Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ade Armando Hadiri Demo Mahasiswa di Depan Gedung DPR untuk Bikin Konten YouTube

Kompas.com - 12/04/2022, 09:55 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pergerakan Indonesia untuk Semua (PIS) membeberkan tujuan Ade Armando datang di tengah aksi unjuk rasa di kawasan DPR/MPR, Jakarta, pada Senin (11/4/2022).

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PIS, Nong Darol Mahmada mengatakan, Ade Armando datang ke kawasan gedung DPR bergabung di tengah massa aksi untuk membuat konten YouTube.

"Tujuannya untuk membuat konten YouTube dan media sosial Gerakan PIS," ujar Nong Darol dalam keterangan tertulisnya, Selasa (12/4/2022).

Baca juga: Pengeroyokan Ade Armando Diduga Dipicu oleh Makian Emak-emak

Nong mengemukakan, kedatangan Ade untuk membuat konten itu juga didampingi oleh dua orang kameramen, Indra Jaya dan Bambang.

Ade Armando disebut juga ditemani oleh dua orang penulis, Belmundo Scorpio dan Rama. Tujuannya untuk meliput aksi demonstrasi.

"Ade Armando dan tim datang melakukan peliputan atas nama Pergerakan Indonesia untuk Semua (PIS)," ucap Nong Darol.

Semula kegiatan Ade Armando berlangsung tanpa ada masalah.

Namun, tak lama kemudian, Ade dan tim peliputan dari PIS yang menyudahi kegiatan mulai diawasi orang hingga berujung pengeroyokan.

Baca juga: Sekjen PIS Ungkap Detik-detik Pengeroyokan Ade Armando

"Saat mundur beberapa orang massa di situ terlihat mengawasi dan saling berbisik di antara mereka," kata Nong Darol.

Pengeroyokan Ade Armando terjadi saat massa ricuh dan saling dorong hingga melempar botol ke arah petugas kepolisian usai ditinggal oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan tiga Wakil Ketua DPR kembali ke dalam gedung parlemen.

Ade Armando yang sebelumnya bergabung dalam barisan massa aksi tiba-tiba ditarik dan didorong hingga terjatuh. Setelah itu, dia dikeroyok hingga tak berdaya.

Aparat kepolisian yang berada di lokasi langsung berusaha menghentikan aksi tersebut dan mengevakuasinya ke dalam area kompleks parlemen.

Tampak wajah Ade Armando babak belur hingga mengeluarkan darah saat dievakuasi oleh petugas kepolisian.

Baca juga: Ultimatum Kapolda Metro kepada Pengeroyok Ade Armando agar Menyerahkan Diri

Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Fadil Imran sebelumnya memastikan pelaku pengeroyokan terhadap Ade Armando bukan mahasiswa yang menggelar aksi demonstrasi di sekitar DPR.

Alumni Akademi Kepolisian tahun 1991 itu menyebut bahwa ada sejumlah pihak yang memanfaatkan momen aksi unjuk rasa itu untuk membuat provokasi agar ricuh.

"Kami menyayangkan ada kelompok sengaja memancing di air keruh. Dia bukan unjuk rasa menyampaikan pendapat tapi memang niat untuk membuat kerusuhan," ucap Fadil dalam konferensi pers, Senin malam.

Polisi telah mengidentifikasi terduga pelaku pengeroyokan terhadap Ade Armando. Total sementara saat ini ada empat orang.

Pertama atas nama Dhia Ul Haq yang tinggal di Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur. Kedua bernama Ade Purnama, warga Kampung Cijulang, Cisarua, Bogor.

Baca juga: Alasan Ade Armando ke Lokasi Demo hingga Berujung Dikeroyok Massa

Terduga pelaku ketiga bernama Abdul Latip, warga Sukabumi, Jawa Barat. Sedangkan terduga pengeroyok keempat bernama Try Setia Budi Purwanto, warga Lampung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jemput Bola ke Subang, Polisi Bakal Datangi Petani yang Ditipu Oknum Polisi Rp 598 Juta

Jemput Bola ke Subang, Polisi Bakal Datangi Petani yang Ditipu Oknum Polisi Rp 598 Juta

Megapolitan
Polda Metro: Kasus Petani Ditipu Oknum Polisi Sempat Mandek karena Pelapor Minta Pemeriksaan Dihentikan

Polda Metro: Kasus Petani Ditipu Oknum Polisi Sempat Mandek karena Pelapor Minta Pemeriksaan Dihentikan

Megapolitan
Pemprov Pindahkan Administrasi Kependudukan 213.831 Warga ke Luar Jakarta

Pemprov Pindahkan Administrasi Kependudukan 213.831 Warga ke Luar Jakarta

Megapolitan
Polda Metro Tangkap Tiga ASN Pemkot Ternate Terkait Kasus Narkoba

Polda Metro Tangkap Tiga ASN Pemkot Ternate Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Polisi Tangkap Penusuk Imam Mushala di Kebon Jeruk

Polisi Tangkap Penusuk Imam Mushala di Kebon Jeruk

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 24 Mei 2024 dan Besok: Siang Ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 24 Mei 2024 dan Besok: Siang Ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pengakuan Zoe Levana soal Video 'Tersangkut' di Jalur Transjakarta | Kecelakaan Beruntun di 'Flyover' Summarecon Bekasi

[POPULER JABODETABEK] Pengakuan Zoe Levana soal Video "Tersangkut" di Jalur Transjakarta | Kecelakaan Beruntun di "Flyover" Summarecon Bekasi

Megapolitan
Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW4

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW4

Megapolitan
12.851 ASN di DKI Jakarta Masuk Usulan Penonaktifan NIK

12.851 ASN di DKI Jakarta Masuk Usulan Penonaktifan NIK

Megapolitan
Jaga Keakuratan, Dukcapil DKI Bakal Data 11,3 Juta Warga yang Tinggal di Jakarta

Jaga Keakuratan, Dukcapil DKI Bakal Data 11,3 Juta Warga yang Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Pengamat: Kaesang Lebih Berpotensi Menang di Pilkada Bekasi Ketimbang di Depok

Pengamat: Kaesang Lebih Berpotensi Menang di Pilkada Bekasi Ketimbang di Depok

Megapolitan
Polda Metro Pastikan Video Soal Tepung Dicampur Narkoba Hoaks

Polda Metro Pastikan Video Soal Tepung Dicampur Narkoba Hoaks

Megapolitan
BPBD DKI Siapkan Pompa 'Mobile' untuk Antisipasi Banjir Rob di Pesisir Jakarta

BPBD DKI Siapkan Pompa "Mobile" untuk Antisipasi Banjir Rob di Pesisir Jakarta

Megapolitan
Ini 9 Wilayah di Pesisir Jakarta yang Berpotensi Banjir Rob hingga 29 Mei 2024

Ini 9 Wilayah di Pesisir Jakarta yang Berpotensi Banjir Rob hingga 29 Mei 2024

Megapolitan
Komplotan Maling Gasak Rp 20 Juta dari Kios BRILink di Bekasi

Komplotan Maling Gasak Rp 20 Juta dari Kios BRILink di Bekasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com