Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tebet Eco Park Ditutup, Pakar Soroti Lahan Parkir dan Transportasi Publik

Kompas.com - 15/06/2022, 11:11 WIB
Larissa Huda

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menutup sementara ruang publik Tebet Eco Park di Jakarta Selatan. Penutupan ini dilakukan lantaran polemik kemacetan yang muncul sejak diresmikan pada 23 April lalu.

Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Pemprov DKI Jakarta memutuskan menutup Tebet Eco Park kurang lebih selama dua pekan, hingga akhir Juni 2022.

Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti Nirwono Yoga menyoroti antisipasi yang bisa disiapkan oleh Pemprov DKI saat hari libur tanggal merah atau pun libur nasional terhadap pengunjung Tebet Eco Park.

Baca juga: Saat Tebet Eco Park Ditutup Sementara akibat Parkir Liar dan Kemacetan...

"Perlu dipikirkan parkir alternatif, ketika pengunjung membludak seperti hari libur dan akhir pekan," tutur Nirwono kepada Kompas.com, Rabu (15/6/2022).

Menurut Nirwono, beberapa cara dapat dilakukan, salah satunya menjalin kerja sama dengan pemilik lahan sekitar area atau pun halaman parkir gedung perkantoran.

Selain itu, Nirwono mengatakan perlu ada penambahan moda transportasi umum menuju lokasi Tebet Eco Park. Menurut dia, perlu ada kerja sama antara Dinas Perhubungan dan PT Transjakarta untuk pembukaan rute tambahan.

"Rute tambahan bisa dibuka di halte terdekat untuk keliling atau loop Tebet Eco Park (TEP)," ujar Nirwono.

Selain itu, Nirwono mengusulkan perlu adanya zebra cross dekat jembatan kali. Hal ini untuk memfasilitasi penyebrang pengunjung taman untuk lanjut usia (lansia) dan penyandang disabilitas.

Baca juga: Anies Panggil Wali Kota Jaksel, Minta Masalah PKL dan Parkir Liar di Tebet Eco Park Dibereskan

Masalah kemacetan di taman yang baru saja dibuka itu pernah terekam Kompas.com pada Ahad (24/4/2022) sore, tepatnya sehari setelah peresmian taman.

Arus lalu lintas di Tebet Eco Park, khususnya di Tebet Raya Barat macet total disebabkan parkir liar kendaraan pengunjung taman.

Semula, penyebab kemacetan disebutkan karena animo masyarakat yang tinggi karena Tebet Eco Park merupakan tempat rekreasi baru di Jakarta. Sehingga, Dishub DKI Jakarta menambah kantong parkir.

Sampai dengan 14 Juni 2022, sudah disediakan 11 kantong parkir dengan kapasitas 570 kendaraan roda empat dan 4.400 kendaraan roda dua.

Menyediakan kantong parkir tidak lantas membuat masyarakat patuh dan tidak parkir di badan jalan. Parkir liar dan kemacetan masih terjadi di Tebet Eco Park hingga akhirnya ditutup.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Transaksi Judi Online Kecamatan Bogor Selatan Tertinggi, Perputaran Uang Rp 349 Miliar

Transaksi Judi Online Kecamatan Bogor Selatan Tertinggi, Perputaran Uang Rp 349 Miliar

Megapolitan
Ulah Jukir di Depan Masjid Istiqlal yang Berulang, Kini Palak “Tour Leader” Rp 300 Ribu dan Sopir Bus

Ulah Jukir di Depan Masjid Istiqlal yang Berulang, Kini Palak “Tour Leader” Rp 300 Ribu dan Sopir Bus

Megapolitan
Heru Budi Sebut Penjarah Aset Rusunawa Marunda Sudah Dihukum, Warga: Belum Ada Penangkapan

Heru Budi Sebut Penjarah Aset Rusunawa Marunda Sudah Dihukum, Warga: Belum Ada Penangkapan

Megapolitan
Dibakar Joki Tong Setan, Pemeran Tuyul Rumah Hantu Alami Luka Bakar 40 Persen

Dibakar Joki Tong Setan, Pemeran Tuyul Rumah Hantu Alami Luka Bakar 40 Persen

Megapolitan
Panitia PPDB Jakut Ingatkan Tak Ada Jalur Zonasi untuk Jenjang SMK

Panitia PPDB Jakut Ingatkan Tak Ada Jalur Zonasi untuk Jenjang SMK

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Ternyata Belum Laporkan Kasus Penjarahan, Masih Lengkapi Berkas

Pengelola Rusunawa Marunda Ternyata Belum Laporkan Kasus Penjarahan, Masih Lengkapi Berkas

Megapolitan
Akhirnya PKS Usung Anies dan Kader Sendiri pada Pilkada Jakarta 2024

Akhirnya PKS Usung Anies dan Kader Sendiri pada Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Pengalaman Buruk Rombongan Bandung Dikejar, Dipalak, dan Diancam Preman Jakarta Gara-gara Parkir

Pengalaman Buruk Rombongan Bandung Dikejar, Dipalak, dan Diancam Preman Jakarta Gara-gara Parkir

Megapolitan
Dapat Restu Maju Pilkada Bogor, Atang Trisnanto Kuatkan Tim Pemenangan

Dapat Restu Maju Pilkada Bogor, Atang Trisnanto Kuatkan Tim Pemenangan

Megapolitan
Berbagai Kendala Kartu Keluarga Saat PPDB Jalur Zonasi, Anak Baru Pindah KK Tak Terbaca Sistem

Berbagai Kendala Kartu Keluarga Saat PPDB Jalur Zonasi, Anak Baru Pindah KK Tak Terbaca Sistem

Megapolitan
Teganya 'Wedding Organizer' Tipu Calon Pengantin di Bogor, Tak Ada Dekorasi di Hari Resepsi

Teganya "Wedding Organizer" Tipu Calon Pengantin di Bogor, Tak Ada Dekorasi di Hari Resepsi

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 26 Juni 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 26 Juni 2024

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta Hari Ini 26 Juni 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta Hari Ini 26 Juni 2024

Megapolitan
Pemerintah Diminta Tunjuk Perumnas untuk Kelola Rumah Subsidi agar Tepat Sasaran

Pemerintah Diminta Tunjuk Perumnas untuk Kelola Rumah Subsidi agar Tepat Sasaran

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Rumah Subsidi Pemerintah di Jarah, Pengamat : Bank dan Pemilik Tak Peduli Nilai Bangunan | Calon Pengantin Ditipu WO

[POPULER JABODETABEK] Rumah Subsidi Pemerintah di Jarah, Pengamat : Bank dan Pemilik Tak Peduli Nilai Bangunan | Calon Pengantin Ditipu WO

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com