"Ini saya tahu nih ada wali kota suka kumpulin duit. Mana Pak Fatahillah? Lurah camat kumpulin duit setor (ke wali kota), Pak Fatahillah nih (suka kumpulin duit), makanya saya copot dari wali kota. Sekarang saya jadikan Asisten (Sekda Bidang Kesejahteraan Rakyat). Saya masih baik saja nih. Kalau enggak, sudah saya pecat," kata Basuki.
Namun, kata Basuki, satuan kerja perangkat daerah (SKPD) DKI yang kini masih menerima setoran adalah Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI.
Menurut dia, banyak oknum PNS DKI yang menyetor sejumlah uang demi mendapatkan sebuah jabatan. "Pak Suradika (Kepala BKD DKI Agus Suradika) nih (oknum) BKD sekarang masih main juga. Banyak yang mau dapatkan SK (surat keputusan pengangkatan jabatan) pada kumpulin duit. Ini tuh kayak mafia," kata Basuki.
Jika masih terima setoran, lanjut dia, aparat penegak hukum, seperti Polda Metro Jaya dan Kejaksaan Agung, akan menelusurinya.
Bahkan, Basuki menyarankan oknum pejabat yang masih "bermain" dengan anggaran untuk mengajukan pengunduran diri serta pensiun dini.
"Saya akan ganti dengan pegawai yang lebih muda. Ajukan saja (pensiun dini) enggak apa-apa, pasti saya lepas. Ini penawaran yang sangat terhormat," ujarnya.
Pada kesempatan itu, Basuki juga meminta Kepala Inspektorat DKI Lasro Marbun untuk bersikap tegas.
Menurut dia, banyak oknum pejabat DKI yang sudah ketahuan menyalahgunakan anggaran. Namun, Inspektorat DKI hanya memberi sanksi penundaan kenaikan jabatan satu tahun, bukan langsung dipecat. "Kalau enggak bisa tegas juga, Pak Lasro yang saya copot," kata pria yang biasa disapa Ahok itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.