Indah mengaku berkenalan dengan N melalui aplikasi media sosial "Scout". Setelah berkenalan, ibu satu anak yang sedang proses perceraian itu mengaku terpincut dengan N. Padahal, mereka baru sepuluh kali bertemu di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat.
"Pacaran empat bulan, saya enggak dijanjiin apa-apa, hanya iming-imingnya cinta. Saya tertarik sama bibirnya," kata Indah kepada wartawan di kantor Badan Narkotika Nasional (BNN), Jumat (7/8/2015).
Indah tahu paket kardus dari N berisi tas wanita hanya modus untuk menyembunyikan sabu di dalam dinding tasnya. Namun, dia tetap nekat menjalaninya.
"Sebelumnya dia bilang (ada sabu), tapi waktu saya ambil enggak ada," ujar Indah.
Belum sempat diedarkan, Indah keburu ditangkap oleh aparat BNN di rumahnya di Sawangan. Tetapi, N tidak ditemukan bersama dengan Indah. Sehingga, N ditetapkan sebagai buronan kasus ini.
Kasus yang dialami Indah, juga terjadi terhadap perempuan bernama Nunu (28). Ia terlibat dalam buronan jaringan narkoba asal Nigeria berinisial Y. Bedanya, Nunu diperintah kaki tangan Y, sesama warga Indonesia, yakni Wahyu dan Fery.
Nunu ditangkap di kawasan Paseban, Jakarta Pusat. Kepada wartawan, Nunu mengaku nekat terjun ke bisnis haram itu karena himpitan ekonomi. Nunu dijanjikan Rp 30 juta sekali antar paket kardus tas yang sudah diisi sabu. Ia juga dijanjikan upah Rp 500.000 jika mampu menjual per 100 gram. Namun, uang belum diterima ibu tiga anak itu sudah tertangkap.
Nunu mengaku sudah tahu risiko pekerjaannya itu. "Tau tapi karena faktor ekonomi," ujar wanita yang mengaku sudah setahun tidak bekerja ini.
Kepala Bagian Humas Badan Narkotika Nasional (BNN) Komisaris Besar Slamet Pribadi mengatakan, ini adalah kali ke sekian wanita Indonesia terlibat jadi kurir narkoba. Satu di antaranya bahkan karena iming-iming cinta.
Slamet meminta perempuan lebih berhati-hati atas pria asing, khususnya dari Afrika. Belum lagi, karena perbuatan tersebut, Slamet mengatakan seluruh tersangka ini diancam dengan pidana mati atau penjara seumur hidup.
"Agar lebih mewaspadai perekrutan wanita yang dilakukan jaringan narkotika asal Nigeria," ujar Slamet.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.