Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Azahra, Bayi yang Lahir dengan Usus Tidak Normal

Kompas.com - 05/02/2016, 16:46 WIB
Dian Ardiahanni

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Azahra Salzabila (1,8), gadis mungil itu masih terbaring di Rumah Sakit Mitra Keluarga. Dia baru saja melewati operasi kedua, yakni perbaikan pada dinding perut.

Pada usia yang masih dini, Azahra harus menjalani operasi tersebut demi memperbaiki letak ususnya. Sang ibu, Yati Haryati, menuturkan, operasi itu perlu dilakukan lantaran Azahra terlahir dengan kondisi usus yang terburai dan keluar dari dinding perut.

Kala itu, Yati dan suaminya, Ahyani, tak tahu harus berbuat apa. Setelah melahirkan, Yati harus menerima kondisi anaknya tersebut dengan besar hati.

Berbekal rujukan dari rumah sakit di Rangkas Bitung, tempat Yati melahirkan, Azahra segera dibawa ke Jakarta. Di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kemayoran, perempuan mungil yang baru mengenal dunia ini sudah harus menjalani operasi untuk memasukkan ususnya ke dalam perut.

Ia menjalani operasi selama lebih dari 12 jam. Selama di Jakarta, Azahra hanya ditemani oleh kakek dan neneknya. Sementara itu, Yati masih terbaring lemah seusai melahirkan. Ahyani harus bolak-balik Rangkas Bitung-Jakarta demi mengantar ASI untuk buah hatinya tersebut.

"Ayahnya biasa antar susu dua sampai tiga hari sekali. Dia nganterin enam sampai delapan botol kecil buat Azahra," tutur Yati saat ditemui Kompas.com, Jakarta, Jumat (5/2/2016).

Pada hari kesembilan seusai operasi, Yati pun datang menjumpai Azahra untuk kali pertama. Kala itu, ia tak melihat kondisi usus Azahra yang terburai.

Ususnya telah tertutup oleh lapisan tipis dinding kulitnya. Cuma tampak perban dan plester yang menutupi jahitan dinding tersebut. Yati dan Ahyani pun segera membawa anak pertamanya itu pulang ke kediamannya di Rangkas Bitung.

Yati mengakui bahwa perlu ketelatenan dalam merawat Azahra, mulai dari mengganti perban di perutnya pada siang dan sore hari sampai saat memandikannya.

"Ya, sebenarnya normal. Tapi untuk memandikan harus pakai air mineral, tidak bisa pakai air tanah. Itu anjuran dari dokter supaya steril dan terhindar dari kuman," tuturnya.

Cara mandi yang tak umum itu dilakukan Azahra selama lebih kurang delapan bulan. Sementara itu, perban di perutnya hanya dipakai selama empat bulan karena kondisi perutnya semakin membaik.

Meski begitu, masih tampak perbedaan pada perut gadis kelahiran tahun 2014 itu. Terlihat benjolan di depan bagian perutnya. Namun, seusai menjalani operasi yang kedua, keadaan Azahra jauh lebih baik. Perutnya kini telah mengempis dan tak lagi tampak benjolan.

Perasaan bahagia tentu tampak di wajah kedua orangtua Azahra. Namun, biaya berobat Azahra yang tak sedikit membuat mereka masih memiliki rasa cemas dan bingung.

Walau sudah melunasi setengah dari biaya rumah sakit, Ahyani masih harus mencari uang untuk separuhnya lagi.

"Ya, semoga ada yang bisa bantuin untuk biaya sampai pulang nanti karena jumlahnya kan cukup besar juga," kata Ahyani.

Hingga saat ini, Ahyani masih berusaha untuk mencari kekurangan biaya tersebut, mulai dari membuat proposal hingga mencari donatur dari rumah ke rumah demi buah hatinya itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Penusuk Imam Mushala di Kebon Jeruk

Polisi Tangkap Penusuk Imam Mushala di Kebon Jeruk

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 24 Mei 2024 dan Besok: Siang Ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 24 Mei 2024 dan Besok: Siang Ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pengakuan Zoe Levana soal Video 'Tersangkut' di Jalur Transjakarta | Kecelakaan Beruntun di 'Flyover' Summarecon Bekasi

[POPULER JABODETABEK] Pengakuan Zoe Levana soal Video "Tersangkut" di Jalur Transjakarta | Kecelakaan Beruntun di "Flyover" Summarecon Bekasi

Megapolitan
Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW4

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW4

Megapolitan
12.851 ASN di DKI Jakarta Masuk Usulan Penonaktifan NIK

12.851 ASN di DKI Jakarta Masuk Usulan Penonaktifan NIK

Megapolitan
Jaga Keakuratan, Dukcapil DKI Bakal Data 11,3 Juta Warga yang Tinggal di Jakarta

Jaga Keakuratan, Dukcapil DKI Bakal Data 11,3 Juta Warga yang Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Pengamat: Kaesang Lebih Berpotensi Menang di Pilkada Bekasi Ketimbang di Depok

Pengamat: Kaesang Lebih Berpotensi Menang di Pilkada Bekasi Ketimbang di Depok

Megapolitan
Polda Metro Pastikan Video Soal Tepung Dicampur Narkoba Hoaks

Polda Metro Pastikan Video Soal Tepung Dicampur Narkoba Hoaks

Megapolitan
BPBD DKI Siapkan Pompa 'Mobile' untuk Antisipasi Banjir Rob di Pesisir Jakarta

BPBD DKI Siapkan Pompa "Mobile" untuk Antisipasi Banjir Rob di Pesisir Jakarta

Megapolitan
Ini 9 Wilayah di Pesisir Jakarta yang Berpotensi Banjir Rob hingga 29 Mei 2024

Ini 9 Wilayah di Pesisir Jakarta yang Berpotensi Banjir Rob hingga 29 Mei 2024

Megapolitan
Komplotan Maling Gasak Rp 20 Juta dari Kios BRILink di Bekasi

Komplotan Maling Gasak Rp 20 Juta dari Kios BRILink di Bekasi

Megapolitan
Supirnya Mengantuk, Angkot Tabrak Truk Sampah di Bogor

Supirnya Mengantuk, Angkot Tabrak Truk Sampah di Bogor

Megapolitan
KPAI: Banyak Program Pemerintah yang Belum Efektif Cegah Kekerasan Seksual pada Anak

KPAI: Banyak Program Pemerintah yang Belum Efektif Cegah Kekerasan Seksual pada Anak

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Penusuk Lansia di Kebon Jeruk

Polisi Kantongi Identitas Penusuk Lansia di Kebon Jeruk

Megapolitan
KPAI: Kekerasan Seksual pada Anak Bisa Dicegah lewat Pola Pengasuhan yang Adaptif

KPAI: Kekerasan Seksual pada Anak Bisa Dicegah lewat Pola Pengasuhan yang Adaptif

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com