Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota DPRD DKI Akan Diajari Cara Pengisian LHKPN oleh KPK

Kompas.com - 18/03/2016, 08:28 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Dewan DKI Muhammad Yuliadi menyebut sudah menerima perintah dari Wakil Ketua DPRD DKI Mohammad Taufik untuk mengurus Laporan Hasil Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) secara kolektif.

Sebelumnya Taufik mengatakan Yuliadi bisa membagikan formulir LHKPN kepada seluruh anggota Dewan untuk diisi. Nantinya, Kesekretariatan Dewan yang akan mengumpulkan semua formulir itu ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Namun, penjelasan Yuliadi tidak sesederhana yang disampaikan Taufik. Yuliadi mengatakan nantinya anggota Dewan akan difasilitasi materi mengenai teknis pengisian formulir oleh KPK.

"Jadi ya perlu kesepakatan dulu dari semua anggota, kapan mau difasilitasi teknis dan pengisiannya. Nanti kita undang KPK," ujar Yuliadi di Gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Kamis (17/3/2016).

Yuliadi mengatakan saat ini dia baru akan membuat laporan terlebih dahulu kepada Ketua DPRD DKI Prasetio Edi Marsudi. Nanti Prasetio akan menggelar rapat untuk menentukan jadwal pelaksanaan pemberian materi dari KPK. (Baca: Taufik Minta Sekwan Edarkan Formulir LHKPN ke Semua Anggota DPRD DKI)

"Saya lapor ke Pak Ketua dulu soal teknis pengisian nah nanti arahan ketua apa? Apa bikin rapimgab lalu anggota Dewan dikumpulkan, nanti kita koordinasi ke KPK kapan mengarahkan teknis pengisian. Walaupun secara online formnya sudah bisa diambil sih," ujar Yuliadi.

Formulir sudah bisa diambil secara mandiri melalui website. Namun, kata Yuliadi, anggota Dewan membutuhkan penjelasan mengenai rincian pertanyaan di formulir dan juga lampirannya. Sehingga, LHKPN yang mereka buat, benar.

Nantinya, LHKPN tersebut akan diserahkan Yuliadi kepada KPK. "Tapi kalau yang mau urus sendiri ya boleh-boleh saja. Kalau mau bersama-sama ya saya akan fasilitasi," ujar Yuliadi.

Dari lima pimpinan, diketahui hanya Triwisaksana yang terdaftar laporan harta kekayaannya. Sementara empat pimpinan lainnya, Mohammad Taufik, Abraham Lunggana, Ferrial Sofyan, bahkan sang ketua Prasetio Edi Marsudi pun tidak terdaftar dalam data LHKPN yang diterima KPK.

Triwisaksana atau yang biasa dipanggil Sani terakhir kali menyerahkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara ke Komisi Pemberantasan Korupsi pada 19 Maret 2013. Berdasarkan data di situs aach.kpk.go.id, total harta yang dilaporkan Sani sebanyak Rp 471.252.819 dan 135 ribu dollar AS. (Baca: Hanya Satu Pimpinan DPRD DKI Jakarta yang Lapor Harta Kekayaan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Megapolitan
Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Megapolitan
Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Megapolitan
Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com