Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PTM Terbatas di SDN Bambu Apus 2 Tangsel Timbulkan Kerumunan Siswa dan Orangtua

Kompas.com - 13/09/2021, 12:02 WIB
Tria Sutrisna,
Nursita Sari

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Sekolah Dasar (SD) di wilayah Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, mulai menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas, Senin (13/9/2021).

Salah satunya SD Negeri Bambu Apus 2 di Jalan Tawes, Pamulang, Tangerang Selatan. Tampak sejumlah siswa berdatangan ke sekolah.

Para siswa terlihat menggunakan masker secara tertib. Mereka didampingi orangtua yang mengantarnya hingga ke depan gerbang sekolah.

Namun, jaga jarak fisik untuk mencegah penularan Covid-19 tampak sulit diterapkan. Para siswa dan orangtua terlihat berimpitan saat mengantre masuk ke area sekolah.

Baca juga: Kapan PTM SD di Kota Tangerang Dilaksanakan?

Para guru tampak berjaga di pintu gerbang masuk sekolah. Satu per satu siswa pun diukur suhu tubuhnya dengan thermo gun.

Setelah itu, para siswa diarahkan untuk mencuci tangan di tempat yang sudah disediakan dan memasuki kelas masing-masing.

Dalam satu ruang kelas, hanya terdapat belasan siswa yang belajar tatap muka, tidak sampai 50 persen dari kapasitas normal ruangan.

Salah seorang orangtua siswa berinisial PN (28) mengaku kaget dengan ramainya siswa dan para orangtua di area luar sekolah, meski sekolah sudah membagi PTM dengan dua gelombang.

"Ramai banget di depan sekolah itu pas antre. Kaget saya, padahal sudah dibagi dua gelombang," kata PN saat diwawancarai, Senin.

Baca juga: Tak Timbulkan Kasus Covid-19, PTM Terbatas Jenjang SMA/SMK di Tangerang Raya Berlanjut

Menurut PN, para siswa dan orangtua ramai berkumpul di depan sekolah ketika pergantian gelombang pertama dan gelombang kedua.

"Itu kan pas pergantian, yang gelombang satu keluar, gelombang dua masuk. Jadi rame banget. Ngeri juga," ungkap PN.

Orangtua lain, RA, mengatakan, kerumunan para pengantar dan siswa cukup mengkhawatirkan karena tak ada jaga jarak fisik satu sama lain.

Seharusnya, kata RA, pihak sekolah bisa mengantisipasi kerumunan orangtua dan murid di luar sekolah.

"Seharusnya itu bisa diantisipasi di luar. Walaupun di dalamnya rapi ya. Sekelas kurang lebih 15-17 anaklah," jelas RA.

Baca juga: PTM Jenjang SMP di Kota Tangerang, PKL Dilarang Jualan hingga Perpustakaan Tutup

Kendati demikian, PN dan RA tetap mempersilakan anaknya untuk tetap belajar tatap muka pada Senin ini.

Keduanya berharap pihak sekolah bisa mengantisipasi kejadian serupa pada hari-hari berikutnya.

"Ya mau gimana, anak sudah pengin banget sekolah. Semoga sih besok lebih baiklah," kata RA.

"Kayak percuma ada simulasi, semoga besok-besok dicegahlah kerumunan gitu. Anak sudah seneng mau sekolah, kami orangtua yang takut," pungkas PN.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com