Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Riuhnya Pasar Murah Hati Suci Pagi Ini

Kompas.com - 21/06/2015, 11:36 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejak dari pintu masuk, keriuhan sudah terasa di Jalan Hati Suci, Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Minggu (21/6/2015) pagi. Deretan kendaraan yang didominasi sepeda motor berjajar di pinggir jalan.

Petugas dengan peluitnya memandu pengendara yang baru akan memarkir sepeda motornya. Di sekitar parkiran dadakan di pinggir jalan tersebut, tampak puluhan orang lalu lalang membawa sebuah plastik bahkan karung berukuran besar.

Tak jauh dari parkiran, antrean manusia terlihat. Mereka seolah tak menghiraukan peluh yang membasahi tubuh demi mendapatkan sembako dengan harga miring di Pasar Murah Hati Suci pagi itu.

"Sudah datang dari jam 08.00, ngantre sembako murah, panjang banget. Tapi lumayan banget buat puasa dan tambahan Lebaran," ujar Indah (32), warga Kampung Bali.

Sembako di Pasar Murah memang dijual dengan harga yang cukup miring. Sebagian produk bahkan dijual setengah harga, misalnya beras, dijual per 4 liter dengan harga Rp 15.000 dari harga Rp 30.000. Minyak goreng 1 liter dijual Rp 8.000 dari harga Rp 14.000. Sirup yang dijual dengan harga Rp 12.000 dari Rp 17.000.

Ribuan warga pun antusias untuk membelanjakan uangnya membeli bahan-bahan kebutuhan pokok tersebut. Namun, tidak semua warga bisa membelinya. Sebab, hanya warga yang memiliki kupon saja yang berhak membeli sembako murah.

"Saya dapatnya dari Pak RT sudah seminggu dua minggu lalu, hari ini langsung saya belanjakan," ungkap Indah.

Berbeda dengan Indah, Kaseim (34), warga Bendungan Hilir, Tanah Abang, tidak bisa mengincar sembako murah. Namun, ia tetap antusias untuk datang ke Pasar Murah Hati Suci. Sebab ia bisa mendapatkan barang-barang lainnya seperti pakaian, mainan, buku, hingga peralatan mandi dengan harga yang sangat terjangkau.

"Pakaian-pakaian cuma Rp 1.000 Mbak, bisa buat kerja dan sehari-hari," ungkap pedagang makanan ini.

Suasana di dalam Pasar Murah terhitung sangat ramai. Antusiasme ratusan warga membuat tempat yang sebenarnya merupakan gedung sekolah itu terasa sesak. Ratusan orang tumpah ruah di beberapa sudut gedung.

Puluhan relawan berbaju merah tampak mengatur ratusan warga supaya tidak terjadi aksi saling dorong. Namun, karena berdesakan dan antusiasme mendapatkan barang, beberapa warga tampak saling mendorong.

"Mau bagaimana lagi, Mbak, namanya juga rame begini. Saya dijorokin (didorong), saya dorong balik. Tapi ya enggak sampai jatuh," ucap Nabila (21), warga Kebon Kacang, sambil tertawa.

Meski begitu, ia mengaku senang dengan adanya Pasar Murah. Sebab, ia sangat diuntungkan dengan harga miring yang dijual di sana. Ia tambak menenteng kantong plastik berisi beberapa boneka dan tas sekolah. "Semuanya Rp 5.000-an," kata dia denan senyum semringah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com