Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/06/2020, 20:13 WIB
Vitorio Mantalean,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com – Kota Depok telah mencatat angka kematian berkait kasus Covid-19 mencapai 112 orang per Selasa (9/6/2020).

Jumlah tersebut adalah kumulasi dari 30 kematian pasien positif Covid-19 dan 92 kematian suspect yang menurut pedoman WHO, kedua kasus ini harus dihitung sebagai kematian berkaitan dengan Covid-19.

Artinya, per Selasa, kematian suspect di Depok mencapai tiga kali lipat kematian pasien yang terkonfirmasi akibat Covid-19. Mereka berstatus “suspect” karena hasil tes positif atau negatif Covid-19 belum terbit dari laboratorium ketika mereka meninggal dunia.

Ada tren yang mengkhawatirkan mengenai angka kematian ini.

Baca juga: [UPDATE] Grafik Covid-19 3 Juni di Depok: 2 Kasus Positif Baru, 2 PDP Meninggal

Selama 13 hari terakhir, kematian pasien positif Covid-19 di Depok tak bertambah sama sekali, yakni 30 kematian sejak 28 Mei 2020.

Akan tetapi, kematian pasien yang berstatus dalam pengawasan (PDP)/suspect terus menanjak selama periode itu.

Berdasarkan laporan harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Depok, sejak 28 Mei 2020 hingga 9 Juni 2020, jumlah kematian PDP di Depok bertambah 12 korban.

Jika dirata-rata, di atas kertas, selama periode 13 hari itu ada 1 PDP yang wafat setiap harinya di Depok. Tak satu pun dari mereka yang akhirnya memperoleh kepastian positif atau negatif Covid-19 bahkan beberapa hari setelah wafat.

Baca juga: Update Covid-19 di Depok hingga 25 April: Pasien Positif Tambah 3 Orang, 2 PDP Meninggal

(Di bawah ini grafik interaktif kasus Covid-19 di Kota Depok selama PSBB. Sorot titik pada grafik untuk melihat detail waktu dan jumlah kasus. Geser ke kanan untuk melihat detail lainnya.)

Lambatnya pemeriksaan sejak pengambilan spesimen hingga hasilnya terbit diduga jadi penyebab di balik fenomena ini.

“Status PDP tersebut merupakan pasien yang belum bisa dinyatakan positif atau negatif karena harus menunggu hasil PCR yang datanya hanya dikeluarkan oleh Public Health Emergency Operating Center (PHOEC) Kementerian Kesehatan RI,” ujar Wali Kota Depok, Mohammad Idris setiap kali mengumumkan jumlah kematian PDP di Depok.

Kompas.com mencatat, sejak hari pertama PSBB diterapkan di Depok, yakni 15 April 2020, tak sekalipun PDP yang wafat memperoleh konfirmasi positif atau negatif Covid-19 di kemudian hari, sampai Selasa (9/6/2020). Mereka tetap berstatus PDP/suspect.

Pada grafik di atas juga terlihat jelas bahwa tren kematian Covid-19 pada PDP/suspect cukup terjal. Sementara itu, kematian pada pasien yang telah diketahui positif Covid-19 cenderung stagnan dan landai.

Selisih antara kedua kategori juga semakin jauh seiring berjalannya waktu. Pada hari pertama PSBB di Depok, 15 April 2020, kematian PDP dan pasien positif Covid-19 hanya terpaut 24 angka. Pada 9 Juni 2020, selisih itu sudah melebar 2,5 kali lipat, yakni selisih 62 angka.

Berkaitan dengan kapasitas tes Covid-19 yang harus dipercepat di Depok, karena berkaitan dengan penanganan pasien, Idris menyebutkan bahwa pertengahan Juni nanti akan ada 3 laboratorium yang bakal bisa memeriksa Covid-19 berbasis PCR dan tes cepat molekuler (TCM).

Ketiganya adalah laboratorium RS Universitas Indonesia dan RS Brimob/Bhayangkara yang telah beroperasi, serta tambahan Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda Kota Depok).

“Semoga pemeriksaan PCR yang selama ini memerlukan waktu relatif lama, dapat dilaksanakan dengan cepat dan real-time,” kata Idris, Rabu (10/9/2020).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com