Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Timbulkan Kasus Covid-19, PTM Terbatas Jenjang SMA/SMK di Tangerang Raya Berlanjut

Kompas.com - 13/09/2021, 07:52 WIB
Tria Sutrisna,
Nursita Sari

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas tingkat SMA/SMK sederajat di wilayah Tangerang Raya, Banten, dipastikan tetap berlanjut.

Seperti diketahui, SMA/SMK di wilayah Banten, termasuk Tangerang Raya, sudah memulai PTM secara terbatas sejak Senin (6/9/2021).

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Banten Tabrani menjelaskan, pihaknya telah melaksanakan rapat evaluasi bersama para kepala cabang dinas di seluruh wilayah Banten.

Baca juga: Daftar SMP di Kota Tangerang yang Gelar PTM Mulai 13 September Besok

Hasilnya, tidak ditemukan siswa, guru, ataupun tenaga kependidikan yang terpapar Covid-19 pada saat PTM secara terbatas selama satu pekan terakhir.

"Kepala cabang dinas hasil dari laporan kepala sekolah, sampai dengan hari Jumat itu tidak ada laporan anak-anak terpapar Covid-19 yang dikarenakan PTM terbatas," ujar Tabrani saat dihubungi Kompas.com, Senin (13/9/2021).

Kendati demikian, Tabrani tidak menjelaskan secara terperinci apakah ditemukan pelanggaran protokol kesehatan pencegahan Covid-19 di lingkungan sekolah atau adakah siswa yang dipulangkan karena masalah kesehatan.

Baca juga: Kebakaran Lapas Tangerang Tewaskan 45 Napi, Menkumham Yasonna Dinilai Lalai

Dia hanya memastikan bahwa tidak ada SMA/SMK yang pelaksanaan PTM terbatasnya dihentikan.

Untuk itu, Dinas Pendidikan dan Kebudayan Banten akan tetap melanjutkan PTM secara terbatas bagi tingkat SMA/SMK di Provinsi Banten, termasuk di antaranya Tangerang Raya.

"Dengan begitu maka PTM terbatas, untuk di wilayah Banten, khususnya tingkat SMA/SMK itu dapat dilanjutkan," kata Tabrani.

Tabrani pun memastikan, tak ada perubahan aturan, khususnya penambahan maksimal jumlah siswa di kelas untuk PTM secara terbatas pada saat ini.

"Tetapi pelaksanaannya PTM-nya masih tetap 50 persen. Belum ada penambahan volume gitu," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Megapolitan
4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com