Pada Minggu (26/7/2015) sore, tawuran di wilayah Jakarta Pusat tersebut kembali pecah. Masalahnya pun sepele, karena permasalahan pengeroyokan dan berujung pada saling serang.
"Pas setelah Lebaran ada sekelompok warga mengunjungi bekas pacarnya. Kemudian ditegur dengan pacarnya sekarang, kemudian dikeroyok," kata Kapolres Jakarta Pusat Komisaris Besar Hendro Pandowo saat dihubungi Kompas.com, Jakarta, Senin (27/7/2015).
Hendro menjelaskan, perselisihan tersebut berbuntut pada tawuran pada Minggu sore kemarin. Akibatnya aksi saling serang antar warga tersebut tak terelakan dan berlangsung hingga 20 menit.
"Pas maghrib, lempar-lemparan batu," kata Hendro.
Bentuk tim
Bukan persoalan mudah bagi aparat kepolisian untuk mengentaskan kasus tawuran ini. Berbagai cara sudah dilakukan untuk menekan angka tawuran, terutama di bulan suci Ramadhan.
"Instruksi presiden kan Pemprov di kedepankan untuk menanggulangi konflik sosial," ucap Hendro.
Hendro menegaskan, perlu kepedulian dari Pemerintah Provinsi untuk sama-sama menanggulangi aksi saling serang tersebut. Jadi tidak hanya mengedepankan polisi dalam unsur pencegahan konflik sosial tersebut.
Sementara itu, Camat Johar Baru Ichsan R Sururi mengungkapkan, pihaknya sudah melakukan program yang mengikutsertakan anak-anak muda di wilayahnya. Kegiatan tersebut berupa diskusi, pesantren kilat dan beberapa kegiatan lainnya.
Ichsan menambahkan, sampai saat, ini belum ada instruksi yang diberikan secara langsung dari Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama untuk mengurai persoalan tawuran di Johar Baru. Hanya saja, ia mendapat instruksi dari Wali Kota Jakarta Pusat Mangara Pardede agar melakukan pendekatan ke tokoh masyarakat.
Sampai saat ini, Ichsan masih menengarai tawuran terjadi salah satunya karena tingkat penduduk Johar Baru cukup padat. Sehingga mudah terjadi senggolan yang mengakibatkan persilihan dan berujung pada tawuran.
"Jumlah penduduk dan wilayah enggak memadai. Terlalu padat. Sehingga warga yang harus malam hari tidur, karena keterbatasan tempat tinggal, jadi begadang. Anak muda pada nongkrong. Bapaknya tidur malam, anak-anak tidur siang hari," kata Ichsan.
Selain itu, Ichsan menjelaskan bahwa tidak sedikit pengangguran di wilayahnya. Selain itu peredaran narkoba yang juga melekat di wilayahnya, terutama di Tanah Tinggi.
"Kalau narkoba harus polisi. Tapi ke depan saya sudah mau buat pelatihan montir mobil untuk warga Johar Baru." jelas Ichsan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.