Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilih Mandi Malah Gatal-gatal, Hendi Terpaksa Hanya Lap Badan

Kompas.com - 14/08/2015, 15:17 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Krisis air di seluruh wilayah Tangerang Raya berkepanjangan sampai hari ini, Jumat (14/8/2015). Warga yang terdampak atas krisis air bersih ini berusaha tetap beraktivitas dengan menggunakan berbagai macam cara.

Salah satunya adalah Hendi (15), murid salah satu SMP Negeri di wilayah Kecamatan Jatiuwung, Kota Tangerang. Sejak Senin (10/8/2015), air sudah tidak mengalir di rumah Hendi. Anak bungsu pertama kalinya tidak mandi sebelum berangkat ke sekolah.

"Air itu enggak ada, benar-benar enggak ada air. Mau gosok gigi disuruh mama pakai air minum saja," kata Hendi saat dikunjungi Kompas.com, Jumat (14/8/2015).

Hendi sempat menolak berangkat ke sekolah karena malu. Akhirnya, Ibu Hendi memintanya membersihkan diri dengan kain basah tanpa menggunakan sabun. Menurut ibunya, cara itu bisa menghilangkan kuman-kuman. Kebiasaan itu berlangsung sampai keesokan harinya, Selasa (11/8/2015).

Kompleks di perumahan tempat Hendi berada sangat tergantung dengan suplai air dari PAM setempat. Tidak ada yang menggunakan air tanah atau air sumur. Pada Kamis (13/8/2015), baru ada air yang mengalir ke kompleks perumahan tersebut. Namun, kualitas air di sana masih buruk. Air yang keluar kotor berwarna coklat pekat. Air bercampur dengan lumpur sehingga banyak kotoran yang mengendap di dasar bak usai diisi dengan air.

Saat itu, Hendi sempat dilarang untuk pakai air kotor tersebut. Namun, dia tetap pakai untuk cuci tangan dan cuci kaki. Tidak beberapa lama, kulit tangan dan kaki Hendi langsung gatal-gatal.

"Enggak mau pakai air itu lagi, gatal-gatalnya sampai malam enggak hilang-hilang," tutur Hendi.

Pagi tadi pun, walaupun sudah ada air mengalir, Hendi terpaksa masih lap badan. Hampir seminggu ini, Hendi sekeluarga tidak mandi pagi. Kebutuhan mandi mereka hanya dilakukan sore menjelang malam hari dengan menuju rumah saudara mereka yang berada di Cengkareng, Jakarta Barat.

Kekeringan di wilayah Tangerang Raya diakibatkan kerusakan pada salah satu pintu, yakni pintu nomor enam, pada Bendung Pasar Baru atau yang lebih dikenal dengan nama Pintu Air 10, sejak akhir Juli 2015. Kerusakan tidak ditangani dengan baik sehingga pintu nomor enam jebol, yang mengakibatkan stok air di Sungai Cisadane berkurang drastis.

Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kabupaten Tangerang Taufik Syahzaeni mengungkapkan, pihaknya beserta Kementerian Pekerjaan Umum masih menunggu komponen yang akan digunakan untuk memperbaiki kerusakan pada pintu nomor enam tersebut. Komponen yang dimaksud adalah roda-roda untuk menggerakkan pintu.

"Semua komponen itu dirakit di Tegal. Hari ini baru dikirim. Kalau lancar, komponen itu bisa tiba di Tangerang akhir pekan ini," tutur Taufik secara terpisah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com