Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sulitnya Mencegah Anak-anak Hadir di Lokasi Kampanye

Kompas.com - 06/02/2017, 08:51 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Masa kampanye Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2017 sudah hampir berakhir. Selama sekitar tiga bulan masa kampanye, tercatat ada beberapa pelanggaran yang terjadi, salah satunya keberadaan anak-anak di lokasi kampanye.

Selama masa kampanye Pilkada DKI 2017, keberadaan anak-anak selalu ada di setiap kampanye ketiga pasangan calon, baik kampanye yang bersifat kunjungan ke permukiman warga maupun rapat akbar.

Tidak hanya sekedar hadir, tak jarang anak-anak itu juga mengenakan atribut kampanye dari pasangan calon yang menggelar kegiatan.

Yang terbaru adalah keberadaan anak-anak saat konser "Gue 2" yang merupakan kegiatan kampanye pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur nomor pemilihan dua, Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat di lapangan Ex-Driving Range Golf, Senayan pada Sabtu (4/2/2017).

Saat itu, terpantau banyak anak-anak yang mengenakan kemeja kotak-kotak khas pasangan Ahok-Djarot. Selain itu, adapula seorang anak yang memakai baju putih yang bagian depannya terdapat gambar Ahok-Djarot.

Akhdi Martin Pratama Seorang anak kecil yang memakai atribut pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan 2, Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hudayat di konser
Bahkan, anak tersebut juga membawa bendera bergambar Ahok-Djarot yang diikatkan di sebilah bambu. Situasi yang sama juga tampak terjadi saat kampanye akbar pasangan cagub-cawagub nomor pemilihan tiga, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno di Stadion Soemantri Brodjonegoro, Kuningan, Minggu (29/1/2017).

Jika menilik ke belakang lagi, keberadaan anak-anak juga dapat ditemui saat cagub nomor pemilihan satu, Agus Harimurti Yudhoyono, berkampanye di kawasan Cempaka Putih Barat, Jakarta Pusat, Selasa (20/12/2016).

Larangan anak-anak terlibat dalam kampanye diatur dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Nomor 15 Tahun 2013 Pasal 32 Ayat (1) butir J yang berbunyi: pelaksana, peserta, dan petugas kampanye dilarang memobilisasi warga negara Indonesia yang belum memenuhi syarat sebagai pemilih.

Sesuai peraturan, warna negara yang memiliki hak pilih adalah mereka yang sudah berusia minimal 17 tahun ataupun sudah menikah. Sehingga anak-anak tidak termasuk dalam kriteria ini.

Para cagub-cawagub dan tim kampanyenya bukannya tak menyadari kondisi tersebut. Mereka mengaku sebenarnya sudah berupaya mencegah keberaaan anak-anak. Namun, ada satu hal yang menyebabkan mereka sulit mencegah keberadaan anak-anak.

Pada setiap kampanye, anak-anak yang hadir terpantau selalu datang bersama orang tuanya yang notabene merupakan peserta kampanye. Para cagub-cawagub dan tim kampanyenya menyebut peserta kampanye mereka yang berstatus orang tua itu tak memungkinkan untuk meninggalkan anaknya.

Alasan yang sering dikemukakan adalah tak adanya orang yang menjaga jika anaknya itu ditinggal.

"Kadang-kadang kalau kampanye, anak kecil itu (dibawa karena) enggak ada yang jaga. Kalau mereka yang ekonominya agak pas kan dia mesti bawa kadang-kadang," ujar Ahok menanggapi keberadaan anak-anak yang hadir dalam kampanyenya di Lapangan Ex-driving range Senayan.

KOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI Cagub nomor urut 3, Anies Baswedan duduk di atas Vespa saat turut serta dalam acara deklarasi damai di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Sabtu (29/10/2016). Acara ini diisi dengan penandatangan prasasti damai dan arak-arakan kendaraan hias.
Pendapat serupa juga dikemukakan Ketua Umum DPW PKS DKI Syakir Purnomo.

"Sebenarnya kita sudah imbau peserta kampanye titip anak di rumah, tapi tidak semua keluarga peserta punya pembantu di rumah. Jadi kondisinya sudah kita ingatkan para peserta," ujar Syakir menanggapi anak-anak yang hadir di lokasi kampanye akbar Anies-Sandi di Stadion Soemantri.

Halaman:


Terkini Lainnya

Ragam Respons Jukir Liar Saat Ditertibkan, Ada yang Pasrah dan Mengaku Setor ke Ormas

Ragam Respons Jukir Liar Saat Ditertibkan, Ada yang Pasrah dan Mengaku Setor ke Ormas

Megapolitan
Siang Ini, Kondisi Lalu Lintas di Sekitar Pelabuhan Tanjung Priok Tak Lagi Macet

Siang Ini, Kondisi Lalu Lintas di Sekitar Pelabuhan Tanjung Priok Tak Lagi Macet

Megapolitan
Cara Lihat Live Tracking Bus Transjakarta di Google Maps

Cara Lihat Live Tracking Bus Transjakarta di Google Maps

Megapolitan
Larangan 'Study Tour' ke Luar Kota Berisiko Tinggi, Tuai Pro Kontra Orangtua Murid

Larangan "Study Tour" ke Luar Kota Berisiko Tinggi, Tuai Pro Kontra Orangtua Murid

Megapolitan
Dalam 5 Bulan, Polisi Sita 49,8 Kg Sabu dari 12 Tersangka

Dalam 5 Bulan, Polisi Sita 49,8 Kg Sabu dari 12 Tersangka

Megapolitan
Casis Bintara Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingkingnya Nyaris Putus

Casis Bintara Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingkingnya Nyaris Putus

Megapolitan
Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Megapolitan
Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Megapolitan
Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Megapolitan
Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Megapolitan
Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Megapolitan
Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Megapolitan
Ladang Uang di Persimpangan Cakung-Cilincing, Dinikmati 'Pak Ogah' hingga Oknum Polisi

Ladang Uang di Persimpangan Cakung-Cilincing, Dinikmati "Pak Ogah" hingga Oknum Polisi

Megapolitan
Jelang Pilkada, Bawaslu Kota Bogor Imbau ASN Jaga Netralitas

Jelang Pilkada, Bawaslu Kota Bogor Imbau ASN Jaga Netralitas

Megapolitan
Ada Donasi Palsu Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana, Keluarga: Kayaknya Orang 'Random'

Ada Donasi Palsu Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana, Keluarga: Kayaknya Orang "Random"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com