Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1,5 Tahun Berlalu, Anak-anak Korban Bom Samarinda Masih Trauma

Kompas.com - 17/04/2018, 14:43 WIB
Nursita Sari,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Orangtua anak-anak yang menjadi korban pelemparan bom molotov di Gereja Oikumene, Samarinda, Kalimantan Timur, menyebut anak-anak mereka masih mengalami trauma.

Peristiwa pelemparan bom itu terjadi pada 13 November 2016 atau hampir 1,5 tahun lalu.

Jekson Sihotang, ayah Anita Sihotang, menyampaikan, meski luka bakar anaknya mulai membaik, namun kondisi psikologisnya masih belum pulih.

Anita bahkan selalu ketakutan saat mendengar suara motor dinyalakan untuk dipanaskan mesinnya.

"Sebelum kejadian, manasin motor enggak pernah takut. Belakangan, sudah panasin sedikit, lari ke rumah," kata Jekson saat bersaksi dalam sidang kasus peledakan bom Thamrin dengan terdakwa Aman Abdurrahman di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (17/4/2018).

Baca juga : Ibu Korban Bom Samarinda Menangis Ceritakan Kondisi Anaknya yang Sudah 28 Kali Dioperasi

Tak hanya itu, Jekson menyebut Anita juga sering berteriak saat mendengar bunyi petasan di malam lebaran. Suara-suara yang cukup kencang selalu mengingatkan Anita pada peristiwa bom Samarinda yang saat itu umurnya masih 2,5 tahun.

Kondisi trauma juga masih dialami Alvaro Aurrelius, korban lainnya. Alvaro bahkan sering ketakutan saat Ibunya, Marsyana Tiur Novita, memasak karena melihat api.

"Dia kalau lihat saya masak, histeris. Kalau aktivitas, dia biasa (sudah normal)," ujar Marsyana dalam kesempatan yang sama.

Saat ini, Alvaro masih menjalani pengobatan untuk menumbuhkam rambutnya. Sebab, saat pelemparan bom molotov, setengah rambutnya terbakar.

Dorta Marnaek, Ibu Trinity Hutahaean, menyebut anaknya juga masih trauma dan sedang menjalani pemulihan.

"Kami masih pulihkan psikologinya dia," ucap Dorta.

Adapun Aman Abdurrahman dalam kasus ini didakwa menggerakkan orang untuk melakukan berbagai aksi terorisme, termasuk bom Thamrin dan Samarinda.

Aman menggerakkan orang untuk melakukan teror dengan berceramah. Materi ceramah itu diambil dari buku seri materi tauhid karangannya sendiri.

Selain saksi yang berkaitan dengan kasus bom Samarinda, jaksa juga pernah menghadirkan terpidana bom Samarinda dan orang-orang yang berkaitan dengan bom Kampung Melayu dan lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Megapolitan
Sopir JakLingko Ugal-ugalan, Penumpang Bisa Melapor ke 'Call Center' dan Medsos

Sopir JakLingko Ugal-ugalan, Penumpang Bisa Melapor ke "Call Center" dan Medsos

Megapolitan
Penjelasan Polisi Soal Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ Berubah Jadi Pelat Putih

Penjelasan Polisi Soal Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ Berubah Jadi Pelat Putih

Megapolitan
Cerita Warga soal Tanah di Perumahan New Anggrek 2 GDC Depok yang Longsor Tiap Hujan

Cerita Warga soal Tanah di Perumahan New Anggrek 2 GDC Depok yang Longsor Tiap Hujan

Megapolitan
Pemecatan Ketua RW di Kalideres Bukan Soal Penggelapan Dana, Lurah: Dia Melanggar Etika

Pemecatan Ketua RW di Kalideres Bukan Soal Penggelapan Dana, Lurah: Dia Melanggar Etika

Megapolitan
Kecelakaan yang Libatkan Mobil Dinas Polda Jabar di Tol MBZ Diselesaikan secara Kekeluargaan

Kecelakaan yang Libatkan Mobil Dinas Polda Jabar di Tol MBZ Diselesaikan secara Kekeluargaan

Megapolitan
Kronologi 4 Warga Keroyok Mahasiswa yang Beribadah di Kontrakan Tangsel

Kronologi 4 Warga Keroyok Mahasiswa yang Beribadah di Kontrakan Tangsel

Megapolitan
Viral Video Pelecehan Payudara Siswi SMP di Bogor, Pelaku Diduga ODGJ

Viral Video Pelecehan Payudara Siswi SMP di Bogor, Pelaku Diduga ODGJ

Megapolitan
Kronologi Kecelakaan Mobil Yaris di Tol Cijago Depok yang Tewaskan Petugas Kebersihan

Kronologi Kecelakaan Mobil Yaris di Tol Cijago Depok yang Tewaskan Petugas Kebersihan

Megapolitan
Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior Belum Dibawa ke Rumah, Keluarga Hindari 'Beban Mental'

Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior Belum Dibawa ke Rumah, Keluarga Hindari "Beban Mental"

Megapolitan
Polisi Sita 3 Sajam dari Pelaku Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Sita 3 Sajam dari Pelaku Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com