Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Median: 24 Persen Warga Jakarta Enggan Bekasi Bergabung

Kompas.com - 18/10/2019, 18:43 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Lembaga survei Median merilis hasil survei soal persepsi penduduk Kota Bekasi dan Jakarta terkait rencana penggabungan kedua kota itu. Hasilnya, 24 persen warga Jakarta tak setuju atas wacana tersebut.

Dalam dokumen hasil survei Median yang diterima Kompas.com, Jumat (18/10/2019), sebanyak 500 warga Jakarta yang jadi responden mengemukakan sejumlah alasan di balik keengganan itu.

Alasan paling umum yakni Jakarta dirasa sudah terlalu padat. Sisanya merasa beban Pemprov DKI Jakarta akan kian berat, sebab jumlah penduduk akan menggemuk dan pekerjaan rumah Gubernur DKI juga bertambah panjang.

Baca juga: Hasil Survei, Lebih Banyak Warga DKI yang Setuju Bekasi Gabung Jakarta

Warga Jakarta juga ditanyakan persetujuannya atas 10 kemungkinan yang mungkin terjadi jika Bekasi digabung ke Jakarta.

Hasilnya, mayoritas warga Jakarta setuju bahwa bergabungnya Bekasi akan menambah lapangan kerja, menggenjot perekonomian, mempermudah akses perumahan, dan memperbaiki angkutan umum.

Kebanyakan warga Jakarta juga sepakat bahwa akses Jakarta-Bekasi dan penanganan sampah akan membaik, serta mempermudah perizinan dan administrasi.

Namun, sebagian besar warga Jakarta tak setuju jika bergabungnya Bekasi akan memperbaiki penanggulangan banjir, menekan polusi udara, dan mengurangi kemacetan.

Survei itu dilakukan Median pada 21 September sampai 5 Oktober 2019. Lima ratus warga Kota Bekasi dan lima ratus warga DKI Jakarta jadi responden dengan metode penelitian multistage random sampling, dengan margin of error sebesar +/-4,3 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Sebelumnya, isu penggabungan Bekasi ke Jakarta mengemuka medio Agustus lalu.

Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi sempat mengutarakan ketidaksetujuannya atas wacana pembentukan wilayah Provinsi Bogor Raya yang direncanakan akan mencakup wilayah Bekasi. Ia secara terang-terangan menyebut lebih setuju dengan wacana penggabungan Bekasi menjadi wilayah Jakarta.

Menurut Rahmat Effendi, Bekasi lebih cocok dan logis bergabung ke DKI Jakarta karena berbagai pertimbangan. Ia juga yakin mayoritas warganya setuju jika bergabung dengan Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com