JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan, kegiatan tea walk pegawai di lingkungan Pemprov DKI Jakarta di Kebun Teh, Puncak, Bogor, pada Sabtu (21/10/2017), telah menghidupkan ekonomi warga di sana.
Setiap tahunnya, ada ribuan pegawai Pemprov DKI Jakarta yang mengikuti kegiatan tersebut.
"Waktu saya tanyakan Pak Sekda (Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah), memang Pak Sekda bilang bahwa tiap tahun 8.000-10.000 aparat Pemprov DKI menghidupkan ekonomi di Puncak," ujar Sandi di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Minggu (22/10/2017).
(baca: Baca juga : Ditanya Mobil Rombongan Ditilang di Bogor, Anies Serahkan ke Jubir)
Sandi mencontohkan, biaya bayar ke kamar mandi bisa naik tiga kali lipat saat ada kegiatan Tea Walk. Makanan-makanan yang dijual warga setempat juga laku.
"Tempat penginapannya penuh, makanannya juga laku, biasanya bayar WC cuma Rp 5.000, kemarin bisa Rp 15.000," kata dia.
Meski demikian, Sandi mengakui kegiatan Tea Walk itu menyebabkan kemacetan di Puncak. Ke depan, dia menyebut Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menyiapkan bus untuk kegiatan itu.
(baca: Baca juga : Sandi: Tidak Ada Rombongan Pak Anies yang Ditilang di Bogor)
"Jadi ini yang semuanya naik, tapi dampaknya itu adalah macet. Mesti dipikirkan pengaturannya ke depan mungkin harus ada shuttle bus, harus ada cara untuk memobilisasi aparat Pemprov supaya kendaraan pribadinya tidak memenuhi tempat acara," ucap Sandi.
Arus lalu lintas di jalur puncak, Bogor, terganggu sejak Sabtu pagi. Kapolres Bogor AKBP Andi Moch Dicky mengatakan, gangguan terjadi akibat kegiatan Tea Walk KORPRI DKI yang dihadiri Anies-Sandi.
Andi menjelaskan banyak mobil pengunjung parkir di pinggir jalan dan banyak kendaraan turun melawan arus. Padahal sedang dalam posisi one way arah sebaliknya.
"Daya tampung parkiran Gunung Mas itu kalau untuk 10 ribu orang dan bawa kendaraan masing-masing, pasti akan banyak yang parkir di luar area atau pinggir jalan," kata Andi seperti dikutip Tribunnews.com, Sabtu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.