Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sisa Masjid Amir Hamzah dari Bawah Tanah

Kompas.com - 04/04/2016, 11:05 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tahun 2016 seharusnya menjadi tahun Masjid Amir Hamzah di Taman Ismail Marzuki rampung dibangun kembali. Namun kenyataannya, hingga kini belum satu pilar pun dipasang.

"Saya ingat waktu itu Ramadhan 2013 dibongkar, senang dong karena katanya akan dibangun yang baru. Tapi ya cuma janji aja, mestinya selesai tahun ini tapi belum dibangun juga," kata Panji (60), marbot atau penjaga masjid Amir Hamzah kepada Kompas.com, Minggu (3/4/2016).

Masjid ini diresmikan oleh Ali Sadikin pada tanggal 7 Januari 1977. Dinamai Amir Hamzah, untuk mengenang sastrawan Amir Hamzah yang kini menjadi pahlawan nasional. Masjid Amir Hamzah yang menjadi pusat ibadah di Taman Ismail Marzuki ini dibongkar karena lokasinya digunakan sebagai Gedung Art Cinema Fakultas Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta.

Namun gedung baru rampung dibangun, Masjid Amir Hamzah tak kunjung dipulihkan juga. Sejak dirobohkan pada Agustus 2013, Masjid Amir Hamzah dipindah ke lokasi sementara di sudut basement Teater Jakarta.

Untuk menuju lokasi ini, pengunjung harus masuk melalui bangunan kaca di samping Teater. Setelah menuruni 27 anak tangga, pengunjung akan sampai di basement tempat parkir mobil dan motor.

Dari situ, terdapat tempelan kertas yang mengarahkan ke masjid. Selayaknya basement, masjid terasa panas meski empat buah kipas angin dipasang di pipa-pipa yang mengatapi basement. Mobil, motor, dan rongsokan barang menghiasi area masjid. Sering diprotes jemaat karena dianggap tak laik.

"Kalau ada acara besar kan banyak yang cari masjid. Itu ibu-ibu yang kritis suka protes kenapa masjid kok gini amat, kiblat menghadap kamar mandi tempat buang kotoran, panas, kotor, sempit, tapi mau bagaimana lagi? Saya di sini akhirnya bertugas menjelaskan situasi dan masalahnya," kata Panji.

Panji sudah merawat Amir Hamzah sejak 1997. Ia menceritakan pada awalnya diangkat sebagai tenaga honorer oleh Badan Pengelola Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki (PKJ). Ketika tahun lalu pengelolaan dialihkan menjadi Unit Pengelola PKJ di bawah Pemprov DKI Jakarta, Amir termasuk dalam 38 karyawan yang dirumahkan.

Pengalihan kepengelolaan itu berbuntut pada kepengurusan masjid. Hingga kini, kepengerusan belum terbentuk. Kendati telah di-PHK, Panji mengaku tidak bisa begitu saja meninggalkan rumah yang telah dihuninya selama hampir 20 tahun itu.

"Saya memang sebenarnya ingin pensiun. Tapi sementara karena masih dibutuhkan ya saya di sini. Kasihan nanti tidak ada yang ngurus," ucap Panji.

Panji mengaku meski sejak awal Masjid Amir Hamzah bukanlah masjid yang megah, namun masjid tersebut menjadi saksi kolaborasi kesenian dan keagamaan. (Baca: Nasib Masjid Amir Hamzah TIM Kini...)

"Ya biarpun masjidnya dulu agak kumuh, jemaatnya suka solat pakai celana sobek-sobek, tapi lumayan lah. Tiap Ramadhan kita adakan buka puasa bersama anak yatim, mereka kita suruh lomba gambar bebas sambil nunggu berbuka," kenang Panji.

"Persembunyian" mahasiswa

Kenangan yang sama juga dirasakan oleh Batara (22), mahasiswa IKJ. Batara adalah anggota Mimazah atau Mahasiswa Mahasiswi Masjid Amir Hamzah, sebuah unit kegiatan mahasiswa yang telah ada sejak tahun 80an.

"Kita kan dulu sering ngerjain tugas di masjid, ngegambar, sampai tengah malam juga," kata Batara.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banyak Jukir Liar, Pengelola Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab

Banyak Jukir Liar, Pengelola Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab

Megapolitan
Pencuri Ban Mobil di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja Jual Barang Curian ke Penadah Senilai Rp 1.800.000

Pencuri Ban Mobil di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja Jual Barang Curian ke Penadah Senilai Rp 1.800.000

Megapolitan
Hotman Paris Duga Ada Oknum yang Ubah BAP Kasus Vina Cirebon

Hotman Paris Duga Ada Oknum yang Ubah BAP Kasus Vina Cirebon

Megapolitan
Begal Calon Siswa Bintara Tewas Ditembak di Dada Saat Berusaha Kabur

Begal Calon Siswa Bintara Tewas Ditembak di Dada Saat Berusaha Kabur

Megapolitan
Tiga Pembunuh Vina di Cirebon Masih Buron, Hotman Paris: Dari Awal Kurang Serius

Tiga Pembunuh Vina di Cirebon Masih Buron, Hotman Paris: Dari Awal Kurang Serius

Megapolitan
Kesal Ada Donasi Palsu Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Keluarga Korban: Itu Sudah Penipuan!

Kesal Ada Donasi Palsu Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Keluarga Korban: Itu Sudah Penipuan!

Megapolitan
Merasa Ada Kejanggalan pada BAP, Hotman Paris Minta 8 Tersangka Kasus Vina Diperiksa Ulang

Merasa Ada Kejanggalan pada BAP, Hotman Paris Minta 8 Tersangka Kasus Vina Diperiksa Ulang

Megapolitan
Pemkot Jaksel Berencana Beri Pelatihan Kerja kepada Jukir Liar yang Terjaring Razia

Pemkot Jaksel Berencana Beri Pelatihan Kerja kepada Jukir Liar yang Terjaring Razia

Megapolitan
Modus Pencurian Mobil di Bogor: Jual Beli Kendaraan Bekas, Dipasang GPS dan Gandakan Kunci

Modus Pencurian Mobil di Bogor: Jual Beli Kendaraan Bekas, Dipasang GPS dan Gandakan Kunci

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Satu Pembegal Calon Siswa Bintara Ditembak Mati

Melawan Saat Ditangkap, Satu Pembegal Calon Siswa Bintara Ditembak Mati

Megapolitan
Polisi Tangkap Begal yang Serang Calon Siswa Bintara Polri di Jakbar

Polisi Tangkap Begal yang Serang Calon Siswa Bintara Polri di Jakbar

Megapolitan
417 Bus Transjakarta Akan 'Dihapuskan', DPRD DKI Ingatkan Pemprov Harus Sesuai Aturan

417 Bus Transjakarta Akan "Dihapuskan", DPRD DKI Ingatkan Pemprov Harus Sesuai Aturan

Megapolitan
Ketahuan Buang Sampah di Luar Jam Operasional TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu, 12 Warga Didenda

Ketahuan Buang Sampah di Luar Jam Operasional TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu, 12 Warga Didenda

Megapolitan
Bertemu Keluarga Vina Cirebon, Hotman Paris: Ada yang Tidak Beres di Penyidikan Awal

Bertemu Keluarga Vina Cirebon, Hotman Paris: Ada yang Tidak Beres di Penyidikan Awal

Megapolitan
Fakta-fakta Donasi Palsu Kecelakaan SMK Lingga Kencana, Pelaku Mengaku Paman Korban dan Raup Rp 11 Juta

Fakta-fakta Donasi Palsu Kecelakaan SMK Lingga Kencana, Pelaku Mengaku Paman Korban dan Raup Rp 11 Juta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com