Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nonton Bareng "Keluarga Cemara 2", Bioskop Inklusif Ajak Industri Film Ramah Disabilitas

Kompas.com - 29/06/2022, 15:34 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Atmosfer berbeda dirasakan di salah satu studio layar lebar One Bellpark XXI, Cilandak, Jakarta Selatan, pada Minggu (24/6/2022) siang.

Sebanyak 100 orang yang terdiri dari penyandang disabilitas dan relawan mengikuti program Bioskop Inklusif yang diinisiasi Yayasan Matahatiku Berdaya Mandiri.

Bioskop Inklusif atau yang selama ini dikenal dengan bioskop "berbisik" mengajak peserta dan relawan untuk nonton bareng film Keluarga Cemara 2.

Setiap peserta disabilitas didampingi oleh setidaknya seorang relawan dengan kemampuan berbeda yang akan membantu "menonton" film.

Baca juga: 5 Alasan Wajib Nonton Keluarga Cemara 2, Kaya Akan Pesan Moral

Untuk peserta tunanetra, mereka didampingi oleh relawan bisik yang akan membantu membisikkan jalan cerita hingga dialog yang terjadi dalam film. Sementara peserta tuli didampingi juru bahasa isyarat yang akan menerjemahkan isi film melalui bahasa isyarat.

Adapun peserta tunadaksa didampingi relawan fisik yang akan membantu masuk dan keluar bioskop. Untuk tunakesehatan mental didampingi oleh orang terdekat atau keluarga masing-masing.

Pendiri dan Ketua Yayasan Matahatiku Berdaya Mandiri Amin Shabana mengatakan, Bioskop Inklusif merupakan program yang memberikan ruang kebebasan berekspresi kelompok lintas disabilitas dalam menikmati karya film yang selama ini masih sangat sulit diakses.

"Bioskop Inklusif memberikan kesempatan yang sama kepada kelompok disabilitas merasakan atmosfer menonton film di bioskop," kata Amin dalam keterangannya yang dikutip pada Rabu (29/6/2022).

Baca juga: Sinopsis Film Keluarga Cemara 2, Konflik Anak Tengah yang Kurang Dapat Perhatian

Amin menyatakan bahwa program juga menjadi langkah advokasi agar industri perfilman nasional lebih inklusif kepada kelompok disabilitas.

"Semua pemangku kepentingan mulai dari sineas, ekshibitor, production house, distibutor film, dan pemerintah semestinya menyediakan keadilan dan kesempatan yang sama bagi kelompok disabilitas mengakses suatu karya film, khususnya film nasional," ungkap dia.

Amin meminta mitra sineas dan rumah produksi mulai membuat film yang dilengkapi dengan audio description atau deskripsi suara.

“Kelengkapan audio description ini menggambarkan narasi-narasi adegan film yang tidak memiliki dialog. Sementara bagi tunatuli, sebaiknya memasukkan subtitle bahasa Indonesia pada setiap dialog dalam film. Sementara bagi tunadaksa dan mental, kehadiran relawan pendamping menjadi sangat vital sejak awal film," ujar Amin.

Selain menonton bersama film Keluarga Cemara 2, program serupa telah digelar dengan menonton film KKN di Desa Penari pada bulan lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com