Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjaga Sawah Sebelum Punah di Jakarta Timur

Kompas.com - 23/05/2016, 17:04 WIB

KOMPAS.com - Sebelum menjadi rimba beton, Jakarta Timur adalah hamparan sawah.

Belakangan, makin sulit menemukan sawah di Jakarta Timur karena tanah telah berubah menjadi bangunan.

Pekan lalu, tim Jakarta Kota Sungai Kompas mendapati secuil sawah dan lahan yang ditanami berbagai jenis tanaman pangan saat menyusuri Sungai Buaran, Sungai Cakung, dan Sungai Jati Kramat yang mengalir di Jakarta Timur.

Di tengah terik matahari Rabu (18/5) siang itu, Tarsan (54) berjalan tanpa alas kaki meniti pematang di daerah Cipinang Melayu, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur. Pria asal Indramayu, Jawa Barat, itu menyemprotkan pestisida.

Lahan milik Pemprov DKI Jakarta di tepi Sungai Buaran dan berbatasan langsung dengan Kota Bekasi itu digarap Tarsan dan keluarga sejak 1999.

Mengandalkan Sungai Buaran untuk mengairi lahan pertanian, Tarsan tidak pernah kekurangan air.

"Kalau untuk padi setahun bisa dua kali panen, sedangkan untuk palawija dan sayuran bisa lebih sering," kata Tarsan yang memperoleh rata-rata 3 ton gabah kering giling setiap panen padi.

Gabah dijual ke Karawang dan Bekasi. Sayuran atau timun dijual ke Pasar Induk Kramat Jati.

Abdul Hadi (80), warga Kelurahan Pulo Gebang, Cakung, Jakarta Timur, memanfaatkan air Sungai Cakung yang keruh untuk mengairi bayam dan kangkung yang dia tanam di lahan seluas 500 meter persegi, di tepi sungai itu. "Sekali panen bisa dapat 15 kg. Lumayan untuk dijual," ujar Abdul.

Ingatan akan pertanian juga tersimpan baik dalam memori Nanang Supriyadi (43), orang Betawi yang bermukim di Kampung Warudoyong, Kelurahan Jatinegara, Kecamatan Jatinegara.

Ayah empat anak ini, tahun 1984, membantu orangtua mengangkut padi dengan menyusuri rel dekat Stasiun Buaran.

"Panen padi pakai ani-ani. Orangtua yang manen, padinya saya yang angkut. Di tempat saya, di Buaran, saat itu semuanya masih sawah," kata Nanang.

Areal persawahan di tempat tinggal Nanang pada masa itu diairi dari Kali Buaran yang membujur dari Cipinang Melayu, Kecamatan Makasar, ke arah utara sampai di Cakung Drain.

Kali Buaran berada tepat di sisi timur rumah Nanang. Saat itu rumahnya menghadap rel, arah selatan.

Sekitar tahun 1993, arah rumahnya mulai berubah. Rumah Nanang dan warga sekitarnya mulai menghadap jalan dan membelakangi Kali Buaran.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Pembangunan Saluran Air hingga 30 November, Pengendara Diimbau Hindari Jalan Ciledug Raya

Ada Pembangunan Saluran Air hingga 30 November, Pengendara Diimbau Hindari Jalan Ciledug Raya

Megapolitan
Panca Darmansyah Berupaya Bunuh Diri Usai Bunuh 4 Anak Kandungnya

Panca Darmansyah Berupaya Bunuh Diri Usai Bunuh 4 Anak Kandungnya

Megapolitan
Trauma, Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres Tak Mau Sekolah Lagi

Trauma, Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres Tak Mau Sekolah Lagi

Megapolitan
Dinas SDA DKI Jakarta Bangun Saluran Air di Jalan Ciledug Raya untuk Antisipasi Genangan

Dinas SDA DKI Jakarta Bangun Saluran Air di Jalan Ciledug Raya untuk Antisipasi Genangan

Megapolitan
Jaksel dan Jaktim Masuk 10 Besar Kota dengan SDM Paling Maju di Indonesia

Jaksel dan Jaktim Masuk 10 Besar Kota dengan SDM Paling Maju di Indonesia

Megapolitan
Heru Budi: Ibu Kota Negara Bakal Pindah ke Kalimantan Saat HUT ke-79 RI

Heru Budi: Ibu Kota Negara Bakal Pindah ke Kalimantan Saat HUT ke-79 RI

Megapolitan
Bandar Narkoba di Pondok Aren Bersembunyi Dalam Toren Air karena Takut Ditangkap Polisi

Bandar Narkoba di Pondok Aren Bersembunyi Dalam Toren Air karena Takut Ditangkap Polisi

Megapolitan
Siswi SLB di Kalideres yang Diduga Jadi Korban Pemerkosaan Trauma Lihat Baju Sekolah

Siswi SLB di Kalideres yang Diduga Jadi Korban Pemerkosaan Trauma Lihat Baju Sekolah

Megapolitan
Masih Dorong Eks Warga Kampung Bayam Tempati Rusun Nagrak, Pemprov DKI: Tarif Terjangkau dan Nyaman

Masih Dorong Eks Warga Kampung Bayam Tempati Rusun Nagrak, Pemprov DKI: Tarif Terjangkau dan Nyaman

Megapolitan
Suaminya Dibawa Petugas Sudinhub Jakpus, Winda: Suami Saya Bukan Jukir Liar, Dia Tukang Servis Handphone

Suaminya Dibawa Petugas Sudinhub Jakpus, Winda: Suami Saya Bukan Jukir Liar, Dia Tukang Servis Handphone

Megapolitan
Ditangkap Polisi, Pencuri Besi Pembatas Jalan di Rawa Badak Kerap Meresahkan Tetangga

Ditangkap Polisi, Pencuri Besi Pembatas Jalan di Rawa Badak Kerap Meresahkan Tetangga

Megapolitan
Kronologi Terungkapnya Penemuan Mayat Dalam Toren yang Ternyata Bandar Narkoba

Kronologi Terungkapnya Penemuan Mayat Dalam Toren yang Ternyata Bandar Narkoba

Megapolitan
Polisi Proses Laporan Dugaan Pemerkosaan Siswi SLB di Jakbar

Polisi Proses Laporan Dugaan Pemerkosaan Siswi SLB di Jakbar

Megapolitan
Buka Penjaringan Bacagub Jakarta, DPW PSI: Kami Cari Jokowi-Jokowi Baru

Buka Penjaringan Bacagub Jakarta, DPW PSI: Kami Cari Jokowi-Jokowi Baru

Megapolitan
13 Jukir Liar di Jakpus Dirazia, Ada yang Mau Kabur, Ada yang Tersenyum Lebar

13 Jukir Liar di Jakpus Dirazia, Ada yang Mau Kabur, Ada yang Tersenyum Lebar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com