Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mencari Pemimpin Ideal di Pilkada Kota Tangerang

Kompas.com - 08/06/2017, 03:10 WIB

JAKARTA, Kompas.com -  Ketua Dewan Pimpinan Nasional (DPN) REPDEM, Wanto Sugito,  salah satu organisasi sayap PDI Perjuangan,mengatakan akan ikut meramaikan bursa pilkada Kota Tangerang pada 2018 mendatang

"Ya gak rame rame, diminta ambil formulir saja dulu. Bismillah saja lah ya, ini kan baru proses bakal calon saja. Temen temen saya di semua PAC PDI Perjuangan dan komunitas juang gerakan lainnya meminta saya ikut fight, sebagai panggilan kader muda ideologis. Selama ini saya belum gembar gembor dulu, karena saya kan harus istikhoroh meminta petunjuk sama Allah SWT, dan berdiskusi dgn keluarga dan teman teman lainnya,"ujar Wanto Sugito, saat ditanyai wartawan di kantor DPC PDI Perjuangan Kota Tangerang, Rabu (7/6).

Kata Wanto saat dirinya ke DPC, ikut hadir Ketua plt DPC PDI Perjuangan Kota Tangerang Ananta Wahana, Sekretaris DPC Bowo beserta jajaran DPC lainnya.

Soal tujuan bertarung, kata politisi muda yang kini aktif sebagai Koordinator Komite Pemuda & Olahraga DPP PDI Perjuangan ini menyatakan, sikap yang diambilnya kali ini tentu tidak main main karena warga Banteng rindu kader muda ideologis. Tujuan saya jelas, semua kebijakan anggaran sejatinya wajib tersinkronisasi dan mampu membumikan Ideologi kebangsaan, Pancasila.

"Kalau bicara tujuan saya jadi Walikota mau ngapain, dicatat aja ini tujuan saya. Pertama Menata Kota bersama rakyat demi tertulisnya tinta emas sejarah. Kedua, Tidak akan pernah coba coba berkonspirasi mengatur proyek APBD Kota Tangerang yang sematanya memperkaya diri. APBD uang rakyat, maka saya akan ikut campur dalam proses penyerapan yang tepat agar tak menyimpang," tandas politisi muda PDI Perjuangan lulusan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Ciputat itu

Orang dekat almarhum Taufiq Kiemas itu menambahkan, Birokrasi atau siapa pun pejabat dinas di internal pemerintahan Kota yang coba coba mau main nakal, pasti akan saya kenakan sanksi tegas.

Mata saya, katanya akan terus memonitor penyerapan anggaran untuk masyarakat. Begitu kekuasaan kita rebut, rakyat mau mengadu langsung, silakan standby setiap hari.

"Mimpi saya kota maju dan kuat, pemimpin merakyat, rakyat tersenyum. Jadi, jangan coba coba birokrasi mempersulit masalah rakyat dari pelayanan kesehatan, pembangunan, pendidikan, ketenagakerjaan dan program lainnya, " ujar Wanto.

Soal biaya politik, kata Wanto mengalir sajalah. Banyak kawan kawan marhaenis yang akan gotong royong. "Seumuran saya, paling berapa sih saya punya uang hehe. Kan nanti saya minta bantu sama siapapun termasuk senior senior dan teman-teman, mau gotong royong saja biar kota Tangerang punya pemimpin ngetop seperti Bu Risma, pak Ganjar, dan sejumlah kepala daerah lainnya yang konsisten memajukan wilayahnya," jawabnya santai.

Tapi kata Wanto, ini baru tahap awal saja karena keputusan kan semua di DPP. Siapa pun yang dikeluarkan rekomendasi oleh Partai, kita harus tegak lurus demokrasi terpimpin.

"Apalagi kursi di Kota tangerang cukup untuk mencalonkan tanpa koalisi sekalipun meski tetap harus bergandeng tangan," tukasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Megapolitan
Kronologi Jari Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Sampai Putus, Pelaku Diduga Mabuk

Kronologi Jari Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Sampai Putus, Pelaku Diduga Mabuk

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Ditangkap di Rumah Istrinya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Ditangkap di Rumah Istrinya

Megapolitan
DJ East Blake Nekat Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih sebab Tak Terima Diputuskan

DJ East Blake Nekat Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih sebab Tak Terima Diputuskan

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Satpol PP dan Dinas Terkait Dinilai Lalai

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Satpol PP dan Dinas Terkait Dinilai Lalai

Megapolitan
7 Tahun Berdiri, Lokasi Binaan Pasar Minggu Kini Sepi Pedagang dan Pembeli

7 Tahun Berdiri, Lokasi Binaan Pasar Minggu Kini Sepi Pedagang dan Pembeli

Megapolitan
Polisi Tangkap DJ East Blake yang Diduga Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Polisi Tangkap DJ East Blake yang Diduga Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Pihak Keluarga Bakal Temui Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah

Pihak Keluarga Bakal Temui Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Megapolitan
Tak Sadar Jarinya Digigit sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Tak Sadar Jarinya Digigit sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang "Itu Jarinya Buntung"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com