Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Kepulauan Seribu Minta Transjakarta Bekas hingga Sinyal Ponsel

Kompas.com - 11/11/2017, 15:14 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menerima banyak permintaan warga dalam kunjungan untuk mengikuti perayaan ulang tahun ke-16 Kabupaten Kepulauan Seribu, Sabtu (11/11/2017).

Abdul Rasyid dari Pulau Tidung meminta agar Anies menyediakan sarana transportasi.

"Kami belum dapat tiket Rp 50.000 sampai ke Depok. Karena saya lihat yang dibangun di Bodetabek saja. Ini mudah-mudahan pelabuhannya dipikirin dan ongkosnya juga dipikirkan," kata Rasyid.

Rasyid juga meminta agar puskesmas ditambah dan ditingkatkan menjadi rumah sakit umum, sebab RSU Kabupaten Kepulauan Seribu yang ada sekarang sering penuh. Anies juga diharapkan dapat mengirim anak-anak Kepulauan Seribu bersekolah ke daratan.

Baca juga : Anies: Warga Kepulauan Seribu, Tuntut yang Banyak dari Kami

Ada pula Wahyudin yang merupakan Ketua Asosiasi Homestay di Pulau Pramuka yang meminta agar Anies memperhatikan sarana pariwisata yang menjadi sumber penghidupan warga.

"Pariwisata Kepulauan Seribu sangat tergantung terumbu karang, tapi sejak dulu mulai rusak, mohon kiranya menyiapkan busway (bus transjakarta) yang tidak terpakai agar bisa jadi areal snorkeling dan diving, sekaligus rumah bagi terumbu karang," kata Wahyudin.

Wahyudin juga meminta agar pemerintah membangun sistem reverse osmosis (RO) sebab selama ini ribuan warga hidup dari air tanah. Ia khawatir, jika air tanah terus-terusan disedot, lama-lama rasanya akan sama dengan air laut.

Sementara itu Jamriah dari Pulau Sabira yang merupakan pulau terjauh dari daratan Jakarta mengeluhkan akses transportasi serta sinyal ponsel.

"Di sana cuma ada XL itu pun sempat terkendala sampai satu bulan, ini harus diketahui karena sulit komunikasi dengan keluarga yang di daratan, sekolah tidak ada kabar," ujar Jamriah.

Umumnya warga meminta akses transportasi, fasilitas kesehatan, dan pendidikan yang lebih baik. Mereka juga berharap pemerintah serius membangun Kepulauan Seribu sebagai destinasi wisata.

Mendengar usulan ini, Anies enggan menyanggupi satu per satu. Ia tak mau dianggap hanya memberikan angin surga kepada warga.

"Semua yang disampaikan tidak dijawab lewat pidato, solusi bukan jawaban lisan, bukan jawaban yang menimbulkan tepuk tangan tapi solusinya hasil di lapangan," ujar Anies.

Anies mengatakan ia akan membentuk satuan kerja atau task force khusus untuk membereskan masalah di Kepulauan Seribu. Ia meminta warga dan pegawai pemerintahan mencatat daftar kebutuhan lalu menyampaikannya ke Balai Kota.

Kendati demikian, Anies mengaku tak bisa mewujudkannya dengan cepat.

"Bapak, ibu harus sadari pemerintah gunakan tata kelola, enggak bisa ambil uang, lalu ditaruh. Dimasukkan dulu dalam perencanaan, lalu masuk anggaran, sampai eksekusi. Cara itu yang bisa dipertanggungjawabkan dengan benar," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

Megapolitan
Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Megapolitan
Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya 'Nyentong' Nasi Sendiri

Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya "Nyentong" Nasi Sendiri

Megapolitan
Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Megapolitan
Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com