Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahmad Dhani Tulis Surat dari Penjara: Mama Jangan Sedih

Kompas.com - 14/02/2019, 10:05 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Musikus Ahmad Dhani menulis surat untuk ibunya, Joyce Theresia Pamela Kohler, dari balik penjara. Surat itu ditulis pada Rabu (13/2/2019) kemarin dari Rutan Klas 1 Surabaya, Medaeng, Sidoarjo, Jawa Timur, tempat Dhani ditahan saat ini.

"Iya, tulisan Mas Dhani sendiri," kata kuasa hukum Dhani, Hendarsam Marantoko, kepada Kompas.com, Kamis.

Baca juga: 5 Fakta Kericuhan Sidang Vlog Idiot Ahmad Dhani, Jaksa dan Pengacara Saling Dorong

Dalam surat tersebut, Dhani meminta agar ibunya tak sedih dengan status Dhani yang kini sebagai terdakwa dan tahanan. Ia mengaku kini menjadi orang yang sabar dan akan lebih sabar lagi setelah keluar dari penjara.

Berikut tulisan Ahmad Dhani dalam surat tersebut:

Surat untuk mama, dari anakmu tercinta.

Ma, penjara bagi mereka yg tidak bersalah... adalah STIK (Sekolah Tinggi Ilmu Kesabaran.

Alhamdulillah, sekarang aku menjadi orang yang lebih sabar.

Mama jangan sedih, mama jangan menangis, keluar dari penjara laknat ini, insya Allah, aku menjadi orang yang lebih sabar

Ahmad Dhani, Hotel Medaeng, 13 Feb 2019

Hendarsam menyebutkan, surat itu diserahkan Dhani kepada istrinya, Mulan Jameela. Mulan mengantarkan surat itu ke ibunda Dhani di Surabaya.

"Mbak Mulan yang nganterin," kata Hendarsam.

Majelis hakim di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan telah menjatuhkan vonis hukuman penjara satu tahun enam bulan terhadap Ahmad Dhani atas kasus ujaran kebencian. Vonis itu diputuskan pada 28 Januari lalu.

Hakim menilai, Dhani melanggar Pasal 45A Ayat 2 juncto Pasal 28 Ayat 2 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik juncto Pasal 55 Ayat 1 KUHP.

Walau belum berkekuatan hukum tetap karena Dhani mengajukan banding, dia kemudian ditahan di Rutan Cipinang, Jakarta Timur. Namun, Dhani kini dipindahkan sementara ke Rutan Medaeng di Surabaya, Jawa Timur.

Dia dipindahkan karena harus menjalani sidang pengadilan di PN Surabaya pada kasus yang lain, yaitu terkait tuduhan pencemaran nama baik pada perkara "vlog idiot".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sopir Diduga Mengantuk, Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ

Sopir Diduga Mengantuk, Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ

Megapolitan
Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Pegawai Berhamburan ke Luar Gedung

Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Pegawai Berhamburan ke Luar Gedung

Megapolitan
Warga yang Buang Sampah Sembarangan di Dekat Lokbin Pasar Minggu Bakal Didenda Rp 500.000

Warga yang Buang Sampah Sembarangan di Dekat Lokbin Pasar Minggu Bakal Didenda Rp 500.000

Megapolitan
Sopir di Tangerang Curi Uang Majikan Rp 150 Juta, Ajak Istri Saat Beraksi

Sopir di Tangerang Curi Uang Majikan Rp 150 Juta, Ajak Istri Saat Beraksi

Megapolitan
Polisi: Kami Butuh Partisipasi Warga untuk Atasi Tawuran

Polisi: Kami Butuh Partisipasi Warga untuk Atasi Tawuran

Megapolitan
Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Kepulan Asap Putih Bikin Pemadam Kewalahan

Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Kepulan Asap Putih Bikin Pemadam Kewalahan

Megapolitan
Harapan Masyarakat untuk RTH Tubagus Angke, Nyaman Tanpa Praktik Prostitusi...

Harapan Masyarakat untuk RTH Tubagus Angke, Nyaman Tanpa Praktik Prostitusi...

Megapolitan
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Mei 2024

Megapolitan
Nahas, Balita di Matraman Tewas Terperosok ke Selokan Saat Main Hujan-hujanan

Nahas, Balita di Matraman Tewas Terperosok ke Selokan Saat Main Hujan-hujanan

Megapolitan
Proyek Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Rampung Akhir 2024

Proyek Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Rampung Akhir 2024

Megapolitan
Polisi Bakal Pertemukan Perwakilan Warga Klender dan Cipinang Muara demi Atasi Tawuran di Pasar Deprok

Polisi Bakal Pertemukan Perwakilan Warga Klender dan Cipinang Muara demi Atasi Tawuran di Pasar Deprok

Megapolitan
Ketika Si Kribo Apes Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg karena Bayar Makan Sesukanya...

Ketika Si Kribo Apes Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg karena Bayar Makan Sesukanya...

Megapolitan
3 Orang Tewas akibat Kebakaran Kapal di Muara Baru

3 Orang Tewas akibat Kebakaran Kapal di Muara Baru

Megapolitan
PPKUKM Akui Tumpukan Sampah 3 Ton Jadi Faktor Utama Sepinya Lokbin Pasar Minggu

PPKUKM Akui Tumpukan Sampah 3 Ton Jadi Faktor Utama Sepinya Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com