Mereka terancam dibatalkan kelulusannya karena menurut jajaran pimpinan Program Studi (Prodi) Sastra Arab UI, 32 mahasiswa tersebut belum menyelesaikan kewajiban akademik mereka.
Ada satu mata kuliah wajib, yakni mata kuliah Perkembangan Sastra Arab, yang menurut pihak Prodi harus diselesaikan pada semester III.
Namun, menurut para mahasiswa, selama ini pihak Prodi tidak pernah menginstruksikan mahasiswa angkatan 2012 untuk mengambil mata kuliah tersebut.
“Setiap semesternya kami (mahasiswa Sastra Arab) selalu berkoordinasi dengan Prodi untuk mengetahui apa saja mata kuliah yang harus diambil setiap semesternya," kata Titik, mahasiswa Sastra Arab UI, melalui siaran pers yang diterima wartawan, Selasa (19/1/2016).
"Prodi tidak pernah mewajibkan mahasiswa angkatan 2012 untuk mengambil mata kuliah yang dimaksudkan," sambung Titik.
Menurut dia, pihak Prodi tidak pernah membuka mata kuliah yang diwajibkan tersebut pada semester III angkatan 2012. Demikian juga pada semester berikutnya.
Hingga pada H-1 penentuan kelulusan, 32 mahasiswa yang belum mengambil mata kuliah Perkembangan Sastra Arab tersebut dikumpulkan untuk berdialog dengan jajaran pimpinan Prodi.
Hasilnya, lanjut Titik, dialog tersebut menemui jalan buntu. Pihak Prodi tetap mewajibkan 32 mahasiswa ini untuk mengambil mata kuliah yang bersangkutan pada semester depan sehingga status kelulusan para mahasiswa itu terancam dibatalkan.
Selain itu, menurut Titik, Prodi Sastra Arab UI sebenarnya memiliki Buku Pedoman Sarjana sebagai patokan mahasiswa untuk mengambil mata kuliah.
Namun, kata dia, pada praktiknya buku ini tidak pernah dipakai menjadi pedoman karena perubahan kurikulum.
Ketua BEM FIB UI 2016, Fuat, menyatakan kekecewaannya atas kasus ini. Ia menilai keputusan yang diambil pihak Prodi tersebut merugikan mahasiswa.
“Seharusnya Prodi dapat mengambil keputusan yang tidak merugikan mahasiswa. Biaya kuliah tidak murah, sangat disayangkan ketika mahasiswa harus dirugikan karena mismanajemen yang dilakukan prodi,” ujar Fuat saat diwawancarai Kompas.com, Selasa (18/1/2016).
Ia juga mengatakan bahwa para mahasiswa Sastra Arab tetap mengupayakan agar status kelulusan mereka tidak dibatalkan.
Sebab, menurut Fuat, tidak ada kesalahan dari pihak mahasiswa karena angkatan 2012 menghadapi masa transisi kurikulum.
"Kami tetap menuntut pertanggungjawaban untuk tetap diluluskan karena ini tidak ada kesalahan sama sekali dari pihak mahasiswa," kata Fuat.
Saat dihubungi, Koordinator Program Studi Arab Letmiros meminta masalah ini tidak dibesar-besarkan. Menurut dia, hal ini hanya masalah internal. Kelulusan para mahasiswa tersebut, kata dia, ada di tangan rektor.
"Enggak ada masalah tentang 32 mahasiswa itu, ini hanya masalah internal, mengenai diluluskan atau tidaknya, itu keputusan rektor," kata Letmiros.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.