Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Alat-alat Besar Pengoplos Miras Pembawa Maut...

Kompas.com - 20/04/2018, 14:18 WIB
Sherly Puspita,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada Jumat (20/4/2018) pagi, pihak Polda Metro Jaya menggelar rilis hasil operasi minuman keras oplosan dan tak berizin dari sejumlah wilayah hukum Polda Metro Jaya.

Dalam rilis tersebut ditampilkan berbagai miras berbagai merek dan bentuk yang merupakan hasil operasi polisi dari wilayah Tangerang Kota, Bekasi Kota, Jakarta Selatan, Jakarta Timur dan Depok.

Ada hal yang menarik yang ditampilkan satuan Polres Tangerang Kota. Alat-alat berkukuran besar hasil sitaan diletakkan berjejer di antara puluhan botol dan plastik miras oplosan.

"Ini alat-alat untuk membuat miras oplosan," ujar Wakasat Binmas Polresta Tangerang Kompol Afroni Sugiarto saat ditemui, Jumat (20/4/2018).

Baca juga : Korban Tewas akibat Miras Oplosan di Indonesia 112 Orang

Salah satu alat berbentuk tabung dengan diameter lebih kurang setengah meter dan tinggi satu meter.

Uniknya, di atas tabung tersebut diletakkan bor listrik yang biasanya digunakan untuk melubangi kayu dan benda keras lainnya

"Bor ini disambung dengan batang besi panjang. Gunanya untuk mengaduk bahan baku miras sebelum dilakukan fermentasi. Jadi seperti blender fungsinya," ujar dia.

Alat fermentasi miras oplosan saat dipamerkan di Mapolda Metro Jaya, Jumat (20/4/2018).Kompas.com/Sherly Puspita Alat fermentasi miras oplosan saat dipamerkan di Mapolda Metro Jaya, Jumat (20/4/2018).

Menurut Aftoni, bahan baku pembuatan miras ini berasal dari bahan alami seperti beras, pala, dan air.

Bahan-bahan tersebut kemudian difermentasi dengan tabung lain yang berukuran hampir sama dan dipanaskan dengan suhu tertentu.

"Ini semacam penyulingan. Hasilnya nanti berupa cairam bening yang sering disebut ciu. Ciu ini jadi bahan baku miras oplosan," kata dia.

Menurut Afroni, cairan ciu ini mengandung ethanol yang memabukkan tetapi tidak mematikan. Cairan kemudian menghasilkan zat methanol ketika dicampur bahan lainnya.

"Pelaku ini kemudian mencampurnya dengan bahan lain seperti Autan, minuman berenergi dan bahan lainnya yang menyebabkan kandungan methanol keluar," ujar dia.

Miras hasil oplosan ini ditampung dalam beberapa drum berukuran besar. Saat tutup drum dibuka, tercium aroma yang begitu menyengat dan membuat pusing.

"Ini kemudian dikemas dengan plastik dan dijual oleh pelaku seharga Rp 15.000. Bayangkan, cairan yang baunya tidak sedap begini diminum oleh manusia," kata dia.

Miras oplosan ini menyebabkan dua orang warga Ciputat tewas pada 10 dan 11 April 2018. Dari tewasnya dua warga ini, Polres Tangerang Selatan melakukan pengembangan penyelidikan dan menemukan 5 orang tersangka yaitu R (50) penjual minuman oplosan, I (35) distributor, L (35) pemilik pabrik, K (35) dan H (31), karyawan pabrik pengoplos.

Kelima tersangka dijerat Pasal 197 Undang-Undang Nomor 36 Tahum 2009 tentang Kesehatan dan atau Pasal 136 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan dan atau Pasal 204 ayat (1) dan (2) KUHP. Mereka terancam dijerat hukuman maksmal 20 tahun penjara.

Baca juga : Begini Kondisi Bungker Milik Bos Miras Oplosan di Cicalengka

Adapun barang bukti yang diamankan berasal dari hasil penggeledahan dua pabrik. Pada pabrik pertama terletak di Jurang Mangu, Pondok Aren, Tangerang Selatan ditemukan 900 botol merek miras Mension dan Vodka.

Pabrik kedua, sebagai pengoplos berada di Cipondoh, Kota Tangerang. Barang bukti yang ditemukam 2 mesin pres botol, 21 dus miras merek Vodka dan Mension, 6 dus botol kosong, 5 jerigen ukuran 25 liter ethanol, 3 botol perasa jeruk, 1 botol perasa vanilla, 1 jerigen perasa karamel, 1 alat aduk dan beberapa dus kosong.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

Megapolitan
Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Megapolitan
Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya 'Nyentong' Nasi Sendiri

Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya "Nyentong" Nasi Sendiri

Megapolitan
Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Megapolitan
Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Megapolitan
KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Megapolitan
Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Megapolitan
Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Megapolitan
Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Megapolitan
Cegah Prostitusi, 3 Posko Keamanan Dibangun di Sekitar RTH Tubagus Angke

Cegah Prostitusi, 3 Posko Keamanan Dibangun di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com