Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Auditorium Kementan, Saksi Bisu Tiga Pengadilan Besar

Kompas.com - 10/01/2017, 14:21 WIB

Auditorium Gedung Kementerian Pertanian di kawasan Ragunan, Jakarta Selatan, bukan gedung pengadilan. Namun, selama dua dekade terakhir, tempat itu menjadi saksi bisu tiga pengadilan besar yang pernah digelar di negeri ini.

Dari mantan Presiden Soeharto yang diadili secara in absentia pada 2000, pengadilan kasus terorisme dengan terdakwa Abu Bakar Baasyir pada 2011, dan sekarang dugaan penodaan agama dengan terdakwa Gubernur DKI Jakarta (nonaktif) Basuki Tjahaja Purnama.

Selasa (3/1/2016), Gedung Auditorium Gedung D Kompleks Kementerian Pertanian (Kementan) yang berlokasi di dekat gerbang utama kompleks di Jalan RM Harsono itu dijaga ketat aparat kepolisian. Pintu gerbang hitam, yang biasanya terbuka, ditutup rapat.

Dua kubu massa yang saling bertentangan -pendukung dan yang kontra dengan Basuki- ramai berorasi sejak pagi. Keduanya menggunakan pengeras suara, dipisahkan jajaran kendaraan barakuda dan pagar kawat yang dipasang pihak kepolisian.

Nadjib Abu Yasser (56), wartawan radio yang meliput sidang Soeharto dan sekarang juga meliput sidang Basuki, menceritakan, pada sidang Soeharto, seluruh elemen masyarakat satu suara menuntut keadilan ditegakkan. Mereka bersatu melawan kekuasaan yang dinilai represif dan korup.

Sekarang dua kubu masyarakat saling berhadapan dengan dua kepentingan berbeda, aparat ada di tengahnya.

"Dulu pintu ini terbuka. Warga dan wartawan bisa masuk ke dalam kompleks. Sekarang gerbang ditutup rapat," katanya.

Kondisi ini mencerminkan bangsa yang terpecah oleh berbagai kepentingan.

"Tapi, jangan salah, ya. Sejak lengsernya Presiden Soeharto, nuansa agama sudah mulai dibawa dalam urusan politik. Sekarang makin jadi," kata Nadjib yang selalu mengemban tas berisi alat perekam.

A'ang Erlangga (58) yang bekerja di Kementan sejak 1979 mengatakan, kendati sekarang pengamanan lebih ketat, ketegangan lebih tinggi menjelang sidang mantan Presiden Soeharto.

"Karena itu baru pertama kali gedung ini dipakai untuk sidang dan karena waktu itu awal reformasi. Sempat khawatir akan ada kericuhan karena saat itu unjuk rasa mahasiswa di mana-mana. Tapi, ternyata aman saja," ujarnya.

Sidang Soeharto terbuka. Namun, Soeharto sendiri tak pernah hadir di persidangan itu. Sidang Baasyir tak terlalu diingat para pegawai. Massa ataupun pengamanan tak begitu banyak. Sejumlah pegawai Kementan lainnya menyatakan sidang kasus penodaan agama ini jauh lebih menarik diamati. Media sosial dan media massa tak henti mengabarkan sidang itu.

Berlangsungnya sidang ini membuat para pegawai sedikit repot. Karena pintu utama ditutup, para pegawai hanya bisa menggunakan pintu di bagian utara, di Jalan TB Simatupang, atau memutar sekitar 1 kilometer. Mereka diminta mengenakan seragam dan identitas untuk membedakan para pegawai dari orang luar.

"Biasanya kami hanya pakai seragam Senin dan Kamis," kata salah satu pegawai.

Pemindahan sidang dugaan penodaan agama dari Pengadilan Negeri Jakarta Utara di Jalan Gadjah Mada, Jakarta Pusat, ke Gedung Kementan ini agar lebih dapat menampung pengunjung dan meminimalkan potensi gangguan keamanan dan ketertiban.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Pembangunan Saluran Air hingga 30 November, Pengendara Diimbau Hindari Jalan Ciledug Raya

Ada Pembangunan Saluran Air hingga 30 November, Pengendara Diimbau Hindari Jalan Ciledug Raya

Megapolitan
Panca Darmansyah Berupaya Bunuh Diri Usai Bunuh 4 Anak Kandungnya

Panca Darmansyah Berupaya Bunuh Diri Usai Bunuh 4 Anak Kandungnya

Megapolitan
Trauma, Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres Tak Mau Sekolah Lagi

Trauma, Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres Tak Mau Sekolah Lagi

Megapolitan
Dinas SDA DKI Jakarta Bangun Saluran Air di Jalan Ciledug Raya untuk Antisipasi Genangan

Dinas SDA DKI Jakarta Bangun Saluran Air di Jalan Ciledug Raya untuk Antisipasi Genangan

Megapolitan
Jaksel dan Jaktim Masuk 10 Besar Kota dengan SDM Paling Maju di Indonesia

Jaksel dan Jaktim Masuk 10 Besar Kota dengan SDM Paling Maju di Indonesia

Megapolitan
Heru Budi: Ibu Kota Negara Bakal Pindah ke Kalimantan Saat HUT ke-79 RI

Heru Budi: Ibu Kota Negara Bakal Pindah ke Kalimantan Saat HUT ke-79 RI

Megapolitan
Bandar Narkoba di Pondok Aren Bersembunyi Dalam Toren Air karena Takut Ditangkap Polisi

Bandar Narkoba di Pondok Aren Bersembunyi Dalam Toren Air karena Takut Ditangkap Polisi

Megapolitan
Siswi SLB di Kalideres yang Diduga Jadi Korban Pemerkosaan Trauma Lihat Baju Sekolah

Siswi SLB di Kalideres yang Diduga Jadi Korban Pemerkosaan Trauma Lihat Baju Sekolah

Megapolitan
Masih Dorong Eks Warga Kampung Bayam Tempati Rusun Nagrak, Pemprov DKI: Tarif Terjangkau dan Nyaman

Masih Dorong Eks Warga Kampung Bayam Tempati Rusun Nagrak, Pemprov DKI: Tarif Terjangkau dan Nyaman

Megapolitan
Suaminya Dibawa Petugas Sudinhub Jakpus, Winda: Suami Saya Bukan Jukir Liar, Dia Tukang Servis Handphone

Suaminya Dibawa Petugas Sudinhub Jakpus, Winda: Suami Saya Bukan Jukir Liar, Dia Tukang Servis Handphone

Megapolitan
Ditangkap Polisi, Pencuri Besi Pembatas Jalan di Rawa Badak Kerap Meresahkan Tetangga

Ditangkap Polisi, Pencuri Besi Pembatas Jalan di Rawa Badak Kerap Meresahkan Tetangga

Megapolitan
Kronologi Terungkapnya Penemuan Mayat Dalam Toren yang Ternyata Bandar Narkoba

Kronologi Terungkapnya Penemuan Mayat Dalam Toren yang Ternyata Bandar Narkoba

Megapolitan
Polisi Proses Laporan Dugaan Pemerkosaan Siswi SLB di Jakbar

Polisi Proses Laporan Dugaan Pemerkosaan Siswi SLB di Jakbar

Megapolitan
Buka Penjaringan Bacagub Jakarta, DPW PSI: Kami Cari Jokowi-Jokowi Baru

Buka Penjaringan Bacagub Jakarta, DPW PSI: Kami Cari Jokowi-Jokowi Baru

Megapolitan
13 Jukir Liar di Jakpus Dirazia, Ada yang Mau Kabur, Ada yang Tersenyum Lebar

13 Jukir Liar di Jakpus Dirazia, Ada yang Mau Kabur, Ada yang Tersenyum Lebar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com