Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kriminolog: Pemukulan Driver Go-Jek Harus Diselidiki soal Kepemilikan Senjata Api

Kompas.com - 15/02/2016, 22:25 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian diminta untuk segera mengusut kasus pemukulan menggunakan senjata api terhadap driver Go-Jek.

Menurut Kriminolog Universitas Indonesia, Erlangga Masdiana, penyelidikan  itu penting karena terkait rasa aman masyarakat. Penyelidikan penting untuk mengetahui asal usul senjata api tersebut.

"Masyarakat perlu rasa aman, karena tidak semua bisa memiliki senjata api," kata dia saat dihubungi di Jakarta, Senin (15/2/2016).

Erlangga mengatakan, regulasi kepemilikan senjata api di Indonesia cukup ketat. Hanya tentara dan polisi yang diperbolehkan untuk memegang senjata tersebut.

Sedangkan masyarakat sipil, kata dia, memang diperbolehkan untuk memiliki senjata api. Namun persyaratannya sangat ketat dan diawasi oleh polisi. Karena itu, kasus penembakan driver Go-Jek ini perlu diusut sampai tuntas.

Jika berkaca pada kasus pemukulan disertai penembakan driver Go-Jek, penggunaan senjata api di tempat umum sangat beresiko dan bisa meresahkan. Apalagi aksi itu terjadi di tempat umum yang menjadi salah satu pusat aktivitas warga.

"Kalau warga sipil bisa pegang senjata tanpa izin, itu berbahaya, termasuk berbahaya untuk polisi juga," kata dia.

Polisi juga diminta untuk menggelar razia kepemilikan senjata api. Menurut dia, selain senjata organik yang dimiliki aparat militer, sangat mungkin senjata yang beredar adalah senjata ilegal atau rakitan.

"Razia itu penting juga dalam kaitannya memenuhi rasa aman di masyarakat," kata Erlangga.


Sebelumnya, Sabtu, 13 Februari 2016 kemarin, seorang driver Go-Jek harus dilarikan ke rumah sakit karena pemukulan menggunakan senjata api yang melukai kepalanya. Polisi pun berhasil menemukan proyektil peluruh yang diduga melukai korban di lokasi kejadian kawasan Kemang, Jakarta Selatan.

Senjata api milik pelaku melepaskan tembakan saat dipukulkan ke arah kepala bagian belakang korban. Polisi pun masih memburu pelaku yang diduga berjumlah satu orang. Adapun korban yang diketahui bernama Reonaldo saat ini masih dirawat di RS JMC. (Baca: Ini Penyebab Pengemudi Go-Jek Dipukul dengan Senjata Api)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com