Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebijakan Ganjil-Genap Diuji Coba di Tol Cikampek Pekan Depan

Kompas.com - 16/08/2017, 07:04 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan melalui Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) akan menguji coba kebijakan pembatasan kendaraan berdasarkan nomor plat ganjil-genap di ruas tol Cikampek mulai pekan depan.

Kebijakan itu merupakan satu dari sejumlah alternatif solusi yang digagas pihak Kemenhub dalam rangka meminimalisasi kemacetan dari Bekasi ke Jakarta dan sebaliknya yang semakin parah akibat sejumlah proyek pembangunan infrastruktur.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Selasa (15/8/2017) kemarin menjelaskan, latar belakang penerapan kebijakan itu karena banyak masukan dari masyarakat mengenai pergerakan kendaraan dari Bekasi ke Jakarta dan sebaliknya yang sangat lamban.

Baca: Akhir Agustus, Ganjil Genap Akan Diterapkan di Tol Jakarta-Cikampek

Meski kebijakan ganjil-genap ini bukan satu-satunya cara, pihak BPTJ mengaku siap untuk mulai menerapkan uji coba pekan depan.

"Ganjil-genapnya mulai dari tol Bekasi Barat hingga keluar tol Semanggi (dan sebaliknya). Kebijakan ini bersifat push, artinya mendorong orang yang menggunakan kendaraan pribadi naik angkutan umum," kata Kepala BPTJ Bambang Prihartono saat dihubungi, Selasa malam.

Menurut Bambang, skema penerapan ganjil-genap di ruas tol Cikampek akan sama dengan yang diberlakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di ruas Jalan Jenderal Sudirman hingga Jalan MH Thamrin. Kesamaan yang dimaksud adalah penerapan ganjil-genap hanya pada jam-jam sibuk, yaitu pada pagi dan sore hari.

Bambang memperkirakan, jika efektif, kebijakan itu dapat mengurangi tingkat kemacetan hingga 50 persen. Pihaknya mencatat, ada sekitar 40 ribu kendaraan yang melaju dari Bekasi menuju Jakarta maupun sebaliknya setiap hari.

Menhub Budi mengungkapkan, selain kebijakan ganjil-genap, dia merencanakan rekayasa lalu lintas serta penyediaan puluhan unit bus untuk warga Bekasi ke Jakarta dan sebaliknya.

Dua langkah itu masih dikaji lebih lanjut BPTJ. Namun Budi membayangkan solusi bus bisa efektif karena disiapkan dalam jumlah besar.

"Kami akan sediakan bus yang guided dengan polisi, katakanlah lima apa sepuluh (bus) sekali jalan, dan kami sediakan paling tidak 60 sampai 100 bus," kata Budi.

Budi berharap, kebijakan untuk mengurangi kemacetan bisa berjalan baik sejalan dengan pembangunan infrastruktur di sana yang berlangsung lancar tanpa kendala. Proyek yang sedang dikerjakan adalah MRT (Mass Rapid Transit), LRT (Light Rail Transit), hingga tol Jakarta-Cikampek elevated.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com