Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nenek Husen Menangis saat Tahu Jenazah Cucunya Tak Bisa Dibawa Pakai Ambulans

Kompas.com - 26/08/2019, 19:37 WIB
Sabrina Asril

Editor

TANGERANG, KOMPA.com - Kematian Husen (9) yang ditemukan tewas tenggelam di Sungai Cisadane menyisakan pilu di hati keluarga. Bukan hanya soal kepergian Husen yang begitu mendadak di usia mudanya. 

Keluarga juga tak kuasa menahan kesedihan saat tak mampu membawa jenazah Husen secara layak dari Puskesmas Cikokol menuju rumah duka. Pasalnya, pihak Puskesmas Cikokol tak memperbolehkan penggunaan ambulans untuk mengangkut jenazah. 

Sang nenek, Sopiah (62), hanya bisa menjerit dan menangis saat menerima penolakan itu. Sopiah mengaku ikut mendampingi Husen saat berusaha ditolong di sana. 

Baca juga: 6 Fakta Peristiwa Pria Gendong Jenazah Keponakan di Puskesmas Cikokol

Meski pihak keluarga telah meminta agar jenazah Husein dibawa pulang menggunakan ambulans, Sopiah mengatakan pihak Puskesmas tetap tidak memperbolehkan.

Hal ini membuat paman Husen, Supriyadi akhirnya menggendong jenazah sang keponakan.

"Sudah minta untuk dibawa ambulans, tapi tidak dibolehin. Akhirnya Supriadi, pamannya Husein mau gendong jenazahnya itu," katanya di kediamannya, Minggu (25/8/2019), dikutip dari Warta Kota.

Baca juga: Viral, Pria Gendong Jenazah karena Ambulans Puskesmas Tak Bisa Dipakai, Begini Cerita Lengkapnya

Sopiah mengaku, saat menerima penolakan dari pihak Puskemas, dia menangis menjerit.

Dirinya kebingungan bagaimana cara membawa jenazah sang cucu.

Ia juga menceritakan awalnya jenazah Husen akan dibawa menggunakan motor tetapi hal itu sulit dilakukan.

"Saya di situ nangis menjerit-jerit, bagaimana cara bawa mayatnya, kan susah itu. Niatnya mau dibawa pakai motor, tapi kan susah," katanya.

Baca juga: SOP Diubah, Ambulans di Tangerang Kini Bisa Dipakai Angkut Jenazah

Seperti dalam video yang beredar, Supriyadi membopong jenazah Husen yang sudah dibalut kain batik sambil berjalan kaki keluar Puskesmas Cikokol.

Di jalan raya, ada seorang pengendara mobil berbaik hati mengantarkan jenazah Husen sampai ke rumah duka.

Kejadian itu pun viral di media sosial. Wali Kota Tangerang Arief R Wismanysah langsung mendatangi rumah duka dan meminta maaf kepada keluarga korban.

Dia juga memerintahkan agar Standard Operasional Procedure (SOP) Puskesma terkait penggunaan ambulans diperbaiki.

Dinas Kesehatan Kota Tangerang juga langsung bereaksi. Mereka akhirnya memperbaiki klausul penggunaan ambulans tak hanya mengangkut warga yang sakit.

Ambulans, dalam keadaan darurat, juga bisa digunakan untuk mengangkut jenazah.

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Viral Ambulans Tolak Jenazah, Pemerintahan Kota Tangerang Langsung Ubah SOP Penggunaan Ambulans.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Transaksi Judi Online Kecamatan Bogor Selatan Tertinggi, Perputaran Uang Rp 349 Miliar

Transaksi Judi Online Kecamatan Bogor Selatan Tertinggi, Perputaran Uang Rp 349 Miliar

Megapolitan
Ulah Jukir di Depan Masjid Istiqlal yang Berulang, Kini Palak “Tour Leader” Rp 300 Ribu dan Sopir Bus

Ulah Jukir di Depan Masjid Istiqlal yang Berulang, Kini Palak “Tour Leader” Rp 300 Ribu dan Sopir Bus

Megapolitan
Heru Budi Sebut Penjarah Aset Rusunawa Marunda Sudah Dihukum, Warga: Belum Ada Penangkapan

Heru Budi Sebut Penjarah Aset Rusunawa Marunda Sudah Dihukum, Warga: Belum Ada Penangkapan

Megapolitan
Dibakar Joki Tong Setan, Pemeran Tuyul Rumah Hantu Alami Luka Bakar 40 Persen

Dibakar Joki Tong Setan, Pemeran Tuyul Rumah Hantu Alami Luka Bakar 40 Persen

Megapolitan
Panitia PPDB Jakut Ingatkan Tak Ada Jalur Zonasi untuk Jenjang SMK

Panitia PPDB Jakut Ingatkan Tak Ada Jalur Zonasi untuk Jenjang SMK

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Ternyata Belum Laporkan Kasus Penjarahan, Masih Lengkapi Berkas

Pengelola Rusunawa Marunda Ternyata Belum Laporkan Kasus Penjarahan, Masih Lengkapi Berkas

Megapolitan
Akhirnya PKS Usung Anies dan Kader Sendiri pada Pilkada Jakarta 2024

Akhirnya PKS Usung Anies dan Kader Sendiri pada Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Pengalaman Buruk Rombongan Bandung Dikejar, Dipalak, dan Diancam Preman Jakarta Gara-gara Parkir

Pengalaman Buruk Rombongan Bandung Dikejar, Dipalak, dan Diancam Preman Jakarta Gara-gara Parkir

Megapolitan
Dapat Restu Maju Pilkada Bogor, Atang Trisnanto Kuatkan Tim Pemenangan

Dapat Restu Maju Pilkada Bogor, Atang Trisnanto Kuatkan Tim Pemenangan

Megapolitan
Berbagai Kendala Kartu Keluarga Saat PPDB Jalur Zonasi, Anak Baru Pindah KK Tak Terbaca Sistem

Berbagai Kendala Kartu Keluarga Saat PPDB Jalur Zonasi, Anak Baru Pindah KK Tak Terbaca Sistem

Megapolitan
Teganya 'Wedding Organizer' Tipu Calon Pengantin di Bogor, Tak Ada Dekorasi di Hari Resepsi

Teganya "Wedding Organizer" Tipu Calon Pengantin di Bogor, Tak Ada Dekorasi di Hari Resepsi

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 26 Juni 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 26 Juni 2024

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta Hari Ini 26 Juni 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta Hari Ini 26 Juni 2024

Megapolitan
Pemerintah Diminta Tunjuk Perumnas untuk Kelola Rumah Subsidi agar Tepat Sasaran

Pemerintah Diminta Tunjuk Perumnas untuk Kelola Rumah Subsidi agar Tepat Sasaran

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Rumah Subsidi Pemerintah di Jarah, Pengamat : Bank dan Pemilik Tak Peduli Nilai Bangunan | Calon Pengantin Ditipu WO

[POPULER JABODETABEK] Rumah Subsidi Pemerintah di Jarah, Pengamat : Bank dan Pemilik Tak Peduli Nilai Bangunan | Calon Pengantin Ditipu WO

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com