Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Pembunuh Pegawai BNN Bawa Peluru ke Halim Masih Tanda Tanya

Kompas.com - 11/09/2017, 22:53 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com - Salah satu hal yang dinilai masih mengganjal dari kasus pembunuhan terhadap pegawai BNN, Indria Kameswari adalah mengenai tiga butir peluru yang dibawa tersangka Muhammad Akbar ke Batam.

Meski membawa tiga butir peluru, Akbar akhirnya lolos dari hasil pemeriksaan keamanan di Bandara Halim Perdanakusuma.

"Tersangka sempat diamankan petugas bandara, tapi akhirnya lolos dan berhasil terbang ke Batam," kata Aiman Wicaksono dalam program "Aiman" yang tayang di Kompas TV, Senin (11/9/2017).

Dalam tayangan di Kompas TV itu, Kasat Reskrim Polres Bogor AKP Bimantoro Kurniawan mengatakan, menurut keterangan asisten rumah tangga, peluru itu ditemukan di dalam tas yang memang selalu dibawa oleh tersangka.

Baca: Diduga Ada yang Bantu Pelarian Tersangka Pembunuh Pegawai BNN

Polisi juga belum dapat mengungkapkan alasan Akbar membawa tiga butir peluru, tanpa membawa senjata api.

"Kalau kita berasumsi bisa banyak. Yang pasti peluru itu terbawa ketika dia akan terbang ke Batam," kata Bimantoro.

Sebelumnya, dalam konferensi pers di Mapolres Bogor, Rabu (6/9/2017), Bimantoro menjelaskan jika tas Akbar yang berisi tiga butir peluru itu sudah diamankan petugas bandara.

Kepada petugas bandara, Akbar mengaku peluru itu adalah milik kakaknya yang seorang anggota di sebuah kesatuan.

Akbar kemudian sempat diminta oleh petugas bandara untuk memanggil kakaknya. Namun, kesempatan itu dimanfaatkan oleh Akbar untuk kabur.

"Dia tidak kembali ke ruangan petugas, tapi langsung naik pesawat tujuan Batam tanpa sepengetahuan petugas," kata Bimantoro.

Baca: 3 Butir Peluru Ditemukan di Tas Milik Tersangka Pembunuh Pegawai BNN

Senjata yang digunakan Akbar untuk menembak istrinya, hingga kini juga belum ditemukan. Berdasarkan rekaman CCTV, Akbar terlihat ditemani oleh dua orang di Bandara Halim Perdana Kusuma.

Namun, polisi juga belum dapat mengungkap peran dua orang tersebut dan apakah senjata api dititipkan oleh Akbar kepada mereka.

Program Aiman kali ini mengambil tema "Di Balik Pembunuhan Pegawai BNN". Pada pembahasan kali ini, ada tiga hal yang dibahas oleh Aiman, yakni soal motif pembunuhan yang belum terungkap, keberadaan senjata api yang diduga digunakan untuk membunuh Indria yang belum ditemukan, dan tujuan Akbar membawa 3 butir peluru ke Bandara Halim Perdana Kusuma usai membunuh Indria.

"Tiga kejanggalan ini yang masih belum terungkap dalam kasus ini," ujar Aiman.

Aiman melakukan investigasi dengan mendatangi langsung tempat kejadian perkara di Perumahan River Valley, di Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Di perumahan inilah, dulunya Akbar dan Indira bersama dengan satu anak mereka yang masih berusia 4 tahun tinggal.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Antusiasme Warga Berbondong-bondong Padati Balai Kota Menyambut Helaran Hari Jadi Bogor Ke-542

Antusiasme Warga Berbondong-bondong Padati Balai Kota Menyambut Helaran Hari Jadi Bogor Ke-542

Megapolitan
Dishub Kota Bogor Lakukan Pengalihan Arus Lalin Saat Helaran Hari Jadi Bogor Ke-542 Hari Ini

Dishub Kota Bogor Lakukan Pengalihan Arus Lalin Saat Helaran Hari Jadi Bogor Ke-542 Hari Ini

Megapolitan
Mau Datang ke Helaran Hari Jadi Bogor Ke-542, Cek di Sini 8 Kantong Parkirnya

Mau Datang ke Helaran Hari Jadi Bogor Ke-542, Cek di Sini 8 Kantong Parkirnya

Megapolitan
Kuasa Hukum dan Keluarga Pegi Kecewa Tak Diundang Polisi ke Pra-rekonstruksi

Kuasa Hukum dan Keluarga Pegi Kecewa Tak Diundang Polisi ke Pra-rekonstruksi

Megapolitan
Kuasa Hukum Bantah Pegi Pakai Nama Samaran “Robi’ dan “Perong”

Kuasa Hukum Bantah Pegi Pakai Nama Samaran “Robi’ dan “Perong”

Megapolitan
Kaesang Pangarep dan Istrinya ke Tangerang, Nonton 'Baku Hantam Championship'

Kaesang Pangarep dan Istrinya ke Tangerang, Nonton "Baku Hantam Championship"

Megapolitan
Diisukan Bakal Dipindah ke Nusakambangan, Pegi Perong Tiap Malam Menangis

Diisukan Bakal Dipindah ke Nusakambangan, Pegi Perong Tiap Malam Menangis

Megapolitan
Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Megapolitan
Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Megapolitan
Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Megapolitan
Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Megapolitan
Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Megapolitan
Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Megapolitan
Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Megapolitan
3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com