JAKARTA, KOMPAS.com - Bunyi tembakan gas air mata terdengar keras di depan Gedung DPR/MPR, Jalan Gatot Subroto, ke arah mahasiswa yang sedang demo pada Selasa (25/9/2019).
Sejumlah mahasiswa demonstran serentak melarikan diri ke segala arah, menghindar dari pedihnya gas air mata. Beberapa dari mereka kabur ke permukiman di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat.
Mereka berlindung di rumah-rumah warga. Akibatnya, warga setempat ikut terkena gas air mata.
Ani (55), salah seorang warga yang tinggal di jalan tersebut, mengaku terkena tembakan gas air mata bahkan sampai masuk ke rumahnya.
Mahasiswa mencoba masuk ke rumahnya untuk berlindung.
"Pada ke sini, pada pingsan. Ada selongsongnya juga nih. Masuk sini sampai hitam semua tembok," cerita Ani ketika ditemui di rumahnya pada Rabu (25/9/2019).
Baca juga: Cerita Warga Menolong Mahasiswa yang Lari ke Permukiman Usai Kena Gas Air Mata
Selain itu, ia mengaku selongsong peluru gas air mata itu juga mengenai atap rumahnya.
"Kamar mandi saya tuh gentengnya kena, ada pecahan. Takut bocor nanti kalau musim hujan," tuturnya.
Sama dengan Ani, rumah Ari (43), warga lainnya, juga terkena lemparan gas air mata. Saat ini, ia telah mengumpulkan tujuh selongsong gas air mata di rumahnya.
"Pada saat itu kita lagi saling melihat juga kan situasi kayak apa, terjadilah serangan gas air mata. Panik semua," kata Ari.
Ari mengaku terganggu dengan peristiwa itu. Sebab, dia dan keluarganya ikut-ikutan terkena gas air mata.
Baca juga: Polisi Bantah Penggunaan Gas Air Mata Kedaluwarsa Saat Aksi Demo di DPR
"Otomatis terganggu, khususnya dengan gas air mata," ujar dia.
Meski terganggu, Ani dan Ari tetap membantu para mahasiswa dengan mengizinkan mereka masuk ke dalam rumah.
Ani mengaku tidak keberatan menampung para mahasiswa. Ia justru senang bisa ikut membantu perjuangan para mahasiswa dengan caranya sendiri.
"Enggak apa-apa, saya malah senang. Saya bisa bantunya ya cuma air. Cuma ya jangan sampai ada rusuh," ujar Ani.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.