Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Orang Betawi Cerdas, Enggak Mungkin "Tanam" Keluarga di Pinggir Sungai

Kompas.com - 23/08/2015, 15:26 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama mengatakan, Sungai Ciliwung merupakan lokasi yang sepatutnya dinikmati oleh warga Jakarta. Sebab, dulunya warga Jakarta, yaitu orang Betawi, memiliki tradisi menikmati Sungai Ciliwung yang ditanami pepohonan di sekitarnya.

Hal itu ia pelajari dari buku Ekspedisi Ciliwung, yang merupakan laporan jurnalistik Kompas. Ahok menilai, tradisi melestarikan pinggir Sungai Ciliwung ini begitu kental sampai-sampai tidak ada orang Betawi yang mau menempati daerah bantaran itu.

"Orang Betawi itu mau nguburin orang tidak ada yang di bawah sungai. Karena kalau pasang, pasti kelelep. Maka, selalu taruh di atas. Ini khas Ciliwung kita sebetulnya," kata Ahok di sela-sela acara Lebaran Betawi di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Minggu (23/8/2015).

Namun, tradisi menikmati Sungai Ciliwung musnah karena belakangan daerah bantaran Sungai Ciliwung justru dipenuhi rumah-rumah. Hal ini, menurut dia, terjadi karena adanya oknum-oknum yang menjual kavling-kavling tanah sekitar Sungai Ciliwung kepada pendatang.

Kemudian, pendatang inilah yang kemudian menebang pohon dan menduduki sungai. Mereka juga menampung sampah-sampah sehingga ketika sampahnya sudah banyak, sungai pun dikeruk. Hal itu membuat sungai menjadi lebih sempit.

"Jadi, yang tinggal di pinggir Ciliwung itu sebetulnya adalah pendatang, bukan asli Betawi karena orang Betawi terkenal cerdas, tidak bodoh. Tidak mungkin orang Betawi 'menanam' keluarga di pinggir sungai," kata dia.

Hal itulah yang kemudian membuat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bergerak untuk menormalisasi sungai. Caranya ialah dengan menertibkan permukiman di bantaran sungai, termasuk kawasan Kampung Pulo.

"Kita buat alami seperti zaman dulu. Jadi, Jakarta harus dikembalikan ada ciri khas Betawi," ujar Ahok.

Seperti diketahui, penertiban itu tidak berjalan mulus. Banyak warga yang mengaku sudah berpuluh-puluh tahun menempati bantaran kali enggan direlokasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Megapolitan
Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Megapolitan
Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Megapolitan
Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Megapolitan
Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Megapolitan
Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Megapolitan
3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

Megapolitan
Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Megapolitan
3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Megapolitan
Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Megapolitan
Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Megapolitan
Geramnya Ketua RW di Cilincing, Usir Paksa 'Debt Collector' yang Berkali-kali 'Mangkal' di Wilayahnya

Geramnya Ketua RW di Cilincing, Usir Paksa "Debt Collector" yang Berkali-kali "Mangkal" di Wilayahnya

Megapolitan
Mulai 1 Juni 2024, Ada Ketentuan Baru Pembatalan Tiket Kereta Api

Mulai 1 Juni 2024, Ada Ketentuan Baru Pembatalan Tiket Kereta Api

Megapolitan
Pilkada Jakarta 2024: Menguji Eksistensi Masyarakat Jaringan

Pilkada Jakarta 2024: Menguji Eksistensi Masyarakat Jaringan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com