Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panitia Guinness World Records Poco-poco Beri Penghargaan ke Arie Sapulette

Kompas.com - 11/08/2018, 21:15 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Panitia Pelaksana Guinness World Records Poco-poco memberikan penghargaan kepada pencipta lagu "Poco-poco" Arie Sapulette pada 5 Agustus 2018.

Menurut anggota panitia pelaksana, Lily Karmel, kondisi Arie yang menderita skizofrenia itu memprihatinkan sehingga pihak panitia memberinya penghargaan dan bantuan.

"Jadi kebetulan saya sendiri yang menghubungi keluarga Sapulette, kami sudah bertemu dengan keluarga, dengan anak istrinya, kemudian kami sudah berkunjung ke rumahnya, termasuk pak Arie Sapulette," ujar Lily kepada Kompas.com, Sabtu (11/8/2018).

Ia sekaligus mengklarifikasi pernyataan adik Arie, Ferry Sapulette, yang mengaku tidak tahu mengenai upaya memecahkan rekor MURI menari Poco-poco.

Baca juga: Ironi Nasib Arie Sapulette, Pencipta Lagu Poco-poco

Menurut Lily, pihak panitia telah bertemu dengan keluarga Arie sebelum pemecahan rekor tersebut.

Penghargaan untuk Arie, kata dia, diterima oleh putra Arie yang bernama Martin Sapulette.

"Akhirnya kami mempunyai kepedulian untuk memberikan penghargaan kepada beliau dan pada tanggal 5 Agustus kemarin, kami memberikan penghargaan sebagai pencipta lagu Poco-poco yang mendunia. Kebetulan anaknya (Arie), Martin Sapulette mewakili bapaknya," ujar dia.

Lily juga menyampaikan bahwa pihak panitia berencana membantu Arie lagi. Sebab, kondisi Arie memprihatinkan dari segi ekonomi maupun kesehatannya.

Sementara itu, putra Arie Sapulette, Martin Sapulette, mengaku menerima penghargaan dari panitia Guinness World Record Poco-poco untuk ayahnya.

Dengan kondisi Arie yang menderita penyakit skizofrenia, menurut Martin, akan sulit baginya untuk menerima langsung penghargaan tersebut.

"Jadi sudah langsung (diberitahukan) tapi karena kondisi Pak Arie seperti itu jadi mungkin sulit menerima apa yang disampaikan. Tapi sebenarnya Pak Arie sendiri pun sudah kita beri tahu," ucap dia.

Mengenai pernyataan adik Arie, yakni Ferry Sapulette, yang mengaku tidak diberitahu soal pemecahan rekor MURI ini, Martin menyebut itu hanya salah paham.

"Kalau ke adiknya Pak Arie (Ferry) memang tidak bertemu dengan saya dan saya pun tidak bilang ke adiknya Pak Arie. Jadi saya keluarganya, saya anaknya, ke ibu saya, ke istri yang sah. Iya sudah diterima juga penghargaan dan saya sendiri yang menerimanya," kata Martin.

Sementara itu, saat ditemui di kediaman Arie pada Mingu (5/8/2018), Ferry menyebut tidak tahu ada upaya pemecahan rekor tarian Poco-poco.

Di kediaman Arie, Kompas.com hanya bertemu dengan Ferry dan anak-anak Ferry, serta ayah Arie yang bernama Zefnath.

Baca juga: Meroket Bersama Poco-poco, Begini Kehidupan Arie Sapulette Saat Ini

Ferry menyebut anak dan istri Arie tak lagi bersama pria itu setelah Arie dinyatakan menderita skizofrenia. Sudah 18 tahun terakhir, Arie mengidap skizofrenia.

Adapun skizofrenia merupakan gangguan mental yang menyebabkan penderitanya mengalami delusi, halusinasi, dan pikiran yang kacau.

Ferry menyebutkan, tak jarang emosi Arie meledak-ledak saat keinginannya tidak dipenuhi keluarga yang merawatnya.

"Pernah ada kejadian dia ngamuk-ngamuk, kita juga takut jangan sampai membahayakan warga, tetangga. Bahkan pernah juga sampai marah di depan umum, lempar-lempar kayu segala macam," kata dia.

 

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com