Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saefullah Tak Mau Dilibatkan dalam Perseteruan Ahok Vs Taufik

Kompas.com - 07/09/2016, 17:03 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah menyatakan tak mau dilibatkan dalam perseteruan antara Gubernur Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama dan Wakil Ketua DPRD Taufik.

Ia melontarkan pernyataan itu saat dimintai konfirmasi mengenai saling tuding antara Ahok dan Taufik mengenai penurunan kontribusi tambahan pengembang reklamasi dari 15 menjadi 5 persen.

"Omongan Pak Gubernur, silakan klarifikasinya ke Pak Gubernur. Omongan Taufik juga, silakan konfirmasi ke yang bersangkutan. Jangan ke saya, nanti kacau," ujar dia saat ditemui di Gedung DPRD DKI, Rabu (7/9/2016).

Taufik sebelumnya menyebut Ahok sudah menyetujui diturunkannya kontribusi tambahan untuk pengambang reklamasi. Menurut Taufik, Ahok menyetujuinya dalam pertemuan informal di ruang VIP di Gedung DPRD DKI jelang rapat paripurna di Gedung DPRD.

Kata Taufik, Saefullah menjadi saksi pertemuan itu. Namun, Saefullah mengaku tidak mengetahui apa yang dibicarakan antara Ahok dan Taufik saat itu. Ia mengaku duduk di posisi yang agak berjauhan dari keduanya.

"Kan kadang dia berdua ngomong di sebelah sana, saya di sini kan enggak nyambung," ujar Saefullah.

Perseteruan antara Ahok dan Taufik kali ini berawal dari pertanyaan Sanusi saat Ahok menjadi saksi dalam persidangannya. Sanusi mengatakan bahwa sempat ada pembicaraan informal antara Ahok dan Taufik di ruang VIP Gedung DPRD DKI. Pertemuan itu juga dilihat oleh Sekda DKI Saefullah.

Sanusi mengatakan, pertemuan itu berlangsung sebelum sidang paripurna. Dalam pertemuan itu, Taufik menunjukkan kepada Ahok mengenai tabel simulasi tambahan kontribusi sebesar 15 persen. Jika tambahan kontribusi 15 persen ditetapkan, maka pengembang harus membayar senilai Rp 48 triliun.

Berdasarkan keterangan Taufik, ketika itu Ahok kaget mengatakan, "Wah, ini namanya kita merampok swasta." Kata Taufik, saat itu Saefullah turut serta menyaksikannya.

Cerita itu juga pernah disampaikan oleh Taufik saat menjadi saksi untuk terdakwa mantan Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land, Ariesman Widjaja.

Kepala Bappeda DKI Jakarta Tuti Kusumawati sempat melapor kepada Ahok soal cerita Taufik. Tuti mengatakan, Taufik menyebut Ahok sudah setuju dengan penghapusan tambahan kontribusi.

Dalam persidangan lalu, Ahok menyebut Taufik tidak hanya memfitnahnya soal persetujuan penghapusan tambahan kontribusi 15 persen, tetapi juga sudah membohongi anak buahnya.

Menurut Ahok, tidak mungkin dia menyetujui hal itu. Sebab, selama ini dia selalu menyampaikan di tiap rapat bahwa tambahan kontribusi 15 persen harus dipertahankan.

Kompas TV Ahok Tolak Pembagian Tanah Balegda
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com