Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bus Transjakarta Kerap Bermasalah, Ahok Diminta Tegas

Kompas.com - 18/07/2015, 17:45 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Belakangan kasus bus transjakarta yang bermasalah kerap menjadi sorotan. Terbaru, pada Sabtu (18/7/2015) siang tadi, sebuah bus transjakarta, yang dikelola oleh operator dari Damri mengalami musibah terbakar di bagian belakang mesin.

Masalah yang kerap muncul itu membuat diusulkannya evaluasi terhadap direksi PT Transjakarta. Sebab, Transjakarta dianggap harus mampu melakukan pengawasan yang ketat terhadap operator-operator yang bergabung mengoperasikan bus.

Pengamat Transportasi Dharmaningtyas menyarankan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memberi tenggat waktu kepada PT Transjakarta dalam tiga bulan ke depan. Jika masih terjadi kasus seperti itu, ia berharap Ahok mengevaluasi direksi Transjakarta.

"Dalam tiga bulan kalau terjadi kasus lagi, mutlak harus ada evaluasi kinerja direksi. Kalau perlu perombakan manajemen," kata Dharmaningtyas, kepada Kompas.com, Sabtu (18/7/2015).

Dharmaningtyas mengatakan, setelah berubah bentuk dari Unit Pelayanan Teknis (UPT) menjadi perseroan terbatas (PT), masalah pada bus transjakarta yang muncul seharusnya dapat diminimalisasi.

Direksi Transjakarta, lanjutnya, sudah digaji tinggi oleh Pemprov DKI sehingga seharusnya profesional. Namun, beberapa kasus masih saja terjadi. Misalnya, bus transjakarta yang rem blong di Mampang, Jakarta Selatan lalu menabrak kendaraan dan melukai beberapa orang, serta kasus bus transjakarta yang terbakar di Halte Salemba UI, Jakarta Pusat.

"Kalau tidak salah tahun ini (setelah dipegang PT Transjakarta) ada empat kejadian (berbagai kasus). Belum lagi yang mogok, enggak kehitung," ujar Dharmaningtyas.

Dia pun meminta pihak Transjakarta jangan menyalahkan operator meski kasus-kasus yang tadi terjadi melibatkan bus dari operator. Sebab, seharusnya Transjakarta mampu melakukan pengawasan.

"Tidak boleh bilang 'oh ini bus operator ini tanggung jawab dia.' Kalau ada kejadian seperti ini kan berarti kontrol (Transjakarta) lemah. Setiap hari regulator itu harus mengecek kendaraan. Jadi saya kira PT Transjakarta dituntut untuk mengawasi yang lebih ketat. Agak ironi kalau direksinya digaji tinggi tapi di lapangan begitu," ujarnya.

Menurut Dharmaningtyas, Transjakarta harus fokus lagi pada pemeliharaan dan pelayanan. Artinya, kelaikan jalan bus dan kenyamanan penumpang jadi utama. Jangan melulu berpikir mengenai pengadaan bus. "Karena kelihatan fokus pada pengadaan bus. Padahal pengadaan bus serahkan saja ke operator," ujar dia.

Dia lalu menyarankan pula agar Transjakarta memiliki kontrak full service dengan produsen. Servis tidak hanya pada operator. Karena, dikhawatirkan operator tidak melakukan servis menyeluruh. "Jadi misalnya batre atau aki yang masa pakainya sudah habis, misalnya 6.000 kilometer, ya sudah diganti. Bukan dicas lagi. Mau masih bagus atau tidak, tetap diganti. Kalau full servis kan gitu," ujar dia.

Sebelumnya diberitakan, sebuah bus transjakarta yang dikelola operator Damri mengalami musibah kebakaran di Halte Stasiun Jatinegara 2, Jakarta Timur. Bus tersebut tengah memuat sekitar 50 orang penumpang. Beruntung tak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Namun, ada penumpang yang membawa bayi dan anak-anak menjadi panik.

Sempat terjadi insiden desak-desakan menyelamatkan diri. Api dapat ditangani sebelum merambat besar. Pihak teknisi dan kepolisian menyebut, diduga kebakaran akibat masalah kelistrikan dan AC.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com