Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips Aman Menerima Paket agar Terhindar dari Potensi Tertular Covid-19

Kompas.com - 19/01/2021, 16:25 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah telah menetapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jawa dan Bali hingga tanggal 25 Januari ini demi mencegah penularan Covid-19. Meski demikian, bukan berarti diam di rumah 100 persen akan terhindar dari Covid-19.

Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19 Sonny Harry B Harmadi mengatakan, walau berdiam di rumah tetapi saat menerima kiriman paket bisa menimbulkan risiko tertular Covid-19.

"Ini diindikasikan juga misalnya menerima paket atau pesanan secara online yang tidak memenuhi protokol kesehatan atau tidak berhati-hati juga bisa menjadi risiko penularan," ujar Sonny dalam talkshow di akun YouTube BNPB Indonesia, Senin (18/1/2021).

Baca juga: IDI Sarankan Pemerintah Tingkatkan Jumlah Tes Covid-19

Lantas, seberapa tinggi potensi penularan Covid-19 melalui kiriman paket?

Situs Satgas Covid-19 RI menyebutkan, ada kemungkinan barang komersial terkontaminasi dari orang yang terinfeksi walaupun peluangnya kecil.

Risiko tertular Covid-19 dari paket yang sudah berpindah, berada dalam perjalanan, dan terpapar kondisi serta suhu yang berbeda-beda, juga tetap ada meskipun kecil.

Maka, ada beberapa hal yang sebaiknya dilakukan untuk menghindari potensi tersebut, yakni dengan cara:

  1. Disarankan untuk menyiapkan tempat khusus di depan rumah untuk paket yang baru saja datang. Dengan begitu, penerima paket tak perlu bertemu dengan kurir. Jika terpaksa bertemu kurir, tetap gunakan protokol kesehatan, dari mulai mengenakan masker dan menjaga jarak dengannya.
  2. Setelah paket diterima, bungkus atau wadah kemasan yang tak diperlukan harus segera dibuang. Kemudian, penerima paket wajib mencuci tangan.
  3. Bersihkan wadah atau kotak paket dengan menyemprotkan cairan disinfektan pada bagian luar secara menyeluruh. Barulah setelahnya, isi paket dapat dikeluarkan.
  4. Jangan membersihkan paket makanan dengan cairan kimia berbahaya, melainkan cukup memakai air bersih yang mengalir atau menggunakan sabun khusus food grade.
  5. Disarankan memasak makanan sampai matang atau memanaskan ulang dengan suhu minimal 65 derajat celcius selama tiga menit.
  6. Terakhir, selalu cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir jika hendak mengonsumsi makanan.

Sony menambahkan, selain harus berhati-hati menerima kiriman paket, ada baiknya semua keluarga memahami protokol kesehatan sebelum memasuki rumah, termasuk terhadap tamu yang berkunjung.

"Jadi bukan hanya kepatuhan terhadap protokol kesehatan (saat di luar rumah) tetapi mereka juga harus bisa bersikap bagaimana mereka pulang dari luar," kata Sonny.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panca Darmansyah Didakwa Pembunuhan Berencana Terhadap 4 Anak Kandungnya

Panca Darmansyah Didakwa Pembunuhan Berencana Terhadap 4 Anak Kandungnya

Megapolitan
Pencuri Pembatas Jalan di Rawa Badak Terancam Dipenjara 5 Tahun

Pencuri Pembatas Jalan di Rawa Badak Terancam Dipenjara 5 Tahun

Megapolitan
'Lebih Baik KPR daripada Gaji Dipotong untuk Tapera, Enggak Budget Wise'

"Lebih Baik KPR daripada Gaji Dipotong untuk Tapera, Enggak Budget Wise"

Megapolitan
Gaji Bakal Dipotong buat Tapera, Karyawan yang Sudah Punya Rumah Bersuara

Gaji Bakal Dipotong buat Tapera, Karyawan yang Sudah Punya Rumah Bersuara

Megapolitan
Panca Pembunuh 4 Anak Kandung Hadiri Sidang Perdana, Pakai Sandal Jepit dan Diam Seribu Bahasa

Panca Pembunuh 4 Anak Kandung Hadiri Sidang Perdana, Pakai Sandal Jepit dan Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Keberatan Soal Iuran Tapera, Pegawai: Pusing, Gaji Saya Sudah Kebanyakan Potongan

Keberatan Soal Iuran Tapera, Pegawai: Pusing, Gaji Saya Sudah Kebanyakan Potongan

Megapolitan
Nestapa Pekerja soal Iuran Tapera : Gaji Ngepas, Pencairan Sulit

Nestapa Pekerja soal Iuran Tapera : Gaji Ngepas, Pencairan Sulit

Megapolitan
Satu Tahun Dagang Sabu, Pria di Koja Terancam 20 Tahun Penjara

Satu Tahun Dagang Sabu, Pria di Koja Terancam 20 Tahun Penjara

Megapolitan
Bingung dengan Potongan Gaji untuk Tapera, Pegawai Swasta: Yang Punya Rumah Kena Juga, Enggak?

Bingung dengan Potongan Gaji untuk Tapera, Pegawai Swasta: Yang Punya Rumah Kena Juga, Enggak?

Megapolitan
Ulah Keblinger Pria di Koja, Curi Besi Pembatas Jalan untuk Nafkahi Keluarga Berujung Ditangkap Polisi dan Warga

Ulah Keblinger Pria di Koja, Curi Besi Pembatas Jalan untuk Nafkahi Keluarga Berujung Ditangkap Polisi dan Warga

Megapolitan
Kata Karyawan Swasta, Tapera Terasa Membebani yang Bergaji Pas-pasan

Kata Karyawan Swasta, Tapera Terasa Membebani yang Bergaji Pas-pasan

Megapolitan
Soal Wacana Rusun Baru untuk Eks Warga Kampung Bayam, Pemprov DKI: 'Don't Worry'

Soal Wacana Rusun Baru untuk Eks Warga Kampung Bayam, Pemprov DKI: "Don't Worry"

Megapolitan
DPC Gerindra Serahkan 7 Nama Bakal Calon Wali Kota Bogor ke DPD

DPC Gerindra Serahkan 7 Nama Bakal Calon Wali Kota Bogor ke DPD

Megapolitan
Gaji Dipotong untuk Tapera, Pegawai Swasta: Curiga Uangnya Dipakai Lagi oleh Negara

Gaji Dipotong untuk Tapera, Pegawai Swasta: Curiga Uangnya Dipakai Lagi oleh Negara

Megapolitan
Fakta-fakta Penemuan Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren: Korban Sempat Pamit Beli Kopi dan Ponselnya Hilang

Fakta-fakta Penemuan Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren: Korban Sempat Pamit Beli Kopi dan Ponselnya Hilang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com