Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

120 Perajin Tempe di Depok Mogok Produksi, Pemerintah Diminta Stabilkan Harga

Kompas.com - 21/02/2022, 13:59 WIB
M Chaerul Halim,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Ratusan perajin tempe di Kota Depok melakukan aksi protes terkait kenaikan harga kedelai. Unjuk rasa digelar di Sentra Produksi Tempe, Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Depok, Senin (21/2/2022).

Dalam demonstrasi tersebut, para perajin membawa poster aksi berisi tuntutan. Mereka menuntut pemerintah segera menstabilkan harga kedelai.

Salah satu poster bertuliskan Depok Bersuara Minta Kacang Kedelai Diturunkan. Ada pula kalimat Wakil Rakyat Pikirkan Nasib Kami. Turunkan Harga Kedelai.

Baca juga: Harga Kedelai Naik, Sejumlah Perajin Tahu dan Tempe di Depok Gelar Aksi Damai

Peserta aksi juga melakukan aksi teatrikal dengan membawa alat produksi, seperti ember, kerei, dan drum.

Ketua Paguyuban Dadi Rukun Mandiri Kota Depok Rasjani mengatakan, aksi ini diikuti oleh 120 perajin tempe.

"Kami keluarkan drum tempat cucian kacang, bahwa kami 120 perajin tempe benar-benar mogok produksi secara massal," kata Rasjani, Senin.

Mereka meminta pemerintah menurunkan harga kacang kedelai yang kini mencapai Rp 11.000 per kilogram.

"Sebelumnya, harga kedelai dari Rp 8.000 naik jadi Rp 9.000 itu waktu yang cukup lumayan. Saat ini dari Rp 9.000 hingga Rp 11.000 dalam waktu cepat," kata Rasjani.

Baca juga: Harga Kedelai Meroket, Produsen Tempe di Mampang Mogok Selama 3 Hari

Ia mengatakan, dalam dua tahun terakhir, harga kedelai naik secara bertahap. Namun, dalam satu bulan ini terjadi tiga kali kenaikan harga kedelai di pasaran.

"Kalau kenaikan (harga kedelai) hampir dua tahun ini yang benar-benar kencang sekitar sebulan. Bahkan satu hari sampai naik tiga kali," kata dia.

Rasjani berharap pemerintah segera merespons tuntutan para perajin tempe dengan menstabilkan harga kedelai.

"Harapan kami bersama kawan-kawan tukang tempe. Pemerintah mendengarkan protes kami untuk menstabilkan harga kedelai itulah harapan satu-satunya kami kepada pemerintah," pungkasnya.

Sebelumnya, Kementerian Perdagangan (Kemendag) melaporkan kenaikan harga kedelai impor seiring dengan harga kedelai global yang mengalami peningkatan.

Berdasarkan data Kemendag, harga kedelai pada minggu pertama Februari 2022 mencapai 15,77 dollar AS per bushel atau berkisar di Rp 11.240 per kilogram.

Baca juga: Perajin Tahu Gunungkidul: Tahu Lebih Baik Dibuat dari Kedelai Lokal, tetapi...

Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Sudaryatmo mengatakan, ketergantungan kedelai impor mengakibatkan produk turunan kedelai sangat sensitif terhadap harga kedelai di level global.

"Ketika ada gejolak kedelai impor, itu akan berdampak pada kelangkaan, imbasnya akan ada kenaikan produk-produk turunan kedelai, seperti tempe, tahu, susu kedelai, dan lain-lain," kata Sudaryatmo kepada Kompas.com, Rabu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Sebut Penjual Video Porno Anak di Telegram Tak Memiliki Kelainan Seksual

Polisi Sebut Penjual Video Porno Anak di Telegram Tak Memiliki Kelainan Seksual

Megapolitan
Air PAM di Koja Sudah Tidak Asin dan Berminyak

Air PAM di Koja Sudah Tidak Asin dan Berminyak

Megapolitan
Umat Lintas Agama Ikut Unjuk Rasa Solidaritas Palestina di Kedubes AS

Umat Lintas Agama Ikut Unjuk Rasa Solidaritas Palestina di Kedubes AS

Megapolitan
Besi Ribar Jatuh ke Rel, MRT Jakarta: Struktur Crane Dibangun Tanpa Koordinasi

Besi Ribar Jatuh ke Rel, MRT Jakarta: Struktur Crane Dibangun Tanpa Koordinasi

Megapolitan
Relawan: Ada 7 Partai yang Mendekati Sudirman Said untuk Maju di Pilkada DKI 2024

Relawan: Ada 7 Partai yang Mendekati Sudirman Said untuk Maju di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Cerita Olivina Dengar Suara Drone Saat Berkomunikasi dengan Temannya di Rafah Palestina

Cerita Olivina Dengar Suara Drone Saat Berkomunikasi dengan Temannya di Rafah Palestina

Megapolitan
Massa Sempat Cekcok dengan Polisi Usai Kibarkan Bendera Palestina di Depan Kedubes AS

Massa Sempat Cekcok dengan Polisi Usai Kibarkan Bendera Palestina di Depan Kedubes AS

Megapolitan
Massa di Depan Kedubes AS Mulai Bubar, Lampu Jalan Padam

Massa di Depan Kedubes AS Mulai Bubar, Lampu Jalan Padam

Megapolitan
Material Besi Jatuh di Stasiun MRT ASEAN dan Blok M, Hutama Karya Gerak Cepat Lakukan Evakuasi

Material Besi Jatuh di Stasiun MRT ASEAN dan Blok M, Hutama Karya Gerak Cepat Lakukan Evakuasi

Megapolitan
DPW PKS Masih Menunggu Keputusan DPP untuk Usung Anies di Pilkada DKI 2024

DPW PKS Masih Menunggu Keputusan DPP untuk Usung Anies di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Angka Kematian Penyakit Jantung di Bogor Meningkat Tiap Tahun

Angka Kematian Penyakit Jantung di Bogor Meningkat Tiap Tahun

Megapolitan
'Jika Kaesang Maju Pilkada Jakarta, Pertama dalam Sejarah Politik Indonesia Ketua Umum Partai Berlaga di Pilkada'

"Jika Kaesang Maju Pilkada Jakarta, Pertama dalam Sejarah Politik Indonesia Ketua Umum Partai Berlaga di Pilkada"

Megapolitan
Relawan Anies Gelar Konsolidasi Usung Sudirman Said di Pilkada Jakarta

Relawan Anies Gelar Konsolidasi Usung Sudirman Said di Pilkada Jakarta

Megapolitan
Partai Garuda Buka Rekrutmen Bakal Calon Kepala Daerah Se-Indonesia

Partai Garuda Buka Rekrutmen Bakal Calon Kepala Daerah Se-Indonesia

Megapolitan
Unjuk Rasa di Depan Kedubes AS, Olivina: Evakuasi Teman Saya di Rafah!

Unjuk Rasa di Depan Kedubes AS, Olivina: Evakuasi Teman Saya di Rafah!

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com