Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SMKN 12 Jakarta Tunda Sekolah Tatap Muka meski Sudah Diizinkan, Ini Alasannya

Kompas.com - 09/06/2021, 14:41 WIB
Ira Gita Natalia Sembiring,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - SMKN 12 Jakarta di Tanjung Priok, Jakarta Utara, masuk dalam daftar sekolah yang lolos atau diizinkan menggelar uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) tahap dua, yang berlangsung mulai hari ini, Rabu (9/6/2021).

Namun, pihak sekolah harus menunda proses pembelajaran tatap muka karena bertepatan dengan masa penilaian akhir tahun (PAT) siswa mereka yang sudah dipersiapkan secara daring.

"Di tahap kedua, kami sudah mendapat lampu hijau untuk tatap muka di bulan Juni ini. Kami sudah siap semua, sekolah sudah siapkan, anak-anak pun sudah kami sosialisasikan dengan orangtua," kata Kasubag Tata Usaha SMKN 12 Siti Nurlaila saat ditemui di lokasi.

Baca juga: Akhirnya Sekolah Tatap Muka, Guru Senang meski Harus Mengajar Dobel

"Tapi ternyata bentrok dengan kegiatan PAT yang dilaksanakan secara daring dan memang sudah kami siapkan dari awal. Karena kan memang secara daring, waktunya mepet, selesai PAT hanya tinggal remedial saja," sambungnya.

Selain itu, SMKN 12 ini juga akan menjadi tempat pemetaan kompetensi guru (PKG) SD-SMP di Jakarta yang dilaksanakan pada masa uji coba PTM tahap 2.

"Kemudian di tanggal 21-24 Juni itu akan diadakan PKG SD-SMP, di mana SMKN 12 ketempatan dipakai acara selama empat hari itu," lanjut Siti.

Siti menuturkan, para guru SMKN 12 akan menjadi panitia dalam kegiatan tersebut.

Dengan demikan, guru-guru tidak bisa melakukan proses belajar mengajar tatap muka di sekolah.

Baca juga: SDN 05 Jagakarsa Perdana Gelar Tatap Muka, Prokes Ketat dan Siswa Diminta Bawa Makanan Sendiri

Siti berujar, pihaknya juga menghindari adanya kerumunan apabila kedua kegiatan itu dilakukan dalam waktu yang bersamaan.

Oleh sebab itu, pihak sekolah memutuskan untuk menunda proses PTM hingga pertengahan Juli mendatang.

"Dengan alasan seperti itu maka kami minta untuk penundaan waktu untuk tatap muka nanti di bulan Juli, tanggal 15," tutur Siti.

"Karena sekarang kalau pun tatap muka dimulai, kami bentrok dengan PAT, kedua PKG, yang ketiga ini pelaksanaan PPDB," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Dugaan Penggelapan Uang oleh Suami BCL Tiko Aryawardhana Naik ke Penyidikan

Kasus Dugaan Penggelapan Uang oleh Suami BCL Tiko Aryawardhana Naik ke Penyidikan

Megapolitan
Korban Diduga Keracunan Makanan di Cipaku Bogor Mengeluh Nyeri Lambung, Diare hingga Demam

Korban Diduga Keracunan Makanan di Cipaku Bogor Mengeluh Nyeri Lambung, Diare hingga Demam

Megapolitan
UPTD PPA Tangsel Periksa Kondisi Balita yang Dicabuli Ibu Kandungnya

UPTD PPA Tangsel Periksa Kondisi Balita yang Dicabuli Ibu Kandungnya

Megapolitan
Balita Korban Pencabulan Ibu Kandung di Tangsel Dibawa ke Rumah Aman UPTD PPA

Balita Korban Pencabulan Ibu Kandung di Tangsel Dibawa ke Rumah Aman UPTD PPA

Megapolitan
Tiga Periode di DPRD, Mujiyono Didorong Demokrat Maju Pilkada DKI Jakarta 2024

Tiga Periode di DPRD, Mujiyono Didorong Demokrat Maju Pilkada DKI Jakarta 2024

Megapolitan
Tetangga Sebut Ayah dari Ibu yang Cabuli Anaknya di Tangsel Ikut Menghilang

Tetangga Sebut Ayah dari Ibu yang Cabuli Anaknya di Tangsel Ikut Menghilang

Megapolitan
Semrawutnya Kabel di Jalan Raya Semplak Bogor Dikhawatirkan Memakan Korban

Semrawutnya Kabel di Jalan Raya Semplak Bogor Dikhawatirkan Memakan Korban

Megapolitan
Dinkes Bogor Ambil Sampel Makanan dan Feses untuk Cari Tahu Penyebab Warga Keracunan

Dinkes Bogor Ambil Sampel Makanan dan Feses untuk Cari Tahu Penyebab Warga Keracunan

Megapolitan
Hasto Klaim Pernyataannya Jadi Landasan Hakim MK Nyatakan 'Dissenting Opinion' Putusan Pilpres 2024

Hasto Klaim Pernyataannya Jadi Landasan Hakim MK Nyatakan "Dissenting Opinion" Putusan Pilpres 2024

Megapolitan
Warga Diduga Keracunan Makanan Haul di Bogor Bertambah Jadi 93 Orang, 24 Korban Masih Dirawat

Warga Diduga Keracunan Makanan Haul di Bogor Bertambah Jadi 93 Orang, 24 Korban Masih Dirawat

Megapolitan
Suami BCL Tiko Aryawardhana Dilaporkan Mantan Istri, Diduga Gelapkan Uang Rp 6,9 Miliar

Suami BCL Tiko Aryawardhana Dilaporkan Mantan Istri, Diduga Gelapkan Uang Rp 6,9 Miliar

Megapolitan
Dilaporkan Terkait Pernyataannya di Media, Hasto Akan Konsultasi dengan Dewan Pers

Dilaporkan Terkait Pernyataannya di Media, Hasto Akan Konsultasi dengan Dewan Pers

Megapolitan
Kasus Ibu di Tangsel Cabuli Anak, Keluarga Suami Sempat Adu Jotos dengan Kakak Pelaku

Kasus Ibu di Tangsel Cabuli Anak, Keluarga Suami Sempat Adu Jotos dengan Kakak Pelaku

Megapolitan
Kasus DBD di Jaktim Paling Banyak di Kecamatan Pasar Rebo

Kasus DBD di Jaktim Paling Banyak di Kecamatan Pasar Rebo

Megapolitan
Korban Dugaan Keracunan Massal di Bogor Terus Bertambah, Pemkot Tetapkan Status KLB

Korban Dugaan Keracunan Massal di Bogor Terus Bertambah, Pemkot Tetapkan Status KLB

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com