Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Kalau Mau "Nyerang" Program Enggak Bisa, Akhirnya Menyerang Pribadi

Kompas.com - 16/12/2016, 14:27 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menganggap kritik dari calon gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terhadap dia dalam debat di Kompas TV tadi malam merupakan hal yang biasa. 

Basuki menilai wajar jika Anies mengkritik kepribadiannya dan mengungkit cara bicaranya.

"Saya kira wajar-wajar sajalah. Kalau orang mau nyerang program enggak bisa, tentu menyerang pribadi akhirnya," ujar Basuki atau Ahok di Rumah Lembang, Menteng, Jumat (16/12/2016).

Ahok pun mengkritik program Anies yang ingin menciptakan 200.000 pengusaha. Dia mengatakan sulit untuk menciptakan pengusaha sebanyak itu.

Jika ingin menghasilkan 200.000 pengusaha, kata Ahok, Anies harus mengumpulkan 2 juta calon pengusaha terlebih dahulu.

"Gampang enggak? Latihannya gimana? Waktunya gimana? Modalnya gimana? 2 juta orang kamu modalin Rp 1 juta saja sudah Rp 2 triliun lho," ujar Ahok.

Sementara modal usaha tidak mungkin hanya Rp 1 juta. Ahok menceritakan kesulitannya menciptakan pengusaha-pengusaha dengan program bantuan pemerintah.

Setiap tahun, Pemprov DKI menyiapkan dana Rp 1 triliun untuk dipinjam oleh warga yang ingin membuat usaha. Namun, penyerapannya rata-rata hanya Rp 300 miliar setiap tahun. Sebab, banyaknya pedagang yang belum mencatatkan penghasilannya dalam rekening bank.

Ahok juga menyampaikan bahwa banyak program yang sudah dia buat untuk menumbuhkan wirausaha-wirausaha baru di Jakarta. Misalnya, dia mengajak para ibu di Rusun Tambora untuk usaha konfeksi. Semua kebutuhan seperti mesin jahit hingga kain dimodali oleh Pemprov DKI.

Pemprov DKI juga membuat pelatihan membuat roti dan kue di rusun. Namun, hanya sedikit warga yang berhasil menjadi pengusaha seperti yang diinginkan Ahok.

Dari 400 orang yang mencoba menjadi pengusaha, hanya 40 orang yang berhasil. Meski demikian, Pemprov DKI tetap berusaha menciptakan pengusaha-pengusaha baru di Jakarta.

Dia pun menyinggung program Anies yang baru mau menciptakan pengusaha pada saat dia sudah melakukan program itu.

"Kalau dilihat, visi misi orang sama kita jelas berbeda. Kalau kami bukan baru bilang 'akan dan akan', tapi kami sudah kerjakan," ujar Ahok.

Kompas TV Rosi dan Kandidat Pemimpin Jakarta
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Megapolitan
Kronologi Jari Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Sampai Putus, Pelaku Diduga Mabuk

Kronologi Jari Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Sampai Putus, Pelaku Diduga Mabuk

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Ditangkap di Rumah Istrinya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Ditangkap di Rumah Istrinya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com