Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baru Dilantik, 70 Pejabat DKI Diminta Tak Belajar Adaptasi Lagi

Kompas.com - 15/09/2015, 23:04 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama, melalui Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Saefullah, melantik sebanyak 70 pejabat eselon di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI. Dengan rincian, tiga pejabat eselon III (administrator) dan 67 pejabat eselon IV (pengawas).

Dalam sambutannya, Saefullah meminta para pejabat eselon untuk tidak lagi belajar adaptasi dengan lingkungan baru.

"Saya tahu di level pengawas dan administrator menjadi mesin serapan anggaran Pemprov DKI. Karena itu, saya minta saudara-saudara yang dilantik untuk tidak lagi beradaptasi dan besok sudah langsung menuju SKPD (satuan kerja perangkat daerah) tempat bapak ibu dilantik dan langsung berkontribusi bagi SKPD di mana bapak ibu ditempatkan," kata Saefullah di Balai Kota, Selasa (15/9/2015). 

Upaya reformasi birokrasi DKI ini, kata dia, begitu dinamis hingga terbentuk organisasi Pemprov DKI yang ideal serta mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang memberi pelayanan terbaik kepada warga ibu kota.

Saking dinamisnya, kata Saefullah, perombakan pejabat eselon sampai harus terus dilakukan hingga tiga minggu berturut-turut. Mantan Wali Kota Jakarta Pusat mengatakan, perombakan bertujuan meningkatkan kinerja para pegawai negeri sipil (PNS) DKI. Sehingga ia berharap anggaran dapat terserap dengan baik.

"Mudah-mudahan DKI Jakarta era 2014-2015 betul-betul menjadi contoh bagi transformasi kepemimpinan pemerintahan. Bahkan model seleksi terbuka yang dikembangkan di DKI mendapat acungan jempol dari Komisi ASN (Aparatur Sipil Negara)," kata Saefullah. 

Selain itu, ia juga meminta para pejabat eselon untuk tidak menerima gratifikasi dalam bentuk apapun. Saefullah berani menjamin, sejak DKI melakukan reformasi birokrasi, dirinya maupun Badan Kepegawaian Daerah (BKD) tidak menerima satu sen rupiah pun yang dari calon pejabat. Jika ada pejabat yang memberi suap kepada pihak berwenang, Saefullah menegaskan akan mengembalikan gratifikasi tersebut.

Sementara terkait pelantikan pejabat eselon yang hanya selang waktu tiga hari dari pelantikan sebelumnya pada Jumat (11/9/2015), Saefullah mengaku Surat Keputusan (SK) Gubernur baru terbit pada Selasa pukul 11.00.

"Memang pelantikannya mendadak. Tapi persiapannya sudah dari dua hari yang lalu," kata mantan Kepala Dinas Olahraga dan Pemuda DKI itu. 

Adapun pelantikan 3 pejabat eselon III berdasarkan Keputusan Gubernur Nomor 1941 dan 1942 Tahun 2015 pada 15 September 2015 tentang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian dalam dan dari jabatan administrator.

Sementara pelantikan 67 pejabat eselon IV berdasarkan Keputusan Gubernur Nomor 1943-1946 Tahun 2015 pada 15 September 2015 tentang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian dalam dan dari jabatan pengawas. Sebagian besar pejabat yang terkena rotasi maupun promosi berasal dari Satpol PP.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Akhirnya PKS Usung Anies dan Kader Sendiri pada Pilkada Jakarta 2024

Akhirnya PKS Usung Anies dan Kader Sendiri pada Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Pengalaman Buruk Rombongan Bandung Dikejar, Dipalak, dan Diancam Preman Jakarta Gara-gara Parkir

Pengalaman Buruk Rombongan Bandung Dikejar, Dipalak, dan Diancam Preman Jakarta Gara-gara Parkir

Megapolitan
Dapat Restu Maju Pilkada Bogor, Atang Trisnanto Kuatkan Tim Pemenangan

Dapat Restu Maju Pilkada Bogor, Atang Trisnanto Kuatkan Tim Pemenangan

Megapolitan
Berbagai Kendala Kartu Keluarga Saat PPDB Jalur Zonasi, Anak Baru Pindah KK Tak Terbaca Sistem

Berbagai Kendala Kartu Keluarga Saat PPDB Jalur Zonasi, Anak Baru Pindah KK Tak Terbaca Sistem

Megapolitan
Nasib Malang Calon Pengantin di Bogor, Kena Tipu WO Hingga Puluhan Juta

Nasib Malang Calon Pengantin di Bogor, Kena Tipu WO Hingga Puluhan Juta

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 26 Juni 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 26 Juni 2024

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta Hari Ini 26 Juni 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta Hari Ini 26 Juni 2024

Megapolitan
Pemerintah Diminta Tunjuk Perumnas untuk Kelola Rumah Subsidi agar Tepat Sasaran

Pemerintah Diminta Tunjuk Perumnas untuk Kelola Rumah Subsidi agar Tepat Sasaran

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Rumah Subsidi Pemerintah di Jarah, Pengamat : Bank dan Pemilik Tak Peduli Nilai Bangunan | Calon Pengantin Ditipu WO

[POPULER JABODETABEK] Rumah Subsidi Pemerintah di Jarah, Pengamat : Bank dan Pemilik Tak Peduli Nilai Bangunan | Calon Pengantin Ditipu WO

Megapolitan
Pemerintah Diminta Evaluasi dan Coret Pengembang Rumah Subsidi yang Bermasalah

Pemerintah Diminta Evaluasi dan Coret Pengembang Rumah Subsidi yang Bermasalah

Megapolitan
Kepiluan Calon Pengantin di Bogor Kena Tipu WO, Dekorasi dan Katering Tak Ada pada Hari Pernikahan

Kepiluan Calon Pengantin di Bogor Kena Tipu WO, Dekorasi dan Katering Tak Ada pada Hari Pernikahan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 26 Juni 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 26 Juni 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
Rute KA Jayakarta dan Tarifnya 2024

Rute KA Jayakarta dan Tarifnya 2024

Megapolitan
PKB Harap Kadernya Duet dengan Anies di Pilkada Jakarta, tapi Tak Paksakan Kehendak

PKB Harap Kadernya Duet dengan Anies di Pilkada Jakarta, tapi Tak Paksakan Kehendak

Megapolitan
Cegah Judi Online, Kapolda Metro Jaya Razia Ponsel Anggota

Cegah Judi Online, Kapolda Metro Jaya Razia Ponsel Anggota

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com