Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereka Memilih Bertahan Menjadi Tukang Becak...

Kompas.com - 27/01/2018, 21:40 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Beberapa warga Jakarta masih bertahan menjadi tukang becak di tengah maraknya transportasi berbasis aplikasi. Sejumlah tukang becak memilih bertahan karena faktor umur, keterbatasan keahlian, dan pendidikan. 

Sueb (65), seorang tukang becak yang biasa mencari penumpang di kawasan Bandengan mengatakan, dirinya kesulitan mendapatkan pekerjaan lain di usianya yang sudah tidak muda lagi. Sueb tinggal bersama istrinya yang berprofesi ibu rumah tangga.

"Usia saya sudah dewasa, Mas he-he-he. Sudah tua begini siapa yang mau pakai (tenaganya untuk bekerja), saya bisanya menarik becak ya saya jalani," ujar Sueb saat berbincang dengan Kompas.com di kolong jembatan layang Bandengan Utara, Jakarta Barat, Jumat (26/1/2018).

Penarik becak lainnya, Abe mengatakan hal serupa. Abe mengaku tidak memiliki keahlian dan hanya lulusan sekolah dasar (SD). Abe yang saat ini berusia 52 tahun harus menafkahi delapan anaknya.

Baca juga: Sandiaga: Mungkin Suatu Saat Tukang Becak Jadi Trainer di OK OCE

Dinas perhubungan memberikan stiker ke sejumlah penarik becak yang mulai beroperasi di Bandengan, Jakarta Utara, Jumat (26/1/2018). Perhatian terhadap penarik becak kembali diberikan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Ia berharap becak tetap beroperasi di rute khusus di JakartaKOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI Dinas perhubungan memberikan stiker ke sejumlah penarik becak yang mulai beroperasi di Bandengan, Jakarta Utara, Jumat (26/1/2018). Perhatian terhadap penarik becak kembali diberikan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Ia berharap becak tetap beroperasi di rute khusus di Jakarta
Selain menjaga agar dapur rumahnya tetap "ngebul", Abe juga harus membiayai sekolah anak-anaknya. Hal itulah yang menyebabkan Abe juga menjadi kuli bangunan selain menarik becak. 

"Saya mau masuk (kerja di) pabrik enggak diterima sudah umur segini dan latar belakang pendidikan juga rendah," kata Abe. 

Sehari-harinya ia menarik becak pukul 06.00-10.00. Jika tak ada pekerjaan lain, ia melanjutkan menarik becak. 

Baca juga: Sandiaga Ingin Tukang Becak di Jakarta Naik Kelas

Sejumlah penarik becak mulai beroperasi di Bandengan, Jakarta Utara, Jumat (26/1/2018). Perhatian terhadap penarik becak kembali diberikan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Ia berharap becak tetap beroperasi di rute khusus di JakartaKOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI Sejumlah penarik becak mulai beroperasi di Bandengan, Jakarta Utara, Jumat (26/1/2018). Perhatian terhadap penarik becak kembali diberikan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Ia berharap becak tetap beroperasi di rute khusus di Jakarta
Rekan seprofesi Abe, Darno (58) mengatakan, menarik becak merupakan satu-satunya keahlian yang ia miliki. Darno pernah mencoba menjadi pengemudi bajaj. Namun, profesi itu hanya sebentar dan akhirnya dia kembali menjadi tukang becak.

Darno selalu bersyukur atas apa yang didapatkan. 

"Sehari bisa dapat sekitar Rp 50.000 lah, alhamdulillah. Daripada saya minta-minta (menjadi pengemis) di jalan, lebih baik saya panas-panasan menarik becak. Saya heran badan semua masih lengkap, tetapi ada yang minta-minta," ujar Darno.

Baca juga: Ketika Becak Berusaha Masuk Jakarta...

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berencana menata becak di Ibu Kota. Saat ini pihaknya tengah mendata jumlah becak yang beroperasi di Jakarta. Anies akan membuat jalur khusus becak dan tak mengizinkan mereka masuk ke jalur protokol.

Kompas TV Setelah resmi diizinkan oleh Pemprov DKI, ratusan becak mulai menjamur di beberapa wilayah di Jakarta Utara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com