Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah AHY Sempat Ditawari Jadi Menpora?

Kompas.com - 13/09/2017, 16:02 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com - Pada Agustus lalu, kabar mengenai tawaran kursi menteri untuk Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) santer diberitakan.

Dikabarkan Partai Demokrat mendapat tawaran satu dari dua kursi menteri, yakni jabaan Menteri Pemuda dan Olahraga ataupun Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

Saat ditemui usai menghadiri sebuah seminar di Kampus Universitas Indonesia, Depok, Rabu (13/9/2017), Agus terlihat enggan menanggapi kabar tersebut.

"Enggak usah (ditanggapi) lah. Terlalu banyak spekulasi," ujar dia tersenyum.

Baca: AHY: Janganlah Kita Membenturkan Islam dan Pancasila

Pria yang biasa dijuluki AHY ini kemudian menyampaikan jawaban normatif. Menurut Agus, jabatan formal memang penting namun bukan segala-galanya.

Menurut Agus, setiap orang memang ingin punya fungsi dan peran yang baik dalan kehidupan sosial bermasyarakat dan bernegara.

Namun, dia menganggap hal tersebut bukan berarti harus dengan menduduki sebuah jabatan formal.

"Saya hanya ingin berkontribusi secara positif. Saya ingin bisa menyapa teman-teman kawula muda, masyarakat berbagai elemen di manapun. Saya ingin punya kontribusi di sana," ujar pria yang kini menjabat sebagai Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute ini.

Tawaran menteri untuk AHY disebut-sebut terjadi saat ramainya pembahasan Rancangan Undang-undang Pemilihan Umum di DPR.

Saat itu, ada enam partai pendukung pemerintaan Presiden Joko Widodo yang ingin agar ambang batas pengajuan calon presiden (presidential threshold) sebesar 20 persen kursi di DPR atau 25 persen perolehan suara secara nasional diberlakukan dalam Pilpres 2019.

Baca: AHY Tegaskan The Yudhoyono Institute Non-partisan

Akhirnya, Demokrat menjadi satu dari empat partai yang menyatakan menolak penerapan ambang batas 20 persen kursi di DPR atau 25 persen perolehan suara secara nasional pada Pilpres mendatang.

Saat rapat paripurna pada 21 Juli, Demokrat memilih walk out bersama dengan Partai Gerindra, PKS dan PAN.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Megapolitan
Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Mundur dari Staf Kelurahan, Camat: Dia Kena Sanksi Sosial

Pemerkosa Remaja di Tangsel Mundur dari Staf Kelurahan, Camat: Dia Kena Sanksi Sosial

Megapolitan
Tersangka Pembacokan di Cimanggis Depok Pernah Ditahan atas Kepemilikan Sajam

Tersangka Pembacokan di Cimanggis Depok Pernah Ditahan atas Kepemilikan Sajam

Megapolitan
Kasus DBD 2024 di Tangsel Mencapai 461, Dinkes Pastikan Tak Ada Kematian

Kasus DBD 2024 di Tangsel Mencapai 461, Dinkes Pastikan Tak Ada Kematian

Megapolitan
Selebgram Zoe Levana Terobos dan Terjebak di 'Busway', Polisi Masih Selidiki

Selebgram Zoe Levana Terobos dan Terjebak di "Busway", Polisi Masih Selidiki

Megapolitan
Terobos Busway lalu Terjebak, Selebgram Zoe Levana Bakal Diperiksa

Terobos Busway lalu Terjebak, Selebgram Zoe Levana Bakal Diperiksa

Megapolitan
Sulitnya Ungkap Identitas Penusuk Noven di Bogor, Polisi: Pelaku di Bawah Umur, Belum Rekam E-KTP

Sulitnya Ungkap Identitas Penusuk Noven di Bogor, Polisi: Pelaku di Bawah Umur, Belum Rekam E-KTP

Megapolitan
Sendi Sespri Iriana Diminta Jokowi Tingkatkan Popularitas dan Elektabilitas untuk Maju Pilkada Bogor

Sendi Sespri Iriana Diminta Jokowi Tingkatkan Popularitas dan Elektabilitas untuk Maju Pilkada Bogor

Megapolitan
Terlibat Jaringan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass, 6 WNI Ditangkap

Terlibat Jaringan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass, 6 WNI Ditangkap

Megapolitan
Bikin Surat Perjanjian dengan Jakpro, Warga Sepakat Tinggalkan Rusun Kampung Susun Bayam

Bikin Surat Perjanjian dengan Jakpro, Warga Sepakat Tinggalkan Rusun Kampung Susun Bayam

Megapolitan
Siswi SLB Diduga Dicabuli di Sekolah hingga Hamil, Orangtua Cari Keadilan

Siswi SLB Diduga Dicabuli di Sekolah hingga Hamil, Orangtua Cari Keadilan

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 22 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 22 Mei 2024

Megapolitan
Warga Lihat Ibunda Furqon Ketua Tani Kampung Susun Bayam Hendak Dibawa Paksa Saat Penggerudukan

Warga Lihat Ibunda Furqon Ketua Tani Kampung Susun Bayam Hendak Dibawa Paksa Saat Penggerudukan

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 22 Mei 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 22 Mei 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com