (10/6/2015). 

"Mungkin data yang kami berikan tidak cukup. Tapi mereka sempat mengatakan kasus yang seperti ini bukan kali ini saja terjadi. Jadi tidak hanya terjadi di kami," kata dia lagi.

Tyas menyesalkan penolakan tersebut. Seharusnya, kata dia, penipuan dengan modus lembaga kursus itu tidak terulang lagi.

Sebelumnya, orangtua mengatakan kegiatan kursus di Global Bahasa, Depok, telah terhenti sejak beberapa bulan terakhir. Mereka merasa telah menjadi korban penipuan pemilik lembaga itu.

Para pemilik menghentikan operasional lembaga kursus tanpa pemberitahuan kepada orangtua. Hal itu disertai dengan menghilangnya kedua pemilik.

"Kita ingin ada awareness dari instansi pemerintah yang terkait. Jangan sampai ada lembaga kursus yang bodong seperti ini," ujar Tyas.

Pada kesempatan yang sama, kuasa hukum para orang tua murid Muhammad Fauzi Heru Santoso mengatakan, pada Senin (15/6/2015) nanti, pihak orang tua akan melakukan pelaporan ulang ke Mapolda Metro Jaya dengan menyertakan jumlah korban yang lebih banyak.

"Nanti kalau tidak juga direspon ya kita akan ke Kompolnas," ujar Heru, yang juga salah satu orangtua murid. (Baca: Sudah Bayar Rp 8 Juta, Orangtua Protes Ditutupnya Global Bahasa Depok)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com