Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Balik Rosario Merah Putih Uskup Agung Jakarta...

Kompas.com - 25/12/2017, 14:19 WIB
Jessi Carina

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Keuskupan Agung Jakarta mencoba mengamalkan nilai-nilai Pancasila dan persatuan melalui aktivitas mereka. Rosario yang merupakan alat berdoa umat katolik ini pun mereka kreasikan dengan warna bendera Indonesia, yaitu merah dan putih.

"Untuk menandai gerakan seperti itu misalnya Keuskupan Agung Jakarta meluncurkan rosario merah putih. Ini adalah sarana doa untuk kami umat katolik. Hampir semua katolik mempunyai rosario, tetapi warnanya tidak merah putih," ujar Uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Suharyo di Gereja Katedral Jakarta, Senin (25/12/2017).

Tujuan dibuatnya rosario merah putih ini agar umat katolik tidak berdoa untuk diri mereka sendiri setiap kali menggunakan rosario. Mereka sekaligus berdoa demi kebaikan bangsa Indonesia.

Baca juga : Uskup Agung: Jadi Plesetan yang Tak Karuan, Pancasila Mulai Tak Dihargai

Ignatius menunjukkan rosario merah putih yang dia maksud. Batu-batu berwarna merah dan putih saling menyambung hingga menyerupai kalung.

Selain itu, Keuskupan Agung Jakarta juga memiliki versi gambar lain sosok Bunda Maria. Ignatius menggambarkan di dada Bunda Maria terdapat lambang garuda Pancasila dan mengenakan selubung merah putih. Tema Pancasila dan kebhinekaan memang menjadi pesan natal Keuskupan Agung Jakarta tahun ini.

Baca juga : Pesan Natal dari Presiden Jokowi, Keragaman adalah Rahmat

Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) dan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) menilai ada ancaman-ancaman persatuan di Indonesia. Umat katolik diingatkan untuk menjaga persatuan di tengah-tengah mereka. Menggunakan rosario merah putih hanyalah salah satu gerakan Keuskupan Agung Jakarta untuk menjaga persatuan itu.

"Hasil (gerakannya) seperti apa untuk sementara kami tidak merasa itu penting," kata Ignatius.

"Tapi bahwa ada usaha untuk sungguh sungguh menerjemahkan pesan natal untuk konteks yang dirumuskan persekutuan gereja-gereja Indonesia ini menurut keyakinan Keuskupan Agung Jakarta sudah lumayan memadai," tambah dia.

Kompas TV Para tenant di mal meraup pendapatan dua kali lipat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Megapolitan
Kemiskinan dan Beban Generasi 'Sandwich' di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Kemiskinan dan Beban Generasi "Sandwich" di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Megapolitan
Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon 'Debt Collector'

Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon "Debt Collector"

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

Megapolitan
Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Megapolitan
Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Megapolitan
Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com