Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lindungi Mahasiswa dari Gas Air Mata, Warga Cerita Atapnya Bocor dan Dinding Menghitam

Kompas.com - 26/09/2019, 09:32 WIB
Hilel Hodawya,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bunyi tembakan gas air mata terdengar keras di depan Gedung DPR/MPR, Jalan Gatot Subroto, ke arah mahasiswa yang sedang demo pada Selasa (25/9/2019).

Sejumlah mahasiswa demonstran serentak melarikan diri ke segala arah, menghindar dari pedihnya gas air mata. Beberapa dari mereka kabur ke permukiman di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat.

Mereka berlindung di rumah-rumah warga. Akibatnya, warga setempat ikut terkena gas air mata.

Ani (55), salah seorang warga yang tinggal di jalan tersebut, mengaku terkena tembakan gas air mata bahkan sampai masuk ke rumahnya.

Mahasiswa mencoba masuk ke rumahnya untuk berlindung.

"Pada ke sini, pada pingsan. Ada selongsongnya juga nih. Masuk sini sampai hitam semua tembok," cerita Ani ketika ditemui di rumahnya pada Rabu (25/9/2019).

Baca juga: Cerita Warga Menolong Mahasiswa yang Lari ke Permukiman Usai Kena Gas Air Mata

Selain itu, ia mengaku selongsong peluru gas air mata itu juga mengenai atap rumahnya.

"Kamar mandi saya tuh gentengnya kena, ada pecahan. Takut bocor nanti kalau musim hujan," tuturnya.

Sama dengan Ani, rumah Ari (43), warga lainnya, juga terkena lemparan gas air mata. Saat ini, ia telah mengumpulkan tujuh selongsong gas air mata di rumahnya.

"Pada saat itu kita lagi saling melihat juga kan situasi kayak apa, terjadilah serangan gas air mata. Panik semua," kata Ari.

Ari mengaku terganggu dengan peristiwa itu. Sebab, dia dan keluarganya ikut-ikutan terkena gas air mata.

Baca juga: Polisi Bantah Penggunaan Gas Air Mata Kedaluwarsa Saat Aksi Demo di DPR

"Otomatis terganggu, khususnya dengan gas air mata," ujar dia.

Meski terganggu, Ani dan Ari tetap membantu para mahasiswa dengan mengizinkan mereka masuk ke dalam rumah.

Ani mengaku tidak keberatan menampung para mahasiswa. Ia justru senang bisa ikut membantu perjuangan para mahasiswa dengan caranya sendiri.

"Enggak apa-apa, saya malah senang. Saya bisa bantunya ya cuma air. Cuma ya jangan sampai ada rusuh," ujar Ani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com