Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Akui Sulit Menebak Strategi Megawati

Kompas.com - 24/03/2016, 07:33 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tidak mau menebak-nebak berbagai sindiran dan isyarat yang disampaikan Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri, pada acara peluncuran buku "Megawati dalam Catatan Wartawan: Menangis dan Tertawa Bersama Rakyat", di Gedung Arsip Nasional, Rabu (23/3/2016) malam.

Terlebih, menebak isyarat tersebut sebagai sinyal dukungan Megawati untuknya pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017.

"Ibu Mega sudah bilang berkali-kali, untuk menentukan mendukung tuh butuh waktu. Ibu juga bilang mau nunggu (revisi) UU Pilkada selesai," kata Basuki atau Ahok, Rabu malam.

(Baca: Begini Perasaan Ahok Saat Jadi Orang Pertama yang Dapatkan Buku Megawati )

Selain itu, lanjut Ahok, Ketua Umum DPP PDI Perjuangan itu juga ia kenal tidak pernah mengambil keputusan secara tergesa-gesa. Termasuk keputusan dukungan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) pada Pilkada.

Hal ini pernah dirasakannya saat Pilkada DKI Jakarta 2012 lalu.

"Waktu putusin saya dengan Pak Jokowi (berpasangan di Pilkada DKI 2012). Jam 03.00 WIB (sore) mendaftar ke KPU DKI, Bu Mega baru putusin saya berpasangan sama Pak Jokowi jam 01.00 WIB (siang). Jadi Bu Mega ini punya strategi yang kami enggak ngerti," kata Ahok.

Megawati sebelumnya menyindir kehadiran Ahok di acara peluncuran bukunya. Kemudian ia meminta Ahok bersikap jantan.

Hingga penolakan Mega agar Ahok ikut menyumbang membeli bukunya. Hal ini menarik karena sebelumnya Ahok memutuskan maju melalui jalur independen bersama relawan pendukungnya, "Teman Ahok", dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017.

Baru Partai Nasdem yang mendukungnya maju melalui jalur independen pada Pilkada 2017. Sementara beberapa petinggi PDI-P merasa kecewa terhadap keputusan Ahok tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

Megapolitan
Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Megapolitan
Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Megapolitan
Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Megapolitan
BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

Megapolitan
Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Megapolitan
Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Megapolitan
KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

Megapolitan
BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

Megapolitan
Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Megapolitan
Bus Transjakarta Bisa Dilacak 'Real Time' di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Bus Transjakarta Bisa Dilacak "Real Time" di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Megapolitan
Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Megapolitan
Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Megapolitan
KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com