JAKARTA, KOMPAS.com - Tak lama lagi Republik Indonesia akan merayakan ulang tahun kemerdekaannya yang ke-74 pada 17 Agustus.
Ulang tahun kemerdekaan RI identik dengan lomba-lomba yang dilaksanakan oleh warga. Salah satu lomba yang tak lekang oleh waktu adalah panjat pinang.
Panjat pinang adalah lomba memanjat batang pohon pinang, yang di atasnya sudah diletakkan berbagai hadiah yang harus diambil oleh para pemanjat.
Baca juga: Rhoma Irama Bandingkan Lomba Panjat Pinang Dulu dan Sekarang
Namun, mahalnya harga satu batang pohon pinang menjadi alasan beberapa warga tak lagi menggunakannya sebagai sarana bermain panjat pinang.
Kendati nama permainannya tetap lomba panjat pinang, namun yang digunakan kini adalah bambu betung.
Salah satu penjual bambu betung, Pahrur Rozi (27) mengatakan bahwa sudah beberapa tahun ini dia mendapat pesanan bambu untuk digunakan sebagai lomba panjat pinang.
"Kalau pinang itu selain mencarinya susah, bikinnya juga susah. Itu kan harus dikelupas, produksinya yang mahal jadi orang lebih memilih bambu betung ini," kata lelaki yang akrab disapa Ozi saat ditemui di Jalan Pedongkelan Raya pada Jumat (9/8/2019).
Baca juga: Siswa SMP Pemanjat Tiang Bendera Pernah Juarai Lomba Panjat Pinang
Untuk batang pinang, dia mengatakan, pembeli harus merogoh kocek Rp 1 juta. Sedangkan untuk bambu betung cukup Rp 700.000.
Bambu betung yang digunakan adalah bambu tua berukuran 10 meter. Disebut betung, karena diameternya yang melebihi 12 sentimeter.
Saat ditemui, Ozi penjual sekaligus pemilik bambu di UD Bambu Berkah, sedang membuat beberapa bambu yang sudah dipesan untuk panjat pinang.
Kata dia, menjelang 17 Agustus, pesanan bambu ini meningkat.
"Hari ini saja sudah menyelesaikan 10 bambu pesanan dari karang taruna," kata Ozi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.