Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemilik Rumah Kontrakan Tak Gubris Permintaan Maaf Pemutilasi di Cipayung

Kompas.com - 19/12/2016, 15:03 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
— Setelah hampir dua bulan terkunci, dua dari lima pintu rumah kontrakan milik Sani di Kampung Kramat, Cipayung, Jakarta Timur, akhirnya dibuka polisi pada Senin (19/12/2016).

Penghuninya, Riko Lesmana (41), kembali ke rumah kontrakan itu untuk memperagakan ulang pembunuhan yang dilakukannya pada 24 Oktober 2016.

Seusai memperagakan pembunuhan dalam 21 adegan itu, Riko sempat mencium tangan Sani untuk meminta maaf kepadanya.

"Dia salaman sama saya, ngomong apa saya enggak denger, kayaknya minta maaf, tapi saya cuek, males," kata Sani.

(Baca: Sopir Angkot Dibunuh dan Dikubur dengan Semen oleh Kerabatnya)

Sani mengungkapkan kekesalannya kepada Riko. Akibat perbuatan keji Riko, Sani merugi jutaan rupiah karena kasus pembunuhan itu membuat polisi harus menyegel rumah kontrakannya. Adapun dua rumah kontrakan yang disewa Riko masih belum dibayar.

"Dia ngontrak sama istrinya udah setahun lebih, sejak kejadian istrinya pergi, belum bayar kontrakan, listriknya nyala," kata Sani.

(Baca: Polisi Sebut Sopyan Dimutilasi Sebelum Dikubur)

Kerugian Sani bertambah karena pada malam kejadian itu Riko menjebol tembok belakang di dekat kamar mandi rumah kontrakan untuk mengubur dan menyemen potongan tubuh Sopyan.

"Saya tadi sempat nanya sama polisi, katanya disuruh dandanin aja enggak apa-apa, nanti biayanya bilang aja," ujarnya.

Selain itu, ketiga penghuni rumah kontrakan Sani kini sudah pindah. Tak ada lagi yang mau mengontrak di sana, setidaknya selama dua bulan ini, rumah kontrakan Sani hanya jadi deretan ruang kosong.

"Saya harus bagaimana ya, mau minta ke keluarganya Riko juga saya enggak tega, tapi rugi juga saya," ujar Sani.

Menurut rencana, polisi akan memeriksa Sani pada Selasa (20/12/2016). Dia menjadi saksi bagaimana pada malam itu Riko tiba-tiba menyatakan niatnya untuk mengontrak dan meminta kunci kontrakan.

Waktu itu Riko beralasan tidak ingin tinggal dengan saudaranya, maka ia mengontrak di ruangan sebelah.

Polisi menyatakan, Riko Lesmana (41) memutilasi jenazah Sopyan Lubis (43) sebelum menguburnya di samping sebuah rumah kontrakan di Jakarta Timur.

 

Mutilasi itu dilakukan agar tubuh korban muat dimasukkan ke dalam lubang yang telah digali oleh rekannya, Rudi Hartono (34).

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono mengatakan, Riko memutilasi tubuh Sopyan di dalam kamar mandi kontrakannya di kawasan Cipayung, Jakarta Timur.

"Korban dimutilasi menjadi 13 bagian oleh RL (Riko Lesmana) agar masuk ke lubang yang telah dibuat," kata Awi kepada Kompas.com, Senin (31/10/2016).

Pembunuhan Sopyan disebut dilatari masalah sepele. Kejadian itu bermula ketika Riko meminta uang kepada Sofyan yang bekerja sebagai sopir angkot pada Senin (24/10/2016) lalu pukul 08.00 WIB. Saat itu keduanya mangkal di Jalan Raya Jati Makmur RT 06 RW 11 Pondok Gede.

 

Lantaran permintaannya ditolak, Riko kalap dan memukul bagian kepala Sopyan dengan potongan besi. Melihat Sopyan terkapar, Riko panik dan segera membawa tubuh Sopyan ke rumah kontrakannya di Kampung Kramat RT 05 RW 04 Kelurahan Setu, Cipayung, Jakarta Timur.

 

Polisi Sebut Sopyan Dimutilasi Sebelum Dikubur
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Syoknya Lansia di Bogor, Nyaris Tewas Usai Tertimbun Reruntuhan Rumahnya yang Ambruk akibat Longsor

Syoknya Lansia di Bogor, Nyaris Tewas Usai Tertimbun Reruntuhan Rumahnya yang Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Pengakuan Alumni STIP soal Senioritas di Kampus: Telan Duri Ikan hingga Disundut Rokok

Pengakuan Alumni STIP soal Senioritas di Kampus: Telan Duri Ikan hingga Disundut Rokok

Megapolitan
Junior Tewas Dianiaya Senior di STIP, Keluarga Pelaku Belum Datangi Pihak Korban

Junior Tewas Dianiaya Senior di STIP, Keluarga Pelaku Belum Datangi Pihak Korban

Megapolitan
Sopir Diduga Mengantuk, Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ

Sopir Diduga Mengantuk, Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ

Megapolitan
Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Pegawai Berhamburan ke Luar Gedung

Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Pegawai Berhamburan ke Luar Gedung

Megapolitan
Warga yang Buang Sampah Sembarangan di Dekat Lokbin Pasar Minggu Bakal Didenda Rp 500.000

Warga yang Buang Sampah Sembarangan di Dekat Lokbin Pasar Minggu Bakal Didenda Rp 500.000

Megapolitan
Sopir di Tangerang Curi Uang Majikan Rp 150 Juta, Ajak Istri Saat Beraksi

Sopir di Tangerang Curi Uang Majikan Rp 150 Juta, Ajak Istri Saat Beraksi

Megapolitan
Polisi: Kami Butuh Partisipasi Warga untuk Atasi Tawuran

Polisi: Kami Butuh Partisipasi Warga untuk Atasi Tawuran

Megapolitan
Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Kepulan Asap Putih Bikin Pemadam Kewalahan

Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Kepulan Asap Putih Bikin Pemadam Kewalahan

Megapolitan
Harapan Masyarakat untuk RTH Tubagus Angke, Nyaman Tanpa Praktik Prostitusi...

Harapan Masyarakat untuk RTH Tubagus Angke, Nyaman Tanpa Praktik Prostitusi...

Megapolitan
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Mei 2024

Megapolitan
Nahas, Balita di Matraman Tewas Terperosok ke Selokan Saat Main Hujan-hujanan

Nahas, Balita di Matraman Tewas Terperosok ke Selokan Saat Main Hujan-hujanan

Megapolitan
Proyek Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Rampung Akhir 2024

Proyek Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Rampung Akhir 2024

Megapolitan
Polisi Bakal Pertemukan Perwakilan Warga Klender dan Cipinang Muara demi Atasi Tawuran di Pasar Deprok

Polisi Bakal Pertemukan Perwakilan Warga Klender dan Cipinang Muara demi Atasi Tawuran di Pasar Deprok

Megapolitan
Ketika Si Kribo Apes Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg karena Bayar Makan Sesukanya...

Ketika Si Kribo Apes Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg karena Bayar Makan Sesukanya...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com