Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bentuk Nyata Kebuasan Jakarta Menurut Pengamat Perkotaan

Kompas.com - 21/07/2015, 08:39 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat perkotaan asal Universitas Trisakti, Nirwono Joga, sepakat dengan pendapat mantan Gubernur DKI Sutiyoso tentang Jakarta sebagai hutan belantara. Segala bentuk persaingan dan adu kekuasaan terjadi di Jakarta, mulai dari kalangan menengah ke bawah sampai kalangan menengah ke atas.

Joga menilai, kondisi hutan belantara di Jakarta digambarkan dengan adanya kalangan yang berkuasa dan memiliki keahlian. Kelompok-kelompok itu memaksa kelompok yang lemah untuk mengambil keuntungan pribadi.

Hal itu terlihat dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya praktik pungutan liar atau pungli.

"Bentuk nyata pungli ada saat bagaimana kita parkir, contoh paling mudah. Tukang parkir yang preman setor ke bosnya sampai tingkat paling atas, puncaknya pimpinan di pemerintahan," kata Joga kepada Kompas.com, Senin (20/7/2015).

Dari kondisi seperti itu, ditambah dengan perkiraan banyaknya pendatang dalam arus balik Lebaran tahun ini, maka pendatang baru harus bisa survive.

Menurut Joga, jika pendatang ingin bisa bertahan hidup dan tidak termasuk dalam kalangan yang lemah, perlu memiliki keahlian tertentu atau kekuasaan. Tanpa dua hal itu, masyarakat di Jakarta akan menjadi kaum marjinal, kaum yang terpinggirkan.

"Jakarta sebagai hutan belantara yang ganas bentuknya seperti piramida. Yang bawah yang punya kekuasaan, jumlahnya cukup banyak. Makin ke atas, itu yang punya keahlian. Jumlahnya masih sedikit," tutur Joga.

Salah satu tugas pemimpin di Jakarta adalah memberikan keadilan bagi semua masyarakatnya. Pemimpin harus berani dan tegas untuk menindak kelompok tertentu yang menggunakan kekuasaan dan keahliannya untuk memeras orang lain.

Joga pun senada dengan pendapat Sutiyoso, pemimpin Jakarta harus lebih buas dari binatang-binatang buas di dalam hutan Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Megapolitan
Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com