Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

32 Mahasiswa Sastra Arab UI Terancam Batal Lulus Semester Ini

Kompas.com - 19/01/2016, 13:27 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sebanyak 32 mahasiswa Sastra Arab Universitas Indonesia angkatan 2012 terancam batal lulus kuliah pada semester ini.

Mereka terancam dibatalkan kelulusannya karena menurut jajaran pimpinan Program Studi (Prodi) Sastra Arab UI, 32 mahasiswa tersebut belum menyelesaikan kewajiban akademik mereka.

Ada satu mata kuliah wajib, yakni mata kuliah Perkembangan Sastra Arab, yang menurut pihak Prodi harus diselesaikan pada semester III.

Namun, menurut para mahasiswa, selama ini pihak Prodi tidak pernah menginstruksikan mahasiswa angkatan 2012 untuk mengambil mata kuliah tersebut.

“Setiap semesternya kami (mahasiswa Sastra Arab) selalu berkoordinasi dengan Prodi untuk mengetahui apa saja mata kuliah yang harus diambil setiap semesternya," kata Titik, mahasiswa Sastra Arab UI, melalui siaran pers yang diterima wartawan, Selasa (19/1/2016).

"Prodi tidak pernah mewajibkan mahasiswa angkatan 2012 untuk mengambil mata kuliah yang dimaksudkan," sambung Titik.

Menurut dia, pihak Prodi tidak pernah membuka mata kuliah yang diwajibkan tersebut pada semester III angkatan 2012. Demikian juga pada semester berikutnya.

Hingga pada H-1 penentuan kelulusan, 32 mahasiswa yang belum mengambil mata kuliah Perkembangan Sastra Arab tersebut dikumpulkan untuk berdialog dengan jajaran pimpinan Prodi.

Hasilnya, lanjut Titik, dialog tersebut menemui jalan buntu. Pihak Prodi tetap mewajibkan 32 mahasiswa ini untuk mengambil mata kuliah yang bersangkutan pada semester depan sehingga status kelulusan para mahasiswa itu terancam dibatalkan.

Selain itu, menurut Titik, Prodi Sastra Arab UI sebenarnya memiliki Buku Pedoman Sarjana sebagai patokan mahasiswa untuk mengambil mata kuliah.

Namun, kata dia, pada praktiknya buku ini tidak pernah dipakai menjadi pedoman karena perubahan kurikulum.

Ketua BEM FIB UI 2016, Fuat, menyatakan kekecewaannya atas kasus ini. Ia menilai keputusan yang diambil pihak Prodi tersebut merugikan mahasiswa.

“Seharusnya Prodi dapat mengambil keputusan yang tidak merugikan mahasiswa. Biaya kuliah tidak murah, sangat disayangkan ketika mahasiswa harus dirugikan karena mismanajemen yang dilakukan prodi,” ujar Fuat saat diwawancarai Kompas.com, Selasa (18/1/2016).

Ia juga mengatakan bahwa para mahasiswa Sastra Arab tetap mengupayakan agar status kelulusan mereka tidak dibatalkan.

Sebab, menurut Fuat, tidak ada kesalahan dari pihak mahasiswa karena angkatan 2012 menghadapi masa transisi kurikulum.

"Kami tetap menuntut pertanggungjawaban untuk tetap diluluskan karena ini tidak ada kesalahan sama sekali dari pihak mahasiswa," kata Fuat.

Saat dihubungi, Koordinator Program Studi Arab Letmiros meminta masalah ini tidak dibesar-besarkan. Menurut dia, hal ini hanya masalah internal. Kelulusan para mahasiswa tersebut, kata dia, ada di tangan rektor.

"Enggak ada masalah tentang 32 mahasiswa itu, ini hanya masalah internal, mengenai diluluskan atau tidaknya, itu keputusan rektor," kata Letmiros.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Transaksi Judi Online Kecamatan Bogor Selatan Tertinggi, Perputaran Uang Rp 349 Miliar

Transaksi Judi Online Kecamatan Bogor Selatan Tertinggi, Perputaran Uang Rp 349 Miliar

Megapolitan
Ulah Jukir di Depan Masjid Istiqlal yang Berulang, Kini Palak “Tour Leader” Rp 300 Ribu dan Sopir Bus

Ulah Jukir di Depan Masjid Istiqlal yang Berulang, Kini Palak “Tour Leader” Rp 300 Ribu dan Sopir Bus

Megapolitan
Heru Budi Sebut Penjarah Aset Rusunawa Marunda Sudah Dihukum, Warga: Belum Ada Penangkapan

Heru Budi Sebut Penjarah Aset Rusunawa Marunda Sudah Dihukum, Warga: Belum Ada Penangkapan

Megapolitan
Dibakar Joki Tong Setan, Pemeran Tuyul Rumah Hantu Alami Luka Bakar 40 Persen

Dibakar Joki Tong Setan, Pemeran Tuyul Rumah Hantu Alami Luka Bakar 40 Persen

Megapolitan
Panitia PPDB Jakut Ingatkan Tak Ada Jalur Zonasi untuk Jenjang SMK

Panitia PPDB Jakut Ingatkan Tak Ada Jalur Zonasi untuk Jenjang SMK

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Ternyata Belum Laporkan Kasus Penjarahan, Masih Lengkapi Berkas

Pengelola Rusunawa Marunda Ternyata Belum Laporkan Kasus Penjarahan, Masih Lengkapi Berkas

Megapolitan
Akhirnya PKS Usung Anies dan Kader Sendiri pada Pilkada Jakarta 2024

Akhirnya PKS Usung Anies dan Kader Sendiri pada Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Pengalaman Buruk Rombongan Bandung Dikejar, Dipalak, dan Diancam Preman Jakarta Gara-gara Parkir

Pengalaman Buruk Rombongan Bandung Dikejar, Dipalak, dan Diancam Preman Jakarta Gara-gara Parkir

Megapolitan
Dapat Restu Maju Pilkada Bogor, Atang Trisnanto Kuatkan Tim Pemenangan

Dapat Restu Maju Pilkada Bogor, Atang Trisnanto Kuatkan Tim Pemenangan

Megapolitan
Berbagai Kendala Kartu Keluarga Saat PPDB Jalur Zonasi, Anak Baru Pindah KK Tak Terbaca Sistem

Berbagai Kendala Kartu Keluarga Saat PPDB Jalur Zonasi, Anak Baru Pindah KK Tak Terbaca Sistem

Megapolitan
Teganya 'Wedding Organizer' Tipu Calon Pengantin di Bogor, Tak Ada Dekorasi di Hari Resepsi

Teganya "Wedding Organizer" Tipu Calon Pengantin di Bogor, Tak Ada Dekorasi di Hari Resepsi

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 26 Juni 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 26 Juni 2024

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta Hari Ini 26 Juni 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta Hari Ini 26 Juni 2024

Megapolitan
Pemerintah Diminta Tunjuk Perumnas untuk Kelola Rumah Subsidi agar Tepat Sasaran

Pemerintah Diminta Tunjuk Perumnas untuk Kelola Rumah Subsidi agar Tepat Sasaran

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Rumah Subsidi Pemerintah di Jarah, Pengamat : Bank dan Pemilik Tak Peduli Nilai Bangunan | Calon Pengantin Ditipu WO

[POPULER JABODETABEK] Rumah Subsidi Pemerintah di Jarah, Pengamat : Bank dan Pemilik Tak Peduli Nilai Bangunan | Calon Pengantin Ditipu WO

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com